TEMBOK YA'JUJ MA'JUJ | DAJJAL | YA’JUJ DAN MA’JUJ | al jassasah | wasiat ali bin abi thalib kepada hasan | hilal awal bulan romadhon | bid'ah maulid | bid'ah tahlilan

Jumat, 06 April 2012

TINGKATAN DAN JENIS IMAN




Saudaraku.... tingkatan dan jenis iman: 
1. Iman taqlid
2. Iman ilmu
3. Iman `ayyan
4. Iman haq
5. Iman haqiqat
...
Iman Taqlid Dan Iman Ilmu


Iman orang yang bertaqlid atau iman turut-turutan atau iman ikut-ikutan, imannya adalah tepat yaitu dia percaya kepada Allah dan Rasul tetapi kepercayaannya tanpa dalil, tanpa keterangan dan tanpa ilmu pengetahuan.Orang begini tidak kuat dan tidak teguh imannya, Imannya mudah goyang dan goncang.


Begitu juga iman ahli ilmu. Imannya tepat. Tetapi walaupun keyakinannya kepada Allah dan Rasul dapat disokong dengan dalil-dalil, keterangan dan hujah-hujah namun iman peringkat ini baru sekadar sah, Jiwanya belum kuat sedangkan kekuatan seseorang itu adalah pada jiwanya. Iman seperti ini belum sanggup melawan syaitan dan hawa nafsu. Kerana itu orang yang peringkat imannya di tahap ilmu akan melanggar perintah Allah dalam KEADAAN SADAR. Orang yang mempunyai iman ilmu hanya pandai berkata-kata kerana dia ada ilmu tetapi tidak dapat mengatakan kata-katanya. Mereka dalam golongan ini akan menjadi mukmin `asi (durhaka) atau mukmin yang fasik atau mukmin yang berpura-pura.


Orang mukmin seperti ini setakat boleh mengucap dua kalimah syahadah dengan lidahnya dan akalnya percaya adanya Allah Taala dengan segala sifat-sifat yang wajib bagi-Nya. Tetapi dia belum dapat menanam kekuatan iman di dalam hatinya. Hatinya belum merasai yang Allah sentiasa melihat dan memerhatikan tingkah laku dan gerak-geriknya. Mukmin seperti ini, walaupun ilmunya tinggi melangit dan di dadanya penuh Al Quran dan Hadis, namun nafsunya masih besar, Sifat-sifat mazmumah seperti riyak, ujub, hasad, sombong, pendendam, bakhil, gila puji, gila pangkat dan lain-lain masih banyak bersarang di dalam hatinya dan syaitan pula sentiasa menggodanya.


Orang-orang mukmin seperti ini tidak sanggup menghadapi ujian-ujian hidup sama ada yang berbentuk kesenangan maupun yang berbentuk kesusahan, Artinya, kalau dia berhadapan dengan kesenangan, dia akan lupa dirinya dan akan terus terjebak ke dalam perangkap nafsu dan syaitan. Manakala kalau dia berhadapan dengan kesusahan pula, dia akan cemas dan akan hilang daya pertimbangan, Dia akan bertindak di luar kehendak dan batas syariat.


Iman yang sejati itu, dari mana akan lahir taqwa, setidak-tidaknya adalah peringkat iman `ayyan yaitu iman orang yang cukup yakin dengan Allah dan Rasul, lengkap dengan pengertian dan fahamannya serta diikuti dengan tindak-tanduk dan perbuatan.


Orang yang beriman taqlid perlu meningkatkan imannya ke peringkat iman ilmu dengan cara belajar dan menambah ilmu. Orang yang beriman ilmu pula perlu meningkatkan imannya ke peringkat iman `ayyan dengan cara mengamalkan ilmu-ilmu yang diketahuinya dengan faham dan khusyuk.


Iman `Ayyan


Ini iman orang yang soleh atau iman ashabul yamin atau iman golongan abrar yaitu orang yang sentiasa sadar bahwa Allah Taala sentiasa mengawasi dirinya. Dengan kata-kata lain, orang yang memiliki iman `ayyan hatinya sentiasa dapat merasakan kehebatan Allah. Dia ada hubungan hati dengan Allah. Kalau ada pun lupa dan lalainya kepada Allah, hanya terlalu kecil dan sedikit. Karena itu, orang yang memiliki iman `ayyan ini adalah orang yang sentiasa takut kepada Allah dan kuat sekali penyerahan dirinya kepada Allah. Kalau iman ilmu, keyakinan cuma bertempat di fikiran, tetapi iman `ayyan, keyakinan bertempat di hati.


Ini digambarkan dalam sepotong ayat Al Quran:
“ Alllazina yazkurunallaha qiyaman waqu`udan wa`ala junubihim wayatafakkaruna fikhalqis samawati wal ardhi rabbana makhalaqtana haza batila.“


Maksudnya:
“(yaitu) orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri atau duduk atau dalam keadan berbaring dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi (seraya berkata): “Ya Tuhan kami, tiadalah Engkau menciptakan ini dengan sia-sia, Maha Suci Engkau, maka peliharalah kami dari siksa neraka. “ (Ali Imran:191)


Iman `ayyan mampu memacu umat ini menjadi umat yang gigih dalam memikul beban perintah Allah SWT. Iman `ayyan juga merupakan benteng yang kukuh yang melindungi umat dari terjebak dan terjerumus kepada berbagai anasir negatif, kemungkaran dan kemaksiatan. Iman `ayyan menjadikan seseorang itu memiliki kekuatan jiwa, gigih, kuat cita-cita, tahan diuji dan sanggup berkorban. Oleh kerana orang mukmin yang sejati itu, perasaan bertauhid menghayati jiwanya, maka dia sentiasa takut dengan Allah malah rasa takutkan Allah itu bergelora di hatinya. Orang seperti ini sajalah yang boleh tunduk kepada syariat Allah Taala.


Firman Allah SWT:
“Innamal mukminu nallazina iza zukirallahu wajilat qulubuhum waiza tuliat `alaihim ayatuhu zadathum imanan wa`ala rabbihim yatawak kalun.“


Maksudnya:
“Sesungguhnya orang-orang yang beriman, ialah mereka yang bila disebut nama Allah gemetarlah hati mereka, dan apabila dibacakan ayat-ayatNya bertambahlah iman mereka (karenanya), dan hanya kepada Tuhanlah mereka bertawakkal.” (Al Anfal:2)


Sikap orang mukmin yang sejati itu, apabila Allah Taala mendatangkan hukum hakam dan peraturan hidup, dia tidak memilih mana yang sesuai mengikut kehendak nafsunya dan menolak mana yang bertentangan dengan kehendak nafsunya. Orang mukmin yang sejati tidak menyoal dan mempertikaikan hukum Allah dan bersikap lurus dalam melaksanakan hukum Allah atau dalam meninggalkan larangan-Nya walau pun apa yang terjadi. Dia akan terus melaksanakan perintah Allah tanpa ragu oleh karena jiwa tauhidnya berakar umbi di dalam hati. Dia patuh dan akan memberikan perhatian yang sepenuhnya terhadap segala perintah Allah.


Firman Allah Taala:
“Innama kana qaulal mukminina iza du`u ilallahi warasulihi liyahkuma bainahum `ayyaqulu sami`na waata`na.“


Maksudnya:
“Sesungguhnya jawaban orang-orang mukmin bila dipanggil kepada Allah dan Rasul-Nya agar menghukum di antara mereka, mereka ucapkan,“kami dengar dan kami patuh“. ( An Nur:51 )


Berbeda dengan orang yang tidak takut dengan Allah, dia akan memilih-milih hukum Allah dalam perlaksanaannya. Dia akan mengamalkan sesetengahnya dan meninggalkan sesetengahnya pula. Inilah sikap orang yang bukan mukmin sejati. Dia Allah golongkan ke dalam golongan orang yang sesat akibat dari sikapnya yang memilih-milih itu.


Firman Allah SWT:
“Wamakana limukminin wala mukminatin iza qadhallahu warasuluhu amran `aiyakuna lahumul khiyaratu min amrihim. Wamayya` sillaha warasulahu faqad dhalla dhalalam mubina.“


Maksudnya:
“Dan tidaklah patut bagi laki-laki yang mukmin dan tidak (pula) bagi perempuan yang mukmin, apabila Allah dan Rasul-Nya telah menetapkan suatu ketetapan, akan ada bagi mereka pilihan (yang lain) tentang urusan mereka. Dan barangsiapa mendurhakai Allah dan Rasul-Nya maka sungguhlah dia telah sesat, sesat yang nyata.” (Al Ahzab: 36)


Iman Haq Dan Iman Haqiqat


Iman yang paling baik ialah iman haq dan iman haqiqat. Ini merupakan puncak iman yaitu iman bagi orang-orang yang hampir dengan Allah atau apa yang dinamakan sebagai golongan muqarrabin . Ia bukan lagi setakat iman sejati tetapi adalah iman yang sebenar dan iman yang sempurna. Orang yang memiliki iman haq dan haqiqat adalah orang yang sangat bertaqwa dan kuat penyerahan dirinya kepada Allah.


Wallahua'lam.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar