TEMBOK YA'JUJ MA'JUJ | DAJJAL | YA’JUJ DAN MA’JUJ | al jassasah | wasiat ali bin abi thalib kepada hasan | hilal awal bulan romadhon | bid'ah maulid | bid'ah tahlilan

Minggu, 09 Februari 2014

Fatwa sayyid Abdur Rahman bin Musthofa Al Idrus

Fatwa sayyid Abdur-Rahman bin Musthofa Al-Idrus 
Al-Allamah sayyid Abdurrohman bin musthofa Al-Idrus ( tinggal di mesir ), menyatakan (dalam penjelasan Beliau tentang sholawatnya sayyid Ahmad Al-Badawi. 
Komentar ini di tulis dalam kitab yang berjudul ”Miraatu Al-Syumus fi manaqibi Aali Al-Idrus “): 
bahwa di akhir zaman nanti, ketika sudah tidak di temukan seorang murobbi (Mursyid) yang memenuhi syarat, tidak ada satu pun amalan yang bisa mengantarkan seseorang wushul (ma’rifat) kepada Allah kecuali bacaan Sholawat kepada Nabi SAW, baik dalam keadaan tidur maupun terjaga. 
Kemudian setiap amalan itu mungkin di terima dan mungkin juga di tolak kecuali bacaan sholawat kepada Nabi SAW yang pasti di terima, karena memuliakan kepada Nabi Sayyid Abdur Rohman meriwayatkan keterangan tersebut berdasarkan kesepakatan ulama’. Ketahuilah sesungguhnya para ulama’ telah sepakat atas diwajibkannya 
membaca “Sholawat dan Salam” untuk Baginda Nabi SAW. Kemudian mereka berselisih pendapat mengenai “kapan” kewajiban itu harus dilaksanakan?. 
Menurut Imam Malik, cukup sekali dalam seumur. Menurut Asy-Syafi’i, wajib dibaca pada tasyahud akhir dalam sholat fardhu. Menurut ulama’ lainnya, wajib dibaca satu kali dalam setiap majlis. Ada juga ulama’ yang berpendapat, wajib dibaca setiap kali mendengar nama nabi disebut. Dan ada juga yang mengatakan wajib untuk memperbanyak sholawat, tanpa di batasi bilangan tertentu. 
Secara umum, membaca sholawat kepada nabi, merupakan hal yang agung dan keutamaannya pun sangat banyak. Membaca sholawat, merupakan bentuk ibadah, yang paling utama dan paling besar pahalanya. Sampai-sampai sebagian kaum “arifin”, mengatakan : 
“sungguhnya sholawat itu, bisa mengantarkan pengamalnya untuk ma’rifat kepada Allah, meskipun tanpa guru spiritual ( mursyid )” . Karena guru dan sanadnya, langsung melalui Nabi. Ingat ! setiap sholawat yang dibaca seseorang selalu diperlihatkan kepada beliau dan beliau membalasnya dengan do’a yang serupa ( artinya nabi tahu siapa saja yang membaca sholawat kepada beliau dan nabi menjawab sholawat dengan do’a yang serupa kepada pembacanya tadi ). 
Hal ini berbeda dengan dzikir-dzikir ( selain sholawat ) yang harus melalui bimbingan guru spiritual/mursyid, yang sudah mencapai maqom ma’rifat. Jika tidak demikian, maka akan dimasuki syaithon, dan pengamalnya tidak akan mendapat manfaat apapun”. 
( Hasyisyah Ash-Showi ‘la Al-Jalalain, Hal :287,Juz III, Toha Putra ) 
KEUTAMAAN SHOLAWAT 
Berikut beberapa keutamaan shalawat dan hal-hal yang berkenaan dengannya yang di kutip dari Kitab Nashaihud Diniyyah Wal Washayal Imaniyah, Karya Al Habib Abdullah Bin Alawi Al Haddad, seorang ulama besar abad 17. 
Shalawat untuk Rasulullah SAW memiliki keutamaan yang besar dan menghasilkan manfaat yang banyak di dunia dan akhirat bagi orang-orang yang banyak mengucapkannya. Allah Ta’ala dalam Firman Nya yang maksudnya, 
“Sesungguhnya Allah dan para malaikat-Nya bershalawat untuk Nabi. Hai orang-orang yang beriman, bershalawatlah kamu untuk Nabi dan ucapkanlah penghormatan kepadanya”. [Al Ahzab:56] 
Cukuplah bagimu apa yang di sebutkan Allah SWT di atas sebagai penghormatan dan pengagungan bagi Nabi Nya serta dorongan bagi para hamba Nya yang mu’min untuk mengucapkan shalawat dan salam baginya. 
Nabi Muhammad SAW Bersabda “Barangsiapa bershalawat untukku sekali, maka Allah Bershalawat untuknya 10 kali.” 
Seorang alim berkata, “Andaikata Allah bershalawat untuk hamba sepanjang umurnya sekali, niscaya hal itu telah cukup baginya sebagai kehormatan dan kemuliaan.” 
Maka bagaimana dengan 10 shalawat untuk setiap shalawat yang di ucapkan muslim untuk Nabinya? Maka Segala Puji bagi Allah atas karunia Nya yang banyak dan pemberian Nya yang besar. 
Rasulullah SAW bersabda, “Barangsiapa bershalawat untukku sekali, maka Allah bershalawat untuknya 10 kali, dan mengangkat baginya 10 derajat, menulis baginya 10 kebaikan dan menghapus darinya 10 kesalahan.” 
Nabi SAW juga bersabda “Orang yang paling banyak mendapat perhatianku pada hari kiamat ialah orang yang paling banyak shalawatnya untukku”. 
Nabi SAW bersabda “Barangsiapa mengucapkan; ‘ Allahumma Shalli ‘Alaa Muhammad Wa Anzilhu al-Maq’adal Muqarrab ‘indaka Yaumal Qiyaamah.’ (Ya Allah bershalawatlah untuk Muhammad dan tempatkan dia di tempat yang dekat di sisi Mu pada hari kiamat), maka Wajiblah ia mendapat syafa’atku”. 
Dalam sabdanya SAW,”Barangsiapa mengucapkan, Jazallahu ‘Anna Muhammad Maa Huwa Ahluhu (Semoga Allah membalas jasa Muhammad terhadap kami sebagaimana mestinya), maka ia pun telah memayahkan 70 malaikat menulis selama 1000 pagi” 
Rasulullah SAW bersabda “Bershalawatlah kalian untukku di mana pun kalian berada, karena shalawatmu sampai kepadaku.” 
Di riwayakan bahwa Allah mempunyai Malaikat-malaikat yang berkeliling bumi menyampaikan kepada Nabi SAW, Shalawat dari ummatnya yang bershalawat untuknya. 
Diriwayatkan pula bahwa tidaklah seorang dari ummatnya memberi salam kepadanya, melainkan Allah mengembalikan ruhnya yang mulia kepadanya hingga menjawab salamnya. Telah di riwayatkan pula jawaban yang berlipat atas siapa yang memberi salam Kepada nya SAW. 
Nabi SAW bersabda, “Telah menjadi hina orang yang namaku di sebut di dekatnya, namun ia tidak bershalawat untukku” 
Rasul SAW bersabda, “Barangsiapa yang aku di sebut di dekatnya, namun tidak mengucapkan shalawat untukku, ia pun telah menyimpang dari jalan syurga” 
Nabi SAW bersabda, “Perbanyaklah mengucapkan shalawat untukku pada hari jum’at, karena shalawat untukku di tunjukkan kepadaku pada setiap Jum’at. Maka yang terdekat di antara mereka kedudukannya dariku pada hari kiamat ialah yang paling banyak bershalawat kepada ku”. 
Nabi SAW juga bersabda, “Bershalawatlah kalian untukku pada malam yang cemerlang dan hari yang indah.” Yakni, malam Jum’at dan siangnya. 
Oleh karena itu setiap mu’min patut memperbanyak shalawat untuk Rasul SAW dalam seluruh waktunya dan pada malam Jum’at dan siangnya secara khusus. Hendaklah ia menggabungkan salam dengan shalawat untuknya. Allah telah menyuruh mengucapkan keduanya bersama-sama. 
Di sebutkan dalam hadits dari Allah Ta’ala bahwa Dia berkata kepada Nabi SAW, “Barangsiapa bershalawat untukmu, Aku pun bershalawat untuknya. Dan siapa mengucapkan salam untukmu, Aku pun mengucapakan salam untuknya”. 
Barangsiapa mengucapkan shalawat dan salam untuk Nabi SAW, hendaknya ia ucapkan shalawat dan salam untuk keluarga Nabi SAW sesudahnya, karena Beliau SAW menyukai hal itu bagi mereka. Telah di riwayatkan banyak hadits mengenai hal itu. Disebutkan dalam suatu atsar bahwa shalawat yang di dalamnya tidak terdapat shalawat untuk keluarga Nabi Muhammad SAW maka shalawat tersebut di namakan shalawat yang buntung. Wallahu A’laam.. 
Di sarikan dari terjemahan Kitab Nashaihud Diniyyah Wal Washayal Imaniyyal. Sayyid Zaid Husain Al Hamid. Diterbitkan oleh Mutiara Ilmu Surabaya. Cetakan Pertama, Shafar 1423 H. 
SELALU MEMBACA SHOLAWAT 
Rasulullah SAW pernah bersabda, 
“Barangsiapa yang bershalawat kepadaku satu kali, maka Allah akan memberinya rahmat kepadanya sepuluh kali.” 
Hujjatul Islam Imam Al-Ghazali ra di dalam kitabnya, Ihya, mengemukakan hadis dari Abdul Wahid bin Zaid yang menuturkan sebagai berikut. 
Pada suatu hari, saya bersama seorang teman keluar meninggalkan rumah untuk suatu keperluan. teman saya tidak henti-hentinya mengucapkan shalawat, baik di saat sedang berdiri, duduk, bergerak maupun diam. Ketika kutanyakan hal itu kepadanya, ia menjawab : 
Anda saya beritahu soal itu. Dahulu saya bersama ayah pergi ke Makkah untuk pertama kali. Dalam perjalanan berangkat saya ketiduran di suatu tempat. Dalam mimpi saya melihat seorang datang mendekatiku, lalu berkata, 
“Bangunlah. Allah telah mewafatkan ayahmu dalam keadaan wajahnya kehitam-hitaman!” 
Saya bangun dalam keadaan takut dan bingung. Ayah kuhampiri dan kubuka kain penutup mukanya. Ternyata benar, ia telah menjadi mayit dan wajahnya tampak kehitam-hitaman. Saya sungguh ketakutan sekali. Beberapa saat kemudian, dalam keadaan bingung dan sedih, saya tertidur kembali. 
Kali ini saya mimpi lagi melihat empat orang lelaki berkulit hitam, masing-masing memegang tongkat besi. Tiba-tiba datang seorang lelaki berwajah rupawan berpakaian warna hijau. Kepada orang-orang yang berkulit hitam itu ia berkata, 
“Menyingkirlah kalian semua!.” 
Lelaki rupawan itu lalu mengusap-usap muka ayahku dengan tangannya. Lalu mendekatiku seraya berkata,
“Hai, bangunlah. Allah telah memutihkan muka ayahmu.” 
Aku bertanya, 
“Anda siapa?.” 
Ia menjawab, 
“Aku Muhammad.” 
Ketika bangun, saya segera menghampiri ayah dan kubuka kain penutup mukanya, dan ternyata wajahnya tampak keputih-putihan. Sejak itu saya tidak pernah meninggalkan shalawat kepada Rasulullah. 
[Disarikan dari Mutiara Zikir & Doa, Al-Habib Alwi bin Ahmad Alhaddad, hal. 111, cetakan I, penerbit Pustaka Hidayah]

Sabtu, 08 Februari 2014

Ciri Ciri Wahabi

Mohon disebarkan

Ciri Ciri Wahabi
AQIDAH
1. Membagi Tauhid menjadi 3 bagian yaitu:
(a). Tauhid Rububiyyah: Dengan tauhid ini, mereka mengatakan bahwa kaum
musyrik Mekah dan orang- orang kafir juga mempunyai tauhid.
(b). Tauhid Uluhiyyah: Dengan tauhid ini, mereka menafikan tauhid umat Islam yang bertawassul, beristigathah dan bertabarruk sedangkan ketiga-tiga perkara tersebut diterima oleh jumhur ulama‟ Islam khasnya ulama‟ empat Imam madzhab.
(c.) Tauhid Asma’ dan Sifat: Tauhid versi mereka ini bisa menjerumuskan umat islam ke lembah tashbih dan tajsim kepada Alloh Subhanahu wa Ta’ala seperti: Menterjemahkan istiwa’ sebagai bersemayam/
bersila Merterjemahkan yad sebagai tangan Menterjemahkan wajh sebagai muka Menisbahkan jihah (arah)kepada Allah (arah atas –jihah ulya) Menterjemah janb sebagai lambung/rusuk Menterjemah nuzul sebagai turun dengan dzat Menterjemah saq sebagai betis Menterjemah ashabi’
sebagai jari-jari, dll Menyatakan bahawa Allah SWT mempunyai “surah” atau rupa Menambah bi dzatihi haqiqatan [dengan dzat secara hakikat] di akhir setiap ayat-ayat mutashabihat
2. Memahami ayat-ayat
mutashabihat secara zhahir tanpa
penjelasan terperinci dari ulama-
ulama yang mu’tabar
3. Menolak asy-Sya’irah dan al-
Maturidiyah yang merupakan
ulama’ Islam dalam perkara
Aqidah yang diikuti mayoritas
umat islam
4. Sering mengkrititik asy-
Sya’irah bahkan sehingga
mengkafirkan asy-Sya’irah.
5. Menyamakan asy-Sya’irah
dengan Mu’tazilah dan Jahmiyyah
atau Mu’aththilah dalam perkara
mutashabihat.
6. Menolak dan menganggap
tauhid sifat 20 sebagai satu
konsep yang
bersumberkanfalsafah Yunani dan
Greek.
7. Berselindung di sebalik mazhab
Salaf.
8. Golongan mereka ini dikenal
sebagai al-Hasyawiyyah, al-
Musyabbihah, al-
Mujassimah atau al-Jahwiyyah
dikalangan ulama’ Ahli Sunnah
wal Jama’ah.
9. Sering menuduh bahwa Abu
Hasan Al-Asy’ari telah kembali ke
mazhab Salaf setelah bertaubat
dari mazhab asy-Sya’irah.
Menuduh ulama’ asy-Sya’irah
tidak betul-betul memahami
faham Abu Hasan Al-Asy’ari.
10. Menolak ta’wil dalam bab
Mutashabihat.
11. Sering menuduh bahwa
mayoritas umat Islam telah jatuh
kepada perbuatan syirik.
12. Menuduh bahwa amalan
memuliakan Rasulullah Shollallohu
‘alaihi wa sallam [membaca
maulid dll] membawa kepada
perbuatan syirik.
13. Tidak mengambil pelajaran
sejarah para anbiya’, ulama’ dan
sholihin dengan
dalih menghindari syirik.
14. Pemahaman yang salah
tentang makna syirik, sehingga
mudah menghukumi orang
sebagai pelaku syirik.
15. Menolak tawassul, tabarruk
dan istighathah dengan para
anbiya’ serta sholihin.
16. Mengganggap tawassul,
tabarruk dan istighathah sebagai
cabang-cabang syirik.
17. Memandang remeh karamah
para wali [auliya’].
18. Menyatakan bahwa ibu bapa
dan datuk Rasulullah Shollallohu
‘alaihi wa sallam tidak selamat
dari adzab api neraka.
19. Mengharamkan mengucap
“radhiallahu ‘anha” untuk ibu
Rosulullah Shollallohu ‘alaihi wa
sallam, Sayyidatuna Aminah.
SIKAP
1. Sering membid’ahkan amalan
umat Islam bahkan sampai ke
tahap mengkafirkan
mereka.
2. Mengganggap diri sebagai
mujtahid atau berlagak sepertinya
(walaupun tidak layak).
3. Sering mengambil hukum
secara langsung dari al-Qur’an
dan hadits (walaupun tidak
layak).
4. Sering memtertawakan dan
meremehkan ulama’ pondok dan
golongan agama yang lain.
5. Ayat-ayat al-Qur’an dan Hadits
yang ditujukan kepada orang kafir
sering ditafsir ke atas orang Islam.
6. Memaksa orang lain berpegang
dengan pendapat mereka
walaupun pendapat itu syaz
(janggal).
HADITS
1. Menolak beramal dengan hadis
dho’if.
2. Penilaian hadits yang tidak
sama dengan penilaian ulama’
hadits yang lain.
3. Mengagungkan Nasiruddin al-
Albani di dalam bidang ini
[walaupun beliau tidak
mempunyai sanad bagi
menyatakan siapakah guru-guru
beliau dalam bidang hadits.
[Bahkan mayoritas muslim
mengetahui bahwa beliau tidak
mempunyai guru dalam bidang
hadits dan diketahui bahawa
beliau belajar hadits secara sendiri
dan ilmu jarh dan ta’dil beliau
adalah mengikut Imam al-
Dhahabi].
4. Sering menganggap hadits
dho’if sebagai hadits
mawdhu’ [mereka
mengumpulkan hadits dho’if dan
palsu di dalam satu kitab atau
bab seolah-olah kedua-dua
kategori hadits tersebut adalah
sama]
5. Pembahasan hanya kepada
sanad dan matan hadits, dan
bukan pada makna hadits. Oleh
karena itu, pebedaan
pemahaman ulama’ [syawahid]
dikesampingkan.
QUR’AN
1. Menganggap tajwid sebagai
ilmu yang menyusahkan dan
tidak perlu (Sebagian Wahabi
indonesia yang jahil)
FIQH
1. Menolak mengikuti madzhab
imam-imam yang empat; pada
hakikatnya
mereka bermadzhab “TANPA
MADZHAB”
2. Mencampuradukkan amalan
empat mazhab dan pendapat-
pendapat lain sehingga
membawa kepada talfiq
[mengambil yang disukai] haram
3. Memandang amalan bertaqlid
sebagai bid’ah; mereka
mengklaim dirinya berittiba’
4. Sering mengungkit dan
mempermasalahkan soal-soal
khilafiyyah
5. Sering menggunakan dakwaan
ijma’ ulama dalam masalah
khilafiyyah
6. Menganggap apa yang mereka
amalkan adalah sunnah dan
pendapat pihak lain adalah Bid’ah
7. Sering menuduh orang yang
bermadzhab sebagai ta’assub
[fanatik] mazhab
8. Salah faham makna bid‟ah
yang menyebabkan mereka
mudah membid‟ahkan orang lain
9. Mempromosikan madzhab fiqh
baru yang dinamakan sebagai
Fiqh al-Taysir, Fiqh al-Dalil, Fiqh
Musoffa, dll [yang jelas keluar
daripada fiqh empat mazhab]
10. Sering mewar-warkan agar
hukum ahkam fiqh
dipermudahkan dengan
menggunakan hadis “Yassiru wa
la tu’assiru, farrihu wa la
tunaffiru”
11. Sering mengatakan bahwa
fiqh empat madzhab telah
ketinggalan zaman
NAJIS
1. Sebagian mereka sering
mempermasalahkan dalil akan
kedudukan babi sebagai najis
mughallazhah
2. Menyatakan bahwa bulu babi
itu tidak najis karena tidak ada
darah yang mengalir.
WUDHU’
1. Tidak menerima konsep air
musta’mal
2. Bersentuhan lelaki dan
perempuan tidak membatalkan
wudhu’
3. Membasuh kedua belah telinga
dengan air basuhan rambut dan
tidak dengan air yang baru.
ADZAN
1. Adzan Juma’at sekali; adzan
kedua ditolak
SHALAT
1. Mempromosikan “Sifat Shalat
Nabi Shollallohu ‘alaihi wa sallam‟,
dengan alasan kononnya shalat
berdasarkan fiqh madzhab adalah
bukan sifat shalat Nabi yang
benar
2. Menganggap melafazhkan
kalimat “usholli” sebagai bid’ah.
3. Berdiri dengan kedua kaki
mengangkang.
4. Tidak membaca “Basmalah‟
secara jahar.
5. Menggangkat tangan sewaktu
takbir sejajar bahu atau di depan
dada.
6. Meletakkan tangan di atas
dada sewaktu qiyam.
7. Menganggap perbedaan antara
lelaki dan perempuan dalam
shalat sebagai perkara bid‟ah
(sebagian Wahabiyyah Indonesia
yang jahil).
8. Menganggap qunut Subuh
sebagai bid’ah.
9. Menggangap penambahan “wa
bihamdihi” pada tasbih ruku’ dan
sujud adalah bid’ah.
10. Menganggap mengusap
muka selepas shalat sebagai
bid’ah.
11. Shalat tarawih hanya 8
rakaat; mereka juga mengatakan
shalat tarawih itu
sebenarnya adalah shalat malam
(shalatul-lail) seperti pada malam-
malam lainnya
12. Dzikir jahr di antara rakaat-
rakaat shalat tarawih dianggap
bid’ah.
13. Tidak ada qadha’ bagi shalat
yang sengaja ditinggalkan.
14. Menganggap amalan
bersalaman selepas shalat adalah
bid’ah.
15. Menggangap lafazh sayyidina
(taswid) dalam shalat sebagai
bid’ah.
16. Menggerak-gerakkan jari
sewaktu tasyahud awal dan akhir.
17. Boleh jama’ dan qashar
walaupun kurang dari dua
marhalah.
18. Memakai sarung atau celana
setengah betis untuk
menghindari isbal.
19. Menolak shalat sunnat
qabliyyah sebelum Juma’at
20. Menjama’ shalat sepanjang
semester pengajian, karena
mereka berada di landasan
Fisabilillah
DO’A, DZIKIR DAN BACAAN AL-
QUR’AN
1. Menggangap do’a berjama’ah
selepas shalat sebagai bid’ah.
2. Menganggap dzikir dan wirid
berjama’ah sebagai bid’ah.
3. Mengatakan bahwa membaca
“Sodaqallahul ‘azhim” selepas
bacaan al-Qur’an adalah Bid’ah.
4. Menyatakan bahwa do’a, dzikir
dan shalawat yang tidak ada
dalam al-Qur’an dan Hadits
sebagai bid’ah. Sebagai contoh
mereka menolak Dala’il al-Khairat,
Shalawat al-Syifa‟, al-Munjiyah, al-
Fatih, Nur al-Anwar, al-Taj, dll.
5. Menganggap amalan bacaan
Yasin pada malam Jum’at sebagai
bid’ah yang haram.
6. Mengatakan bahwa sedekah
atau pahala tidak sampai kepada
orang yang telah wafat.
7. Mengganggap penggunaan
tasbih adalah bid’ah.
8. Mengganggap zikir dengan
bilangan tertentu seperti 1000
(seribu), 10,000 (sepuluh ribu),
dll sebagai bid’ah.
9. Menolak amalan ruqiyyah
syar’iyah dalam pengobatan Islam
seperti wafa‟, azimat, dll.
10. Menolak dzikir isim mufrad:
Allah Allah.
11. Melihat bacaan Yasin pada
malam nisfu Sya’ban sebagai
bid’ah yang haram.
12. Sering menafikan dan
memperselisihkan keistimewaan
bulan Rajab dan Sya’ban.
13. Sering mengkritik keutamaan
malam Nisfu Sya’ban.
14. Mengangkat tangan sewaktu
berdoa’ adalah bid’ah.
15. Mempermasalahkan
kedudukan shalat sunat tasbih.
PENGURUSAN JENAZAH DAN
KUBUR
1. Menganggap amalan
menziarahi maqam Rasulullah
Shallallahu ‘alaihi wa sallam, para
anbiya’, awliya’, ulama’ dan
sholihin sebagai bid’ah dan shalat
tidak boleh dijama’ atau qasar
dalam ziarah seperti ini.
2. Mengharamkan wanita
menziarahi kubur.
3. Menganggap talqin sebagai
bid’ah.
4. Mengganggap amalan tahlil
dan bacaan Yasin bagi kenduri
arwah sebagai bid’ah yang
haram.
5. Tidak membaca do’a selepas
shalat jenazah.
6. Sebagian ulama’ mereka
menyeru agar Maqam Rasulullah
Shallallahu ‘alaihi wa sallam
dikeluarkan dari masjid nabawi
atas alasan menjauhkan umat
Islam dari syirik
7. Menganggap kubur yang
bersebelahan dengan masjid
adalah bid’ah yang haram
8. Do’a dan bacaan al-Quran di
perkuburan dianggap sebagai
bid’ah.
MUNAKAHAT [PERNIKAHAN]
1. Talak tiga (3) dalam satu majlis
adalah talak satu (1)
MAJLIS SAMBUTAN BERAMAI-
RAMAI
1. Menolak peringatan Maulid
Nabi; bahkan menyamakan
sambutan Mawlid Nabi dengan
perayaan kristen bagi Nabi Isa as.
2. Menolak amalan marhaban
para habaib
3. Menolak amalan barzanji.
4. Berdiri ketika bacaan maulid
adalah bid’ah
5. Menolak peringatan Isra’ Mi’raj,
dll.
HAJI DAN UMRAH
1. Mencoba untuk memindahkan
“Maqam Ibrahim as.” namun
usaha tersebut telah digagalkan
oleh al-Marhum Sheikh Mutawalli
Sha’rawi saat beliau menemuhi
Raja Faisal ketika itu.
2. Menghilangkan tanda telaga
zam-zam
3. Mengubah tempat sa’i di
antara Sofa dan Marwah yang
mendapat tentangan ulama’
Islam dari seluruh dunia
PEMBELAJARAN DAN
PENGAJARAN
1. Maraknya para professional
yang bertitle LC menjadi “ustadz-
ustadz‟ mereka (di Indonesia)
2. Ulama-ulama yang sering
menjadi rujukan mereka adalah:
a. Ibnu Taymiyyah al-
Harrani
b. Ibnu Qayyim al-
Jauziyyah
c. Muhammad bin Abdul
Wahhab
d. Sheihk Abdul Aziz bin
Baz
e. Nasiruddin al-Albani
f. Sheikh Sholeh al-
Utsaimin
g. Sheikh Sholeh al-Fawzan
h. Adz-Dzahabi dll.
3. Sering mendakwahkan untuk
kembali kepada al-Qura’an dan
Hadits (tanpa menyebut para
ulama’, sedangkan al-Qura’n dan
Hadits sampai kepada umat Islam
melalui para ulama’ dan para
ulama’ juga lah yang memelihara
dan menjabarkan kandungan al-
Qur’an dan Hadits untuk umat
ini)
4. Sering mengkritik Imam al-
Ghazali dan kitab “Ihya’
Ulumuddin”
PENGKHIANATAN MEREKA
KEPADA UMAT ISLAM
1. Bersekutu dengan Inggris
dalam menjatuhkan kerajaan
Islam Turki Utsmaniyyah
2. Melakukan perubahan kepada
kitab-kitab ulama’ yang tidak
sehaluan dengan mereka
3. Banyak ulama’ dan umat Islam
dibunuh sewaktu kebangkitan
mereka di timur tengah
4. Memusnahkan sebagian besar
peninggalan sejarah Islam seperti
tempat lahir Rasulullah Shallallahu
‘alaihi wa sallam, meratakan
maqam al-Baqi’ dan al-Ma’la
[makam para isteri Rasulullah
Shallallahu ‘alaihi wa sallam di
Baqi’, Madinah dan Ma’la, Mekah],
tempat lahir Sayyiduna Abu Bakar
dll, dengan hujjah tempat
tersebut bisa membawa kepada
syirik.
5. Di Indonesia, sebagian mereka
dalu dikenali sebagai Kaum Muda
atau Mudah [karena hukum fiqh
mereka yang mudah, ia
merupakan bentuk ketaatan
bercampur dengan kehendak
hawa nafsu].
TASAWWUF DAN THARIQAT
1. Sering mengkritik aliran
Sufisme dan kitab-kitab sufi yang
mu’tabar
2. Sufiyyah dianggap sebagai
kesamaan dengan ajaran Budha
dan Nasrani
3. Tidak dapat membedakan
antara amalan sufi yang benar
dan amalan bathiniyyah yang
sesat.
Wallahu a’lam bish-Showab wal
hadi ila sabilil haq.

Kelahiran Baginda Nabi Muhammad Saw

"DetikDetik Kelahiran Baginda Nabi Muhammad Saw"
Al-Imam Syihabuddin Ahmad bin Hajar Al-Haitami Asy-
Syafi'i di kitabnya An-Ni'matul Kubraa 'Alal 'Aalam hal 61
telah menyebutkan;
Bahwa sesungguhnya pda bulan kesembilan kehamilan
Sayyidah Aminah (bulan Rabi'ul Awwal), saat hari-hari
kelahiran Baginda Nabi Muhammad sudah semakin
dekat, Allah Swt semakin melimpahkan berbagai macam
anugrahnya kpda Sayyidah Aminah, mulai mlm tgl satu
hingga mlm tgl 12 Bulan Rabi'ul Awwal mlm kelahiran
Baginda Rasulullah Saw;
* Pda mlm tgl 1 Allah Swt melimpahkan segala
kedamian dn ketentraman yg luar biasa kpda Sayyidah
Aminah, sehingga Beliau merasakan ketenangan dn
kesejukan jiwa yg blm prnah dirasakan sblmnya.
* Pada mlm tgl 2 datng seruan berita gmbira kpdanya
bahwa sebentar lg dirinya akan mndapati anugrah
agung yg luar biasa dri Allah Swt.
* Pada mlm tgl 3 datng seruan mmanggil kpdanya...
"Wahai Aminah, sudah dekat saatnya Engkau akan
melahirkan Nabi Agung Rasulullah Muhammad Saw yg
senantiasa memuji dn bersyukur kpda Allah Swt".
* Pada mlm tgl 4 Sayyidah Aminah mendengar
beraneka ragam tasbih para malaikat secara nyata dn
sangat jelas sekali.
* Pada mlm tgl 5 Sayyidah Aminah mimpi bertemu
dengan Nabiyyullah Ibrahim AS Khalilullah.
* Pada mlm tgl 6 Sayyidah Aminah melihat cahaya
Rasulullah Saw memenuhi segala penjuru alam
semesta.
* Pada mlm tgl 7 Sayyidah Aminah melihat para malaikat
silih berganti saling berdatangan mengunjungi
kediamannya mmbawa kabar berita, sehingga
kebahagiaan dn kedamaiannya semakin memuncak.
* Pada mlm tgl 8 Sayyidah Aminah mendengar seruan
memanggil dimana-mana, suara tersebut sangat jelas
mengumandangkan... "Berbahagialah wahai seluruh
penghuni alam semesta, telah dekat saat kelahiran Nabi
Agung Kekasih Allah Swt Pencipta alam semesta.."
* Pada mlm tgl 9 Allah Swt semakin mengucurkan
limpahan Belas Kasih Sayangnya kpda Sayyidah
Aminah, sehingga tdk ada sedikitpun rasa sedih,susah
atau sakit dlm diri dn jiwa Sayyidah Aminah.
* Pada mlm tgl 10 Sayyidah Aminah melihat tanah Khoif
dn Mina ikut bergembira ria menyambut kelahiran
Baginda Nabi Muhammad Saw.
* Pada mlm tgl 11 Sayyidah Aminah melihat seluruh
penghuni langit dn bumi ikut bersuka cita menyongsong
kelahiran Nabi Besar Muhammad Saw.
* Maka, pada mlm 12 Bulan Rabi'ul Awwal, langit dlm
keadaan cerah tanpa ad mendung sedikitpun, saat itu
Sayyid Abdul Muthalib sedang bermunajat kpda Allah
Swt di sekitar Ka'bah, dn Sayyidah Aminah sendirian di
rumah, tanpa ad seorangpun yg menemaninya, tiba-tiba
Beliau Sayyidah Aminah melihat tiang rumahnya
terbelah, dn perlahan-lahan muncul 4 wanita yg sangat
anggun nan cantik jelita dan diliputi cahaya yg
memancar berkemilauan serta semermbak harum
wewangian memenuhi seluruh ruangan. Tiba-tiba
wanita pertama datng dn berkata kpda Sayyidah
Aminah; ... "Sungguh, berbahagialah engkau wahi
Aminah. Tdk ada di dunia ini wanita yg mendapati
kemuliaan dn keberuntungan seperti engkau. Sebentar
lg engkau akan melahirkan Baginda Nabi Muhammad
Saw. Kenalilah olehmu sesungguhnya aku ini adalah
Hawwa' Ibunda seluruh umat manusia... Kemudian Ibu
Hawwa' duduk di samping kanan Sayyidah Aminah. Dn
mendekat lg wanita yg kedua kpda Sayyidah Aminah
untk menyampikan kbr gembira kpdanya; Sungguh,
berbahagialah engkau wahi Aminah. Tdk ada di dunia
ini wanita yg mendapati kemuliaan dn keberuntungan
sperti engkau. Sebentar lg engkau akan melahirkan
Baginda Nabi Muhammad Saw, seorang Nabi Agung yg
dianugrahi Allah Swt kesucian yg sempurna pda diri dn
kepribadiannya. Nabi Agung yg ilmunya sebagi sumber
seluruh ilmunya para Nabi dn para kekasihnya Allah
Swt. Nabi Agung yg cahayanya meliputi seluruh alam.
Dn ketahuilah olehmu wahi Aminah, sesungguhnya aku
ini adalah Sarah istri Nabiyyullah Ibrahim As, aku
diperintahkan Allah Swt untuk menemanimu." Kemudian
Sayyidah Sarah duduk di sebelah kiri Sayyidah Aminah.
Maka, wanita ketigapun kemudian mendekat dn
menyampaikan berita gembira kpdanya; Sungguh,
berbahagialah engkau wahai Aminah. Tdk ada di dunia
ini wanita yg mendapati kemuliaan dn keberuntungan
seperti engkau. Sebntar lg engkau akan melahirkan
Baginda Nabi Muhammad Saw Kekasih Allah Swt yg
paling agung, dan insan sempurna yg paling utama
mendapati pujian dari Allah Swt dn dari seluruh
makhluk-Nya. Perlu engkau ketahui sesungguhnya aku
adalah Asiyah binti Muzahim yg diperintahkan Allah Swt
untk menemanimu". Kemudian sayyidah Asiyah binti
Muzahim tersbut duduk di belakang Sayyidah Aminah.
Sejenak Sayyidah Aminah semakin kagum, karena
wanita yg ke empat adalah lebih anggun berwibawa dn
memiliki kecantikan luar biasa. Kemudian mendekat
kpda Sayyidah Aminah untk menyampaikan kabar
gmbira;..."Sungguh, berbahagialah engkau wahai
Aminah. Tdk ada di dunia ini wanita yg mendapati
kemuliaan dn keberuntungan seprti engkau. Sebentar lg
engkau akan melahirkan Nabi Agung Baginda Nabi
Muhammad Saw yg dianugrahi Allah Swt berbagi
macam mukjizat yg sangat agung dn sangat luar biasa,
Beliaulah jungjungan seluruh penghuni langit dn bumi,
hanya untuk Beliau semata segala bentuk Sholawat
(Rahmat Ta'dhim) Allah Swt dn Salam Sejahtera-Nya yg
sempurna. Ketahuilah olehmu wahai Aminah,
sesungguhnya aku adalah Maryam Ibunda Nabiyyullah
Isa AS. Kami semua ditugaskan Allah Swt untuk
menemanimu demi menyambut kelahiran Baginda
Rasulullah Muhammad Saw. Kemudian Sayyidah
Maryam Ibunda Nabiyyullah Isa AS duduk mendekat diri
di depan Sayyidah Aminah. Maka, keempat wanita suci
nan agung di sisi Allah Swt tersebut kemudian merapat
dan mengelilingi diri Ibunda Rasulullah Saw.
Marhaban Ahlan wa sahlan.. Shollu 'ala Nabil Mukhtar
Sayyidina Muhammad ibni Abdillah Saw..


manfaat sholawat

Rasulullah صلى الله عليه وآله وسلم telah bersabda bahwa, "Malakiat Jibril AS, Mikail AS, Israfil AS dan Izrail AS telah berkata kepadaku ;

Jibril AS berkata, 'Wahai Rasulullah, barangsiapa yg membaca Shalawat kepadamu tiap² hari sebanyak 10 Kali, maka akan saya bimbing tanggannya dan akan saya bawa dia melintasi titian Shirotol Musthaqim (Lebarnya seperti rambut dibelah 7, tajamnya seperti 70 pedang, dalamnya perjalanan 500 Tahun) seperti kilat yg menyambar !"

Berkata pula Mikail AS, "Mereka yg bershalawat kepadamu, akan aku beri mereka minum dari telagamu (Telaga Haudh) !"

Berkata pula Israfil AS, "Mereka yg bersholawat kepadamu, aku akan sujud kepada اَللّهُ سبحانه وتعالى dan aku tidak akan mengangkat kepalaku sehingga اَللّهُ سبحانه وتعالى mengampuni orang itu !"

Dan Malaikat Izrail AS pula berkata, "Bagi mereka yg bersholawat kepadamu, akan aku cabut ruh mereka itu dengan selembut²nya, seperti aku mencabut ruh para Nabi² !"

اللهم صل على سيدنا و حبيبنا و شفيعنا و قرة أعيننا و مولانا محمد وعلى آله وصحبه وسلم

Lihatlah kemuliaan Shalawat, para Malaikat memberikan jaminan masing² untuk orang² yg bersholawat kepada Rasulullah صلى الله عليه وآله وسلم !

Rasulullah bersabda, "Barangsiapa bershalawat kepadaku di hari Jum'at, maka shalawat tersebut akan menjadi syafaat baginya kelak di hari Kiamat"
(HR. Dailami dari Sayyidah 'Aisyah رضي الله عنـها)

AL-HABIB SAGGAF BIN MAHDI BIN SYECH ABU BAKAR BIN SALIM

AL-HABIB SAGGAF BIN MAHDI BIN SYECH ABU BAKAR BIN SALIM

Abah" Sapaan yang tak asing di telingaku, setiap langkah di muka bumi ini di manapun dan kapanpun jika terdengar panggilan tersebut benakku langsung teringat sosok manusia yang Alim dan arif ( Habib Saggaf ), Empat tahun rasanya terlalu singkat aku mengenalnya, bahkan kekecewaanku dan mungkin ini penyesalan yang mendalam ketika tak bisa ada di sana ketika dia menghembuskan nafas terakhirnya, sungguh ironis mungkin aku layak mendapat julukan " murid yang tak berbakti ". Hal itu yang semakin menambah kecintaanku padanya ( Abah ), karena dia lah yang telah membimbingku untuk senantiasa cinta pada Allah dan Rasul-Nya.
Selalu hatiku berbisik kata "Maaf" saat Ziarah ke Peristirahatan Terakhirnya, Doa'aku selalu menyertaimu Abah....
Abah yang periang, Abah yang bersahabat, Abah yang penuh dengan senyum, Abah yang tak pernah membeda-bedakan walaw tak lagi nampak di mata namun akan tetap bersemayam di hati..... Jauhnya jarak yang memisahkan ( Bogor-Brebes ) tak mampu memutuskan ikatan batinku dengan Mahad Tercinta ( Al Ashriyyah Nurul Iman ). kan selalu teringat
Teringat pula kisah yang Inspiratif dalam selama hidupnya berawal dari kalimat "NANTI kamu jadi ulama besar dan kaya raya. Kamu masuk pondok saja. Berangkatlah tawakkaltu," demikian nasihat Habib Soleh bin Ahmad bin Muhammad al-Muhdhar ulama besar dari Bondowoso, Jawa Timur usai 'meneliti' kaki Saggaf bin Mahdi yang masih berusia 14 tahun.

Namun Saggaf muda masih ragu. Pasalnya sejak kecil ia tak pernah mondok. "Kepala seperti mau pecah mendengar perintah itu. Tapi saya pergi juga ke Pesantren Darul Hadits di Malang," kenang Habib Saggaf, panggilan akrab Habib Saggaf bin Mahdi bin Syeikh Abu Bakar.

Di depan pintu ponpes, Saggaf diterima pendiri Darul Hadits, Habib Abdul Qadir bin Ahmad Bilfaqih al-Alawy. "Kamu musti belajar baca al-Qur'an," kata Habib Abdul Qadir seraya memegang kuping Saggaf. Sontak, sakit kepala dan keraguan Saggaf hilang. "Hati saya terbuka. Ini guru saya. Apa pun yang terjadi, saya harus belajar di sini," tekad Saggaf muda.

Saggaf pun menempuh pendidikan di sana dengan cemerlang. "Saya menjadi santri hanya 2 tahun 7 bulan dan langsung ngajar fiqh dan nahwu. Saya di sana 13 tahun," kenangnya.

Sepulang dari Malang, Saggaf berguru ke Masjid Sayyidina Abbas di Aljazair selama 5 tahun dan i'tikaf di Makkah selama 5 tahun. Saggaf juga memperdalam tareqat di Irak. Namun ia harus kembali ke Tanah Air. Guru tarekatnya yang beraliran Syadziliyah, merekomendasikannya belajar tareqat di Mranggen, Demak.

"Karena tareqat Syadziliyah agak sulit di Indonesia, maka saya disuruh ke Mranggen yang beraliran Qadiriyyah. Syekh Muslich Mranggen itu guru tareqat saya," ungkap Saggaf kepada Gamal Ferdhi dan Ahmad Suaedy dari the WAHID Institute.

Dia pun lantas kembali ke Dompu mendirikan Ponpes Ar-Rahman. Tak lama berselang, Saggaf pindah ke Parung Bogor mendirikan Ponpes al-'Ashriyyah Nurul Iman. Sebelum ke Parung, Saggaf mendirikan Ponpes Nurul Ulum di Kali Mas Madya, Surabaya, yang banyak menerima murid dari Singapura, Malaysia, Brunei Darussalam dan Afrika.

Sejak itu, undangan ceramah banyak datang dari negara tetangga. Ratusan ribu massa selalu memadati majelisnya di Singapura. "Bukan hanya orang Melayu dan Islam, orang Cina, India, Budha, Hindu dan lain-lain, telah memenuhi stadion Singapura sejak sore," ujarnya.

Kepandaiannya menguasai Qiraah Sab'ah (bacaan al-Quran dengan riwayat tujuh imam, Red) membuatnya ditunggu majelisnya di Singapura. Namun kepandaiannya itu juga yang mengakibatkan Mufti Singapura menuduhnya mengutak-atik bacaan al-Quran.

"Saya dituduh merusak al-Quran. Akibatnya ponpes saya di Surabaya disegel Depag dengan alasan takut bentrok antara Indonesia dengan Singapura. Tanah seluas 5 ha di Sekupang Batam yang diberi pemerintah juga ditarik kembali," ungkapnya mengenang peristiwa di awal 1980-an itu.

Dia pun pindah ke Jakarta. Di Ibukota, Saggaf pun menghidupkan majelis di Masjid Agung Bintaro. Krisis sosial-politik pasca jatuhnya Soeharto pada 19 Juni 1998, membuat Saggaf memutuskan pindah ke Desa Warujaya, Parung, Bogor yang lebih tenang dibanding Jakarta.

Ternyata, krisis ekonomi turut menghancurkan masyarakat Desa Warujaya. Hal itu memicu Saggaf mengumpulkan anak-anak sekolah di rumahnya. "Sebelum sekolah mereka makan nasi ketan di rumah. Tiap anak saya kasih uang jajan Rp 250. Dan tiap keluarga kita bagi beras 5 kg," katanya.

Pada 1999, datanglah seorang santri asal Wonogiri, Solo, bernama Prawoto Suwito. Kedatangannya memberi spirit bagi Saggaf untuk mendirikan Ponpes al-Ashriyyah Nurul Iman. Kian lama ponpesnya kian besar, hingga kini memiliki 8.231 santri. Selain beribadah dan belajar, ponpes itu juga melatih santrinya bertani, daur ulang sampah dan membuat roti.

Diakui Saggaf, ikhtiar ekonomi para santrinya belum cukup untuk menghidupi ponpes terbesar di Bogor itu. Karena itulah, dia menerima beberapa dermawan mensedekahkan hartanya untuk kepentingan ponpes.

"Dua masjid itu sumbangan dari orang yang sama," ungkap Saggaf menjelaskan asal usul dua masjid besar di dalam pon-pes. Satunya berkapasitas 5.000 orang untuk santri laki-laki dan sebuah lagi, berkapasitas 3.000 orang untuk santri perempuan.

Tak hanya itu, beberapa perkumpulan agama non-Islam turut menyumbang konsumsi, tenaga pengajar, gedung olah raga dan asrama. Jadi, jangan heran jika di depan masjid agung pon-pes berdiri dojo Taekwondo seluas 200 m2, sumbangan dari pengusaha Korea Selatan, Park Young Soo.

"Guru Taekwondo-nya dari Korea. Kita juga memadukan zafin (tarian Arab, Red) dengan Taekwondo. Sekarang sedang dipatenkan di Korea Selatan," jelasnya.

Ponpes itu juga memiliki gedung dua lantai, dengan 24 ruang kelas, 2 ruang guru, 32 kamar mandi dan 20 toilet. Pendidikan tsanawiyah, aliyah dan Universitas Habib Saggaf dise-lenggarakan di situ. "Gedung ini sumbangan dari Yayasan Buddha Tzu Chi," jelasnya.

Puluhan tempat bermukim para santri, banyak yang berasal dari infaq orang tua santri. Bahkan salah satu diantaranya adalah sumbangan dari organisasi keturunan India di Indonesia, Gandhi Sevaloka.

Hadirnya beberapa bangunan dari sumbangan komunitas non-muslim itu, menurut Habib, karena dirinya tak segan bergaul dengan siapa pun. "Kadang beberapa pendeta tidur di sini untuk mempelajari sistem ponpes ini," akunya.

Habib Saggaf juga terus menanamkan toleransi antar pemeluk agama di negeri ini. Karenanya, ia menyayangkan aksi kekerasan sekelompok orang dengan mencatut Islam. "Akibatnya Islam dipandang salah. Orang Islam dianggap 'tukang makan orang'," ujarnya lugas.

Selain itu, kata Habib Saggaf, rusaknya citra Islam juga karena ajaran Islam disalahpahami. "Itu, orang-orang yang ngaku mujahid. Mujahid apa itu, berontak di negara orang. Mereka bikin kacau Indonesia. Kalau saya presiden, saya usir mereka. Saya tangkap dan saya suruh tinggal di Arab. Jadi, jika kita ingin memperbaiki, jangan yang sudah rusak dirusak lagi. Itu baru mujahid," himbaunya.

Untuk itu, ia menghimbau kelompok yang mengusung nama Islam agar menyelesaikan persoalan melalui mekanisme hukum. "Ini Indonesia. Ada pemerintah, ada hukum, dan ada polisi. Mereka yang menjaga keamanan. Jika tidak melalui jalur hukum, berarti ingin mendirikan negara dalam negara. Tapi pemerintah juga salah, kok orang-orang kayak begitu (anarkis, Red) dibiarkan. Mereka itu bisa merusak Indonesia," tandasnya.
Di tulis ulang oleh :Aby Husein aladamy Yuliansyah Riffa,i
http://aladamyarrantawie.blogspot.com/
http://www.facebook.com/Kisah.Para.DatudanUlama.Kalimantan
http://www.facebook.com/Para.Pecinta.Habaib.dan.Ulama
Supaya antum jangan ketinggalan tentang biografi dan riwayat hidup para ulama dan habaib Follow on Twitter kami @Aladamy444

As-Syeikh Abu Bakar bin Salim R.A. Al-Fakhrul Wujud

As-Syeikh Abu Bakar bin Salim R.A. Al-Fakhrul Wujud

Beliau adalah As-Sayyid As-Syeikh Al-Kabir Al-Qutb As-Syahir Abu Bakar bin Salim bin Abdullah bin Abdurrahman bin Abdullah bin As-Syeikh Al-Imam Al-Qutb Abdurrahman As-Segaf bin As-Syeikh Muhammad Maula Ad-Dawilah bin As-Syeikh Ali Shohibul Dark bin Al-Imam Alwi Al-Ghuyur bin Al-Imam Al-Faqih Al-Muqaddam Muhammad bin Ali bin Al-Imam Muhammad Shohib Marbat bin Al-Imam Ali Khola’ Qosam bin Alwi bin Al-Imam Ubaydillah bin Al-Imam Al-Muhajir Ahmad bin Al-imam Isa Ar-Rumi bin Al-Imam Ali Al-Uraydhi bin Al-Imam Ja’far As-Shodiq bin Al-Imam Muhammad Al-Baqir bin Sayyidina Al-Imam Ali Zainal Abidin bin Sayyidina Al-Imam As-Syahid Syababul Jannah Al-Husein putra dari Al-Imam Amirul Mukminin Sayyidina Ali bin Abi Thalib K.W. dan Sayyidatina Fathimah Az-Zahra R.ha. binti Sayyidina Rasulullah S.A.W..
Beliaulah tokoh ulama Islam, lautan kedermawanan, keberkahan bagi alam semesta, tempat bersandar bagi para pendatang, sosok yang berkedudukan tinggi yang telah disepakati kewalian, keimanan dan ketinggian kedudukannya. Beliau dilahirkan di kota Tarim, Hadramaut – Republik Yaman pada hari Sabtu tanggal 13 Jumadil Akhir tahun 919 H, beliau menuntut ilmu dari guru-guru besar di masanya seperti Imam Umar bin Muhammad bin Ahmad bin Abu Bakar Ba Syaiban pengarang kitab Tiryaq, Imam Ahmad bin Alwi Ba Jahdab, Syeikh Al-Faqih As-Sufi Umar bin Abdullah Ba Mahramah, belajar padanya kitab Risalah Qusyairiyah, Al-Faqih Umar ini tidak mudah mengajar seseorang kecuali beliau ketahui keselamatannya dan kesiapannya.
Salah satu guru beliau, Syeikh Ma’ruf Ba Jamal sangat memuji dan melebihkan beliau daripada ulama lainnya bahkan mengisyaratkan secara terus terang beliaulah yang akan memegang wali Qutub zaman ini, beliau berkata: “Dialah Qutub zaman ini, pemegang kewalian yang akan Allah nampakkan melalui tangannya dakwah ini, barang siapa yang Allah panjangkan umurnya kelak akan melihat orang ini berkedudukan tinggi, mataharinya senantiasa menerangkan umat laa ilaaha illallah, tak seorangpun yang memperoleh seperti kedudukannya, dialah wali zaman ini dan khalifah dari Rasulullah S.A.W.”.
As-Syeikh Abu Bakar bin Salim menulis beberapa buku tentang tarekat dan hakikat diantaranya Mi’rajul Arwah Ilal Manhajil Idhah, Fathu Babil Mawahib wa Bughayatu Matlati Thalib, Ma’arijut Tauhid, dan Miftahus Sarair wa Kanzu Dzakhair. Beliau memiliki untaian nasehat yang indah tentang tasawwuf dan hikmah-hikmah disamping kitab syair yang tinggi tentang hakikat.



Keluhuran Aklhak dan Keutamaan As-Syeikh Abu Bakar bin Salim
Harta beliau selalu dibelanjakan untuk membiayai orang-orang fakir miskin dan tamu-tamu. Beliau sosok yang sangat lemah lembut, berakhlak mulia, sangat rendah hati dan memenuhi kebutuhan para tamunya beliau tidak segan-segan untuk turun tangan sendiri menghampiri para tamu dan menanyakan sendiri keperluan mereka serta beliau sendiri yang memasak untuk mereka. Setiap harinya beliau memberikan lebih kurang seribu potong roti kepada fakir miskin.
As-Syeikh Abu Bakar bin Salim mempunyai akhlak mulia serta seorang wali yang sangat tawadhu. Tidak pernah ada seorang pun yang melihat beliau duduk bersandar maupun bersila dalam melayani tamu ataupun dalam setiap majelisnya. Sejak 15 tahun sebelum wafatnya, di dalam berbagai majelisnya, beliau tidak pernah duduk kecualidalam posisi orang yang sedang tasyahud/iftirosy (karena ketawadhuan beliau).
Beliau sangat sangat gemarmenekuni ilmu pengetahuan dan beliau telah mengkhatamkan kitab Ihya’ Ulumudin karya Al-Imam Al-Ghazali sebanyak 40 kali serta mengkhatamkan kitab Syafi’iyah yaitu Al-Minhaj karya Al-Imam An-Nawawi sebanyak tiga kali. Diantara kebiasaan beliau adalah memberikan wejangan kepada masyarakat setelah shalat Jum’at sampai menjelang Ashar di masjid beliau.
Di awal suluknya, beliau telah melakukan ibadah dan riyadhah yang lazim dilakukan oleh kaum Sufi. Pernah selama waktu yang cukup lama beliau berpuasa dan hanya berbuka dengan kurma yang masih hijau dan pernah selama 90 hari beliau puasa dan shalat malam di lembah Yabhur. Selama 40 tahun beliau shalat Subuh di Masjid Ba’isa di kota Lisk dengan wudhu Isya’.
Setiap malam beliau berziarah ke tanah pekuburan kaum Shalihin dan para wali di Tarim dan berkeliling untuk melakukan Shalat 2 rakaat di berbagai masjid di Tarim, beliau pun mengusung ghirbah (tempat air) untuk mengisi tempat wudhu serta tempat minum bagi para peziarah dan juga kolam untuk tempat minum hewan selama 40 tahun dengan berjalan kaki, kemudian beliau mengakhiri perjalanannya dengan shalat Subuh berjama’ah di Masjid Ba’isa. Sepanjang hidup beliau berziarah ke makam Nabi Allah Hud A.S. sebanyak 40 kali (riwayat lain mengatakan 70 kali). Sampai akhir hayatnya beliau tidak pernah meninggalkan shalat Witir dan Dhuha.
Beliau sangatlah banyak memiliki kekeramatan yang sangat besar dan sangat luar biasa. Diantara keistimewaan beliau adalah beliau pernah berkumpul secara nyata dengan Nabi Allah Al-Khidir dan Ilyas A.S., beliau dapat menyingkap secara bathin hal-hal ghaib dan lintasan hati manusia. Tampak pada beliau kekeramatan yang luar biasa, tetapi sengaja tidak disebutkan disini hanya untuk mempersingkat, beliau pernah berkata: “Penjuru bumi ini ibarat piring yang ada di hadapanku”.

Putra-putri As-Syeikh Abu Bakar bin Salim
Beliau memiliki 17 anak, 4 anak perempuan dan 13 laki-laki. Anak beliau yang perempuan yaitu: As-Syarifah Fathimah, As-Syarifah ‘Aisyah, As-Syarifah Alwiyah, dan As-Syarifah Thalhah.
Anak beliau yang laki-laki yaitu: As-Sayyid ‘Abdurrahman, As-Sayyid Ja’far, As-Sayyid ‘Abdullah Al-Akbar, As-Sayyid Salim, As-Sayyid Al-Husein, As-Sayyid Al-Hamid, As-Sayyid ‘Umar Al-Mahdhar, As-Sayyid Hassan, As-Sayyid Ahmad, As-Sayyid Shaleh, As-Sayyid ‘Ali, As-Sayyid Syekhan, dan As-Sayyid ‘Abdullah Al-Asghar.


Qubah Syeikh Abu Bakar bin Salim
Beliau meninggal dunia pada malam Minggu sekitar tanggal 27 Dzulhijah tahun 992 H, makam beliau di tengah kota Inat – sekitar 20 kilometer dari kota Tarim – dan dibangunkan Qubah yang besar.
Selang beberapa waktu setelah wafatnya Syeikh Abubakar bin Salim, berkumpullah anak-anak beliau untuk mencari dan memilih siapa diantara mereka yang akan menjadi khalifah menggantikan ayah mereka. Mereka berkumpul di suatu Syi’ib, dan barang siapa mendapat tanda dari Allah SWT, maka dialah yang dipilih sebagai khalifah. Ternyata yang mendapatkan tanda adalah Sayyidina Husein bin Syeikh Abubakar. Ia mendapatkan langsung satu bejana yang berisi air turun dari langit. Maka anak-anak Syeikh Abubakar bin Salim pun meminum daripada bejana tersebut dan mereka berkata kepada Sayyidina Husein, ”Engkaulah yang berhak menjadi khalifah”.

Pada riwayat yang lain, diceritakan oleh Al-Imam Al-Habib Ali bin Muhammad bin Husin Al-Habsyi, “Tatkala Syeikh Abubakar bin Salim wafat, maka setiap anak-anak daripada Syeikh Abubakar bin Salim menginginkan menjadi khalifah menggantikan ayahanda mereka. Maka ibunda mereka berkata, “Kalian semuanya mempunyai keberkahan, akan tetapi siapa yang keramatnya terlihat maka ia akan menjadi khalifah”. Maka anak-anak Syeikh Abubakar bin Salim pergi ke Wadi Inat. Dan mereka membentangkan sajadah masing-masing ditengah Wadi Inat, lalu melakukan shalat serta bermunajah kepada Allah SWT. Tak lama kemudian turun kepada Syeikh Umar Al-Mahdhar bejana dan rantai emas dari langit. Maka Syeikh Umar memanggil saudara-saudaranya, “Apakah kalian mendapatkan sesuatu?”. Mereka menjawab “Tidak”. Maka merekapun menyerahkan kekhalifahan kepada Syeikh Umar, namun kekhalifahan diserahkan dan dipegang oleh Sayyidina Husin. Beliau berkomentar mengenai saudaranya Syeikh Umar Al-Mahdhar. “Sesungguhnya aku bersahabat dengan saudaraku Umar Al-Mahdhar dan aku tidak merasa sebagai saudaranya, akan tetapi aku merasa dan menempatkan diriku sebagai pembantu dan murid baginya”.

Karya-karya Syeikh Abu Bakar bin Salim R.A
• Miftah As-sara’ir wa kanz Adz-Dzakha’ir. Kitab ini beliau karang sebelum usianya melampaui 17 tahun.
• Mi’raj Al-Arwah membahas ilmu hakikat. Beliau memulai menulis buku ini pada tahun 987 H dan menyelesaikannya pada tahun 989 H.
• Fath Bab Al-Mawahib yang juga mendiskusikan masalah-masalah ilmu hakikat. Dia memulainya di bulan Syawwal tahun 991 H dan dirampungkan dalam tahun yang sama tangal 9 bulan Dzul-Hijjah.
• Ma’arij At-Tawhid
• Dan sebuah diwan yang berisi pengalaman pada awal mula perjalanan spiritualnya.


Kata Mutiara dan Untaian Hikmah
Beliau memiliki banyak kata mutiara dan untaian hikmah yang terkenal, antara lain:

Pertama:
Paling bernilainya saat-saat dalam hidup adalah ketika kamu tidak lagi menemukan dirimu. Sebaliknya adalah ketika kamu masih menemukan dirimu. Ketahuilah wahai hamba Allah, bahwa engkau takkan mencapai Allah sampai kau fanakan dirimu dan kau hapuskan inderamu. Barang siapa yang mengenal dirinya (dalam keadaan tak memiliki apa pun juga), tidak akan melihat kecuali Allah; dan barang siapa tidak mengenal dirinya (sebagai tidak memiliki suatu apapun) maka tidak akan melihat Allah. Karena segala tempat hanya untuk mengalirkan apa yang di dalamnya.

Kedua:
Ungkapan beliau untuk menyuruh orang bergiat dan tidak menyia-nyiakan waktu: ”Siapa yang tidak gigih di awal (bidayat) tidak akan sampai garis akhir (nihayat). Dan orang yang tidak bersungguh-sungguh (mujahadat), takkan mencapai kebenaran (musyahadat). Allah SWT berfirman: ”Barangsiapa yang berjuang di jalan Kami, maka akan Kami tunjukkan kepadanya jalan-jalan Kami”. Siapa pun yang tidak menghemat dan menjaga awqat (waktu-waktu) tidak akan selamat dari malapetaka. Orang-orang yang telah melakukan kesalahan, maka layak mendapat siksaan.

Ketiga:
Tentang persahabatan: ”Siapa yang bergaul bersama orang baik-baik, dia layak mendapatkan makrifat dan rahasia (sirr). Dan mereka yang bergaul dengan para pendosa dan orang bejat, akan berhak mendapat hina dan api neraka”.

Keempat:
Penafsirannya atas sabda Rasul s.a.w: ”Aku tidaklah separti kalian. Aku selalu dalam naungan Tuhanku yang memberiku makan dan minum”. Makanan dan minuman itu, menurutnya, bersifat spiritual yang datang datang dari haribaan Yang Maha Suci”.

Kelima:
Engkau tidak akan mendapatkan berbagai hakikat, jika kamu belum meninggalkan benda-benda yang kau cintai (’Ala’iq). Orang yang rela dengan pemberian Allah (qana\\\’ah), akan mendapat ketenteraman dan keselamatan. Sebaliknya, orang yang tamak, akan menjadi hina dan menyesal. Orang arif adalah orang yang memandang aib-aib dirinya. Sedangkan orang lalai adalah orang yang menyoroti aib-aib orang lain. Banyaklah diam maka kamu akan selamat. Orang yang banyak bicara akan banyak menyesal.

Keenam:
Benamkanlah wujudmu dalam Wujud-Nya. Hapuskanlah penglihatanmu, (dan gunakanlah) Penglihatan-Nya. Setelah semua itu, bersiaplah mendapat janji-Nya. Ambillah dari ilmu apa yang berguna, manakala engkau mendengarkanku. Resapilah, maka kamu akan meliht ucapan-ucapanku dalam keadaan terang-benderang. Insya-Allah….! Mengartilah bahwa Tuhan itu tertampakkan dalam qalbu para wali-Nya yang arif. Itu karena mereka lenyap dari selain-Nya, raib dari pandangan alam-raya melalui Kebenderangan-Nya. Di pagi dan sore hari, mereka menjadi orang-orang yang taat dalam suluk, takut dan berharap, ruku’ dan sujud, riang dan digembirakan (dengan berita gembira), dan rela akan qadha’ dan qadar-Nya. Mereka tidak berikhtiar untuk mendapat sesuatu kecuali apa-apa yang telah ditetapkan Tuhan untuk mereka”.

Ketujuh:
Orang yang bahagia adalah orang yang dibahagiakan Allah tanpa sebab (sebab efisien yang terdekat, melainkan murni anugerah fadhl dari Allah). Ini dalam bahasa Hakikat. Adapun dalam bahasa Syari’at, orang bahagia adalah orang yang Allah bahagiakan mereka dengan amal-amal saleh. Sedang orang yang celaka, adalah orang yang Allah celakakan mereka dengan meninggalkan amal-amal saleh serta merusak Syariat – kami berharap ampunan dan pengampunan dari Allah.

Kedelapan:
Orang celaka adalah yang mengikuti diri dan hawa nafsunya. Dan orang yang bahagia adalah orang yang menentang diri dan hawa nafsunya, minggat dari bumi menuju Tuhannya, dan selalu menjalankan sunnah-sunnah Nabi s.a.w.

Kesembilan:
Rendah-hatilah dan jangan bersikap congkak dan angkuh.

Kesepuluh:
Kemenanganmu teletak pada pengekangan diri dan sebaliknya kehancuranmu terletak pada pengumbaran diri. Kekanglah dia dan jangan kau umbar, maka engkau pasti akan menang (dalam melawan diri) dan selamat, Insya-Allah. Orang bijak adalah orang yang mengenal dirinya sedangkan orang jahil adalah orang yang tidak mengenal dirinya. Betapa mudah bagi para ’arif billah untuk membimbing orang jahil. Karena, kebahagiaan abadi dapat diperoleh dengan selayang pandang. Demikian pula tirai-tirai hakikat menyelubungi hati dengan hanya sekali memandang selain-Nya. Padahal Hakikat itu juga jelas tidak terhalang sehelai hijab pun. Relakan dirimu dengan apa yang telah Allah tetapkan padamu.

Kesebelas:
Semoga Allah memberimu taufik atas apa yang Dia ingini dan redhai. Tetapkanlah berserah diri kepada Allah. Teguhlah dalam menjalankan tata cara mengikut apa yang dilarang dan diperintahkan Rasul s.a.w. Berbaik prasangkalah kepada hamba-hamba Allah. Karena prasangka buruk itu berarti tiada taufik. Teruslah rela dengan qadha’ walaupun musibah besar menimpamu. Tanamkanlah kesabaran yang indah (Ash-Shabr Al-Jamil) dalam dirimu. Allah berfirman: ”Sesungguhnya Allah mengganjar orang-orang yang sabar itu tanpa perhitungan. Tinggalkanlah apa yang tidak menyangkut dirimu dan perketatlah penjagaan terhadap dirimu”.

Keduabelas:
Dunia ini putra akhirat. Oleh karena itu, siapa yang telah menikahi (dunia), haramlah atasnya si ibu (akhirat).

Masih banyak lagi ucapan beliau r.a. yang lain yang sangat bernilai.
Di tulis ulang oleh :Abu Husein Yuliansyah Riffa,i
http://aladamyarrantawie.blogspot.com/
http://www.facebook.com/Kisah.Para.DatudanUlama.Kalimantan
http://www.facebook.com/Para.Pecinta.Habaib.dan.Ulama
Supaya antum jangan ketinggalan tentang biografi dan riwayat hidup para ulama dan habaib Follow on Twitter kami @Aladamy444
 — bersama Sahid Hasan dan 2 lainnya.