TEMBOK YA'JUJ MA'JUJ | DAJJAL | YA’JUJ DAN MA’JUJ | al jassasah | wasiat ali bin abi thalib kepada hasan | hilal awal bulan romadhon | bid'ah maulid | bid'ah tahlilan

Jumat, 07 Februari 2014

mengenal kalimat Bismillaahirrohmaanirrohiim (Firman Allah)

Bismillaahirrohmaanirrohiim.
Diawali urusan/perkara/ kegiatan kita dengan Allah, ketika dijalankan dengan Allah, ketika menyelesaikan dengan Allah. Iringi Allah disetiap nafas kita, setiap gerakan kita, jari kita, tangan kita, kaki kita, setiap penglihatan kita, setiap pendengaran kita, setiap lisan kita. Apapun profesi dunia kita maka akan menghasilkan kejujuran, amanah, adil dll karena selalu ingat Allah, kita menyadari bahwa Allah melihat kita, mengawasi kita. Ketika hendak melakukan curang ingat pada Allah hingga gak terlaksana kecurangan, ketika mau sombong ingat pada Allah, ketika mau iri ingat pada Allah, kemarahan, kebencian, permusuhan ingat pada Allah dll, hingga semua keburukan itu tidak terjadi, karena kita tau bahwa Allah Maha Mengetahui yang zhohir maupun batin. Basmalah jadi gerbang, jadi pengingat, jadi benteng. Jika seorang hamba tak melupakan Allah, maka Allah selalu dekat dengannya. Setiap tindakkan dan hasilnya dengan kebaikkan Allah, dengan Ridho Allah sebagaimana hamba-Nya ikhlas menyertakan-Nya dan tak menduakan-Nya serta melupakan-Nya. Berapa banyak waktu kita yang tidak dengan Allah, jangan-jangan kita telah meniadakan Allah ketika kesibukkan dunia kita bahkan juga dalam ibadah kita, lalu sisa waktu ketika lupa saat itu siapa Tuhan kita?. Basmalah mengingatkan agar menyertai Allah. Basmalah sebagai gerbang kebaikkan Allah. Menyibukkan diri dengan kebaikkan maka tidak akan pernah ada waktu melakukan keburukan. Bukan sebuah kesengajaan melupakan Allah. Jika belum berarti disebabkan lupa dengan basmalah. Bismillahirrohmaanirrohiim
Sangat banyak perubahan manusia terdahulu karena dapat menyikapi dan memuliakan basmallah dalam hidupnya, baik dari tidak tersikapnya hijab lahiriyah kepada tersikap pada hijab ilahiyah karena basmallah. Basmallah adalah panggilan Allah terhadap manusia/makhluk-Nya agar kembali pada Allah sebagai sumber segala penciptaan. Allah memanggil makhluk agar dapat membaca seluruh kehidupan makhluk itu sendiri. "Iqroo bismirobbikaal ladzii kholaq": Bacalah Dengan menyebut nama Tuhanmu yang menciptakan. Allah memanggil agar makhluk-Nya dapat menyikapi dan membuka gerbang-gerbang ilahiyah dengan mentadaburri tanda-tanda kebesaran-Nya. Bahkan Sayyidina Busyro Al-Hady salah seorang ulama besar, ulama salaf sholeh yang masyhur, beliau awal awal sebelum diangkat menjadi Imam besar, ia melihat tulisan بِسْمِ اللهِ الرَحْمٰنِ الرَحِيْمِ (Bismillahirrohmaanirrohiim) di jalan, kemudian ia mengambilnya dan berkata " Robby, Robby" lalu menciumnya, dan menaruh di dahinya, dan diberikan wewangian kemudian ditaruh di tempat yang tinggi dirumahnya, maka Allah wangikan namanya diantara masyarakatnya dimasa itu , namanya wangi yaitu dicintai oleh banyak orang karena mewangikan nama Allah subhanahu wa ta'ala. Beliau memuliakan lafadz yang suci belum yang lainnya!!!. Subhaanallaah.

Rasulullah slallahu 'alaihi wa sallam dalam setiap gerak geriknya tidak pernah lepas dari basmalah, duduk basmalah, berdiri basmalah, makan basmalah, minum basmalah, keluar basmalah, masuk basmalah, berbuat ini dan itu semuaبِسْمِ اللهِ الرَحْمٰنِ الرَحِيْمِ (Bismillahirrohmaanirrohiim)!.Kalimat suci "Bismillah" yang terucap saat berdzikir, berarti sang pendzikir telah kembali kepusat alam yaitu Allah, bukan secara eksternal melainkan melalui hubungan batin yang menghubungkan dirinya dengan prinsip-prinsip dan irama-irama alam (sesuatu yang terjadi dalam dunia) yang sakral dan teramat luas sekaligus merupakan suatu perumpamaan dialog suci antara seorang Hamba dengan Kholiqnya (Allah), yang menenangkan dan sekaligus mensucikan jiwanya, begitupun "Bismillah" yang terucap disaat manusia hendak melakukan suatu pekerjaan-pekerjaan yang halal, maka kesadaran dirinya akan terbangkit dari keterlenaan, dalam dirinya melalui kesadaran akan realitas Yang Maha Esa (pengakuan hamba adanya Allah).

Bahkan rahasia Al- Qur'anul karim itu keseluruhannya ada padaبِسْمِ اللهِ الرَحْمٰنِ الرَحِيْمِ (Bismiillahirrohmaanirrohiim) yaitu ada pada surat Al-fatehah dan seluruh kemuliaan makna Al-Fatehah ada pada kalimat بِسْمِ اللهِ الرَحْمٰنِ الرَحِيْمِ (Bismiillahirrohmaanirrohiim) dan dari seluruh makna kalimat itu ada pada kalimat ALLAH. Sayyidina Ali Karamallahu Wajhahu mengatakan : "Bahwa seluruh Al-Qur’an itu terkandung didalam surat Al-Fatihah", sedangkan surat Al-Fatihah itu sendiri terkandung di dalam Bismillah (bismallah). Subhannallah. Jika belum dan lupa sebab kita lupa dengan basmalah.
Bismillaahirrohmaanirrohiim.
Sangat banyak pendapat mengenai Lafadz basmalah ini baik dari para mufasirin, fuqoha, muhaditsin dan sufi.

Lafadz بِسْمِ اللهِ الرَحْمٰنِ الرَحِيْمِ (Bismillaahirrohmaanirrohiim) ini 19 huruf, terpadu dari 19 huruf, dan 19 huruf ini juga diriwayatkan dalam tafsir Imam Qurtuby, bahwa ini menunjukan jumlah kaum Hawariyyin, orang orang yang mendukung Nabiyallah 'Isa 'alaihi sholatu wa salam dimasa itu maksudnya بِسْمِ اللهِ الرَحْمٰنِ الرَحِيْمِ 19 (Bismillaahirrohmaanirrohiim) huruf itu isyarah bagi orang orang nasrani bahwa Allah mengetahui berapa yang menolong Nabiyallah 'Isa 'alaihi sholatu wa salam, yaitu 19 orang Hawariyyiin yang disebut dalam firman Allah subhanahu wa ta'ala

قَالَ عِسَى ابْنُ مَرْيَمَ لِلحَوَارِيِّنَ مَنْ أَنْصَارِيْ إِلَى اللهِ قَالَ الحَوَارِيُّوْنَ نَحْنُ أَنْصَارُ اللهِ ...........

Qoola 'Isa ibnu Maryama lilhawariyyinaa man anshorii ilallaah qoola al hawaryyuuna nahnu anshorullah. Hawariyyin itu 19 orang, lalu berkata Nabiyallah 'Isa, maukah diantara kalian berkorban? ia nanti wajahnya akan seperti wajahku dan ia akan dihukum mati dan kujanjikan baginya surga, kemudian satu maju dari 19, maka ketika mereka ingin menangkap Nabiyallah 'Isa, ( dalam riwayat Imam Qurtuby da Imam Thobrony dalam tafsirnya ), disaat itu, Allah secepatnya mengangkat Nabiyallah 'Isa ke langit, diangkat oleh Allah subhanahu wa ta'ala,

وَمَا قَتَلُوهُ وَ مَا صَلَبُوْهُ وَلٰكِنْ شُبِّهَ لَهُمْ

wamaa qotaluuhu wamaa sholabuuhu walaakin subbiha lahum. tidak dibunuh Nabiyallah 'Isa itu dan tidak disalib pula nanti akan tetapi satu orang diumpamakan wajahnya dirubah oleh Allah mirip dengan Nabiyallah 'Isa, dalam Tafsir Imam Qurtuby dan Thobrony mengatakan itu adalah salah satu dari kaum Hawaryyin, mereka tidak percaya, ketika Hawariyyun mengatakan bahwa "itu bukanlah Nabiyallah 'Isa akan tetapi itu salah satu dari kami," maka dihitung jumlahnya ternyata jumlah mereka 18, satu tidak ada kemana?? sudah dirubah oleh Allah wajahnya mirip Nabiyallah 'Isa ibn Maryam 'alaihi sholatu wa salam, oleh sebab itu,بِسْمِ اللهِ الرَحْمٰنِ الرَحِيْمِ (Bismillaahirrohmaanirrohiim) itu 19 huruf dan kalimat ba' bisa bermakna ziyadah atau tambahan saja karena isyarat 19 itu satu diantaranya wafat untuk membela Nabiyallah 'Isa 'alaihi sholatu wa salam.
Bismillaahirrohmaanirrohiim.
Sangat banyak pendapat mengenai Lafadz basmalah ini baik dari para mufasirin, fuqoha, muhaditsin dan sufi.
Lafadz Bismillaahirrohmaanirrohiim juga, بِسْمِ اللهِ الرَحْمٰنِ الرَحِيْمِ (Bismillaahirrohmaanirrohiim) ini turun kepada Nabiyallah Sulaiman 'alaihi sholatu wa salam, dibawalah suratnya oleh burung Hud-hud kalau di kita burung yang bisa bicara, burung Beo, burung itu berkata ," aku membawa surat dari Sulaiman,"

بِسْمِ اللهِ الرَحْمٰنِ الرَحِيْمِ إِنَّهُ

yang padanya tertulis sungguh Dialah Allah subhanahu wa ta'ala, ditulis surat itu oleh Nabiyallah Sulaiman diawali dengan بِسْمِ اللهِ الرَحْمٰنِ الرَحِيْمِ (Bismillaahirrohmaanirrohiim)" datanglah dengan selamat untuk menyerahkan diri jika kau ingin selamat" kata Ratu Balqis, Nabi Sulaiman diberikan Allah kekuasaan menguasai jin, syetan, manusia dan hewan dengan kekuatan بِسْمِ اللهِ الرَحْمٰنِ الرَحِيْمِ (Bismillaahirrohmaanirrohiim).Berkata Imam Qurtuby," seluruh syariat Islam, agama islam berpadu dengan kalimat بِسْمِ اللهِ الرَحْمٰنِ الرَحِيْمِ (Bismillaahirrohmaanirrohiim) karena Hablumminannas , berbuat baik kepada orang orang yang tidak baik itu adalah salah satu rahasia الرَحْمٰنِ (Ar Rohmaan) kalau buat Allah ibadah yang wajib, berbuat baik kepada yang baik juga itu dari kalimat الرَحِيْمِ (Ar Rohiim) pecahannya, seluruh syariat ini berpadu dalam kalimat بِسْمِ اللهِ الرَحْمٰنِ الرَحِيْمِ (Bismillaahirrohmaanirrohiim) karena mengandung Dzat Allah dan sifat Allah subhanahu wa ta'aala.

Nabiyallah Dawud ayahnya Nabi Sulaiman punya anak 19, sama dengan jumlah huruf basmalah, tetapi dia tidak mewariskan harta, (namanya Nabi tidak mewariskan harta ) namun Nabiyallah Dawud mendapatkan kemuliaan untuk 19 anaknya berupa anugerah dari Allah, dipadukan oleh Allah kepada salahsatunya saja yaitu Nabi Sulaiman yang diberikan padanya rahasia kemuliaan بِسْمِ اللهِ الرَحْمٰنِ الرَحِيْمِ (Bismillaahirrohmaanirrohiim) dari 19 huruf itu dan juga dijelaskan di dalam tafsir Ibn Katsir, jumlah tukang sihir Fir'aun yang ditundukkan oleh Nabiyallah Musa berjumlah 19.000 orang. lagi lagi angka 19 lagi dari basmalah.
Bismillaahirrohmaanirrohiim.
Lafadz Bismillaahirrohmaanirrohim, 19 huruf ini adalah jumlah daripada malaikat yang menjaga neraka, dijelaskan oleh Imam Qurtuby Imam Thobrony dan lainnya bahwa neraka itu terdapat padanya 19 pintu, dan setiap pintu ada penjaganya yaitu Malaikat Zabaniyah dan 19. Disebutkan dalam surat Al- Mudatsir

عَلَيْهَا تِسعَةَ عَشَرَ

Dineraka itu ada 19
Maksudnya 19 malaikat Zabaniyah yang menjaga dari 19 pintu daripada nerakanya Allah subhanahu wa ta'ala.

Berkata sayyidina Ali Zainal 'Abidin bin Husein radhiallahu 'anhuma wa ardhohuma ," Perbanyaklah kalian untuk membaca Basmalah, agar selamat dari 19 pintu neraka itu, dan 19 malaikat zabaniyah itu!" Begitupun juga ucapan sayyidina Ja'far Sodieq bin Muhammad Al- Bagier bin Ali Zainal 'Abidin bin Husein radhiallahu 'anhum ajma'in, berkata sayyidina Ja'far Sodieq," Perbanyaklah basmalah karena dengan memperbanyaknya kau akan mendapatkan surga dalam setiap hurufnya dan ketahuilah bahwa 19 malaikat Zabaniyah itu tidak berbuat terkecuali dengan basmalah kita " menyiksa hamba di neraka " bismillah...." lempar kedalam neraka, بِسْمِ اللهِ الرَحْمٰنِ الرَحِيْمِ (Bismillaahirrohmaanirrohiim) lempar, kalau kita sering menyebutnya justru itu kekuatan mereka, kekuatan mereka terdapat di dalam بِسْمِ اللهِ الرَحْمٰنِ الرَحِيْمِ (Bismillaahirrohmaanirrohiim) maka perbanyaklahبِسْمِ اللهِ الرَحْمٰنِ الرَحِيْمِ (Bismillaahirrohmaanirrohiim) yang mana dengan itu kita akan selamat dari 19 pintu neraka itu!
Bismillaahirrohmaanirrohiim.
Melengkapi bahasan dan melanjutkan postinga-postingan sebelumnya. Al Imam At Thobari juga berkata bahwa makna kalimat باسم (Bismi), huruf ب (ba’) bermakna بهاء الله (Baha’u Allah) (kewibawaan Allah), س (sin) bermakna سناؤه (sina’uhu) (cahaya Allah) , dan م (mim) bermakna مملكته (mamlakutuhu) ( Kerajaan Allah). Dimana Allah subhanahu wata’ala memulai alam ini dari tiada, yang ada hanya kewibawaan Allah subhanahu wata’ala, kemudian Allah subhanahu wata’ala menciptakan seluruh alam semesta dengan cahaya-Nya sehingga terciptalah kerajaan Allah subhanahu wata’ala, demikianlah kejadian alam semesta dari tiada, dan hal tersebut dipadu oleh Allah dalam kalimat باسم (Bismi) yang kemudian dipadu dengan lafzh aljalalah الله (Allah). Itulah sebagian dari rahasia keagungan makna kalimat باسم الله (Bismillah) yang bermakna “demi/dengan nama Allah”, atau “nama Allah” sedangkan huruf ba’ hanya sebagai huruf tambahan saja. Adapun lafazh الله (Allah), yang terdiri dari huruf alif ( ا ) yang bermakna tunggal , lam ( ل ) yang berarti “Lillah” ( لِله ) yaitu milik Allah, kemudian tersisa huruf “lam dan ha’ ( ل، هـ ) yaitu ( لَهُ ) yang bermakna “milikNya, milik Allah, atau untuk Allah”, dan huruf yang terakhir adalah huruf ha’ ( ــهُ ) sebagaimana yang banyak diajarkan oleh para ulama’ kepada murid-muridnya dzikir dengan lafazh ( ـهُ ) /hu atau ya huwa/ يا هو .

Demikianlah keagungan lafazh ( الله) Allah, dimana kita semua tidak pantas untuk menterjemahkannya. Telah saya sampaikan pada postingan sebelumnya mengenai lafadz Allah sebagaimana tafsir Ibnu Abbas r.a. Makna kalimat “Allah” sebagaimana yang terdapat dalam tafsir Al Imam At Thobari juga adalah tempat mengadu atau tempat mencari perlindungan bagi manusia, dan makna ringkasnya kalimat “ Allah” adalah gerbang harapan yang abadi, bagi semua hamba yang sholih atau yang pendosa, bagi semua penduduk surga atau penduduk neraka. Jika semua manusia mengetahui bahwa Allah subhanahu wata’ala adalah gerbang harapan bagi seluruh makhluk, maka apalah gunanya berharap kepada selain Allah subhanahu wata’ala. Namun karena lemahnya iman, terkadang kita menjadikan “Allah” yang terakhir untuk diharapkan, ketika seseorang telah berusaha kesana kemari dan tidak ada hasil dan tidak ada yang dapat membantunya, barulah ia berlari kepada Allah subhanahu wata’ala. Padahal jika sang pencipta seluruh hajat tidak memberinya maka tidak satu makhluk pun yang akan mampu memberi atau menolongnya. Juga telah kita sebutkan dalam penjelasan yang lalu bahwa alam semesta ini tertahan dari kehancuran selama ada yang menyebut nama Allah subhanahu wata’ala, sebagaimana yang terdapat dalam riwayat Shahih Muslim. Maka peganglah azimat terkuat dan teragung yang ada di alam semesta ini, yang mana jika seseorang memegang erat dengan hatinya maka alam semesta ini akan tunduk, karena ia tidak akan hancur selama masih ada yang menyebutnya, dan lebih mendalamnya lagi bahwa Allah subhanahu wata’ala menjadikan orang yang berdzikir dengan menyebut nama “Allah, Allah” sebagai penahan bala’ atau musibah, maka beruntunglah bagi mereka yang terus mendalami dan merenungi agungnya makna nama Allah subhanahu wata’ala, yang artinya adalah gerbang harapan. Dijelaskan pula oleh Al Imam At Thobari bahwa makna kalimat “ Allah “ adalah : ” Dzat Yang (layak) disembah dan tidak layak menyembah”.
Allah subhanahu wata’ala adalah satu-satunya dzat yang layak disembah dan Allah subhanahu wata’ala tidak layak menyembah siapa pun. Demikian kemahatunggalan Allah subhanahu wata’ala yang semakin mendalam dengan semakin kita mempelajari rahasia kemuliaan tauhid ini.
Tentang makna ( الرحمن الرحيم ) Ar-Rohmaan Ar-Rohiim. Sebagaimana dijelaskan jika kalimat ( باسم الله ) Bismillah tidak dilanjutkan dengan kalimat ( الرحمن الرحيم ) Ar-Rohmaan Ar-Rohiim maka alam semesta ini akan hancur dari kewibawaan nama Allah subhanahu wata’ala. Adapun makna ( الرحمن) Ar-Rohmaan adalah kenikmatan yang Allah subhanahu wata’ala berikan untuk seluruh makhluknya, dari manusia, hewan dan tumbuhan, manusia yang beriman atau pun yang kafir, manusia yang baik atau pun yang jahat di dunia. Adapun makna kalimat ( الرحيم) Ar-Rohiim adalah kenikmatan dari Allah subhanahu wata’ala yang hanya diberikan kepada hamba-hamba yang beriman saja, seperti kenikmatan sujud, kenikmatan munajat dan doa, kenikmatan sholat berjamaah, kenikmatan sholat di masjid dan lainnya yang diberikan oleh Allah subhanahu wata’ala di dunia kemudian di akhirat diberi kenikmatan surga yang kekal dan abadi. Adapun kenikmatan yang diberikan kepada seluruh makhluk Allah dalam kehidupan di dunia seperti melihat, mendengar, berbicara, berjalan dan lainnya hal itu semua diberikan dari sifat Allah subhanahu wata’ala ( الرحمن) Ar-Rohmaan, yang mana kenikmatan-kenikmatan tersebut Allah subhanahu wata’ala berikan kepada semua makhluknya baik yang taat atau pun yang tidak taat kepada Allah subahanahu wata’ala. Dan kita ketahui diantara kenikmatan-kenikmatan tersebut ada yang Allah cabut dari hamba-hambaNya dengan kehendakNya, seperti seseorang yang Allah jadikan tidak memiliki pendengaran sejak ia lahir, dan ada juga yang sejak lahir mungkin diberi pendengaran oleh Allah namun setelah beberapa tahun ia tidak lagi dapat mendengar, maka hal-hal seperti ini adalah terjadi atas kehendak dari Allah subhanahu wata’ala. Sungguh segala kenikmatan yang pernah ada pada segala ciptaan Allah akan berakhir dan kemudian bersambung dengan kemuliaan kehidupan dan kenikmatan yang abadi yang dikehendaki Allah subhanahu wata’ala tersimpan dalam rahasia kemuliaan makna ( الرحمن الرحيم ).Ar-Rohmaan Ar Rohiim, yang mana hal-hal itu pasti akan datang kepada kita semua. Setelah kehidupan dunia ini berakhir, kelak hanya ada 2 tempat yaitu surga dan neraka, tidak ada tempat lain selain keduanya, hal inilah yang para ulama kita terdahulu membantah kaum Mu’tadzilah yang berpendapat ada temapat diantara surga dan neraka (manzila baina manzilatain). Yang harus selalu kita fikirkan adalah setelah kita wafat kelak dimanakah tempat kita?!. Renungkanlah, sejak kita bangun dari tidur hingga detik ini, manakah yang lebih banyak antara kita mengingat Allah dan mengingat selain Allah subhanahu wata’ala. Padahal satu detik pun terlewatkan untuk mengingat selain Allah subhanahu wata’ala hal itu telah cukup untuk melemparkan seseorang ke dalam jurang api neraka, bagaimana halnya jika waktu banyak yang terlewatkan untuk mengingat selain Allah subhanahu wata’ala, dan bagaimana halnya jika waktu-waktu terlewatkan tidak pernah mengingat Allah subhanahu wata’ala, wal’iyaadzu billah. Maka seluruh rahasia kemuliaan kenikmatan yang Allah berikan kepada makhluk-makhlukNya terdapat pada kalimat Ar-Rohmaan Ar Rohiim ( الرحمن الرحيم ).

Sebagaimana Allah subhanahu wata’ala memberikan pengampunan kepada hamba-hambaNya yang memohon pengampunan. Sungguh pengampunan Allah subhanahu wata’ala sangat murah dan mudah, hanya siapakah yang menginginkan dan mau meminta pengampunan tersebut. Allah Maha Mengetahui bahwa hamba-hambaNya selalu berbuat kesalahan dan dosa sebagaimana disebutkan dalam Hadits Qudsi :
يَا عِبَادِي إِنَّكُمْ تُخْطِئُونَ بِاللَّيْلِ وَالنَّهَارِ وَأَنَا أَغْفِرُ الذُّنُوبَ جَمِيعًا فَاسْتَغْفِرُونِي أَغْفِرْ لَكُمْ
"Wahai hamba-hambaKu, sesungguhnya kalian selalu berbuat salah (dosa) di siang dan malam, dan Aku mengampuni dosa-dosa semuanya, maka mintalah pengampunan kepadaKu, Aku akan mengampuni kalian"

Allah Maha Mengetahui akan hamba-hambaNya yang senantiasa berbuat dosa di siang dan malam, namun banyak diantara mereka yang telah berbuat dosa akan tetapi tidak mau meminta pengampunan dari Allah subhanahu wata’ala. Maka itu rahasia kemuliaan kalimat Bismillaahirrohmaanirrohiim ( باسم الله الرحمن الرحيم ) , sebagaimana dijelaskan oleh para imam seperti Al Imam At Thobari, Al Imam Ibn Katsir, Al Imam Qurthubi dan imam-imam yang lainnya yang akan kita postingkan juga Insyaallah, bahwa kemuliaan seluruh Al Qur’an Al Karim tersimpan pada kalimat Bismillaahirrohmaanirrohiim ( باسم الله الرحمن الرحيم ), maka kalimat ini menyimpan seluruh makna tuntunan Allah subhanahu wata’ala. Dalam kalimat tersebut tersimpan rahasia kenikmatan Allah subhanahu wata’ala, keagungan Allah subhanahu wata’ala, tuntunan Allah subhanahu wata’ala, perbuatan Allah kepada hamba-hamba yang baik atau hamba-hamba yang tidak baik, segala perintah dan larangan Allah subhanahu wata’ala dan lain sebagainya.
Bismillaahirrohmaanirrohiim.
Dijelaskan di dalam tafsir At Thobari bahwa Allah subhanahu wata’ala sebelum mengajarkan hukum-hukum syariat, yang berupa perintah atau larangan dan lainnya maka hal tersebut terlebih dahulu diawali dengan kalimat basmalah ; Bismillaahirrohmaanirrohiim. Oleh sebab itu sebagaimana yang terdapat dalam hadits-hadits bahwa Rasulullah shollallahu ‘alaihi wasallam selalu mengucapkan Basmalah dalam setiap gerak-gerik beliau shollallahu ‘alaihi wasallam. Namun dalam perbuatan dosa atau maksiat janganlah diawali dengan basmalah. Karena seseorang yang senantiasa mengucapkan basmalah dalam setiap perbuatannya (bukan maksiat) maka berarti ia telah mengawali ibadah atau perbuatannya dengan hal yang diridhoi Allah subhanahu wata’ala, yaitu nama Allah subhanahu wata’ala, sehingga setiap perbuatan yang dilakukan terikat dengan keridhoan Allah subhanahu wata’ala. Dengan makna yang lebih dalam bahwa selayaknya setiap orang tidak melakukan suatu perbuatan kecuali diawali dengan basmalah, yang seakan-seakan ia berkata : "Aku tidak memulai sesuatu perbuatan kecuali dengan nama Mu Ya Allah, awal dari setiap perbuatanku selalu dengan nama-Mu Ya Allah".

Disebutkan dalam salah satu riwayat yang tsiqah yang disampaikan oleh Al Musnid Al Arif billah Al Habib Umar bin Hafizh tentang salah satu hikayah dimana seorang wanita sholihah yang senantiasa mengucap Basmalah dalam segala perbuatannya, sehingga seorang tetangganya merasa jengkel dengan perbuatannya dan menanyakan kepadanya mengapa ia selalu mengulang-ulang kalimat tersebut, maka wanita itu menjawab bahwa jika akan terjadi musibah dan aku selalu mengucap Basmalah dalam setiap perbuatan tersebut maka Allah subhanahu wata’ala akan menjauhkan musibah tersebut dariku. Maka tetangganya itu berniat buruk kepadanya, kemudian ia menghadiahkan kepadanya panci yang berisi makanan yang telah diberi racun, untuk menguji apakah ucapan wanita tersebut benar bahwa ia akan dijauhkan dari musibah sebab bacaan basmalah. Kemudian wanita itu membawa panci yang berisi makanan itu ke rumahnya dan membuka tutup panci tersebut dengan mengucapkan Basmalah, yang kemudian Allah subhanahu wata’ala merubahnya menjadi makanan yang nikmat. Kemudian wanita itu keluar menemui tetangga yang memebrinya hadiah makanan itu dan berterima kasih kepadanya karena telah memberinya makanan yang nikmat, maka tetangga itu terkejut dan heran kemudian berkata : "Bagaimana engkau menyukai makanan yang aku berikan kepadamu?", lalu wanita itu masuk ke dalam rumahnya, mengambil dan menunjukkan makanan itu kepada tetangganya, tetangga itu pun kaget dari keagungan kalimat Bismillaahirrohmaanirrohiim. Hal ini juga telah diajarkan oleh Rosulullah, Bismillaahil lladzi laa yadhurru ma'asmihi sai'un fil ardhi walaa fisama' wahuwa sami'ul 'alim (Dengan menyebut nama Allah tidak ada yang dapat memberikan mudhorat bagi Allah apapun yang ada dibumi dan dilangit dan Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui), hal ini digunakan untuk hal yang bahaya. Hal ini juga dilakukan oleh para nabi terdahulu sebagai penangkal racun, sebagaimana senada dengan hikayat yang dikatakan Al musnid. lafadz ini yang akhirnya oleh para ulama sebagai bentuk umum kegunaan ada yang dijadikan doa naik kendaraan, berpergian dll. Lafadz bamalah juga dilakukan oleh Rosulullah ketika ia dijamu oleh seorang Yahudi yang hendak meracun beliau, dengan keagungan kalimat basmalah makanan yang disajikan yaitu kambing memberitahukan kepada Rosulullah bahwa dagingnya telah dicampuri racun. subhannallah.

Al Imam At Thobari berkata bahwa nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam selalu mengawali dengan basmalah dalam setiap gerak-geriknya, maka selayaknyalah kita mencontohi Rosulullah shallallahu ‘alaihi wasallam untuk mengawali dengan Bismillaahirrohmaanirrohiim dalam setiap gerak gerik kita, selain perbuatan dosa atau maksiat. Sehingga perbuatan-perbuatan mubah yang kita lakukan akan mendapatkan pahala sebab diawali dengan basmalah, yang mana perbuatan-perbuatan tersebut berarti terikat dengan nama dan keridhoan Allah subhanahu wata’ala. Semoga Allah subhanahu wata’ala melimpahkan kepada kita cahaya keagungan Bismillaahirrohmaanirrohiim.
Bismillaahirrohmaanirrohiim.
Disebutkan dalam tafsir Al Imam Qurthubi bahwa sayyidina Ali bin Abi Tholib kw berkata terhadap seseorang yang sedang menulis basmalah : "Perindahlah tulisannya (lafazh basmalah) maka Allah subhanahu wata’ala akan mengampuni dosamu". Adapun maksud memperindah disini adalah memperindah dengan niat, dan menikmati betapa indahnya Allah subhanahu wata’ala, serta mengagungkan Allah subhanahu wata’ala. Teriwayatkan juga bahwa sayyidina Ali Zainal Abidin As Sajjad ibn Husain ibn Ali ibn Abi Tholib, cucu Rasulullah shollallahu ‘alaihi wasallam berkata : "Jika kalian ingin selamat dari 19 malaikat zabaniah yang menjaga pintu neraka yang senantiasa memanggil nama-nama para pendosa, maka perbanyaklah membaca Bismillaahirrohmaanirrohiim" karena kekuatan malaikat Zabaniah sebagaimana disebutkan dalam salah satu riwayat bahwa ia memiliki 70.000 tangan, sehingga tangannya itu dapat mengambil 70.000 pendosa untuk dilemparkan ke neraka. Dan disebutkan dalam sebuah riwayat yang shohih bahwa Allah subhanahu wata’ala menjadikan bentuk tubuh mereka menjadi sangat besar, sehingga gigi geraham mereka seperti gunung uhud dan dimasukkan ke dalam neraka, tempat orang-orang yang dimurkai Allah subhanahu wata’ala. Adapun kekuatan malaikat Zabaniah setiap kali akan melemparkan para pendosa malaikat itu berasal dari ucapan Bismillaahirrohmaanirrohiim sehingga bergeraklah 70.000 tangannya untuk mengambil 70.000 pendosa dan dimasukkan ke dalam neraka, begitu juga kekuatan api neraka berasal dari lafazh Bismillaahirrohmaanirrohiim, sehingga Al Imam Ali Zainal Abidin berkata jika seseorang ingin selamat dari malaikat zabaniyah dan selamat panggilan api neraka maka perbanyaklah mengucapkan Bismillaahirrohmaanirrohiim. Hamba-hamba sholih yang beriman yang ketika akan melintas di jembatan (Shiroot), maka api neraka jahannam berteriak : "Melintaslah secepatnya wahai hamba Allah, cahaya kalian membakarku".

Cahaya yang ada pada hamba-hamba tersebut adalah cahaya dari sunnah dan tuntunan nabi Muhammad shollallahu ‘alaihi wasallam, cahaya sujud, cahaya ruku’, yang merupakan cahaya ibadah yang termulia dari segenap ibadah, yaitu cahaya sholat yang mana diawali dengan Bismillaahirrohmaanirrohiim. Maka cahaya hamba-hamba Allah yang mulia tersebut justru mampu membakar api neraka, demikian rahasia kemuliaan para sholihin, semoga kita termasuk ke dalam golongan mereka yang melintasi jembatan shiroot tanpa melihat atau mendengar deruan api neraka, sebab begitu cepatnya melintas di jembatan shiroot.

Allah subhanahu wata’ala berfirman :

إِنَّ الَّذِينَ سَبَقَتْ لَهُمْ مِنَّا الْحُسْنَى أُولَئِكَ عَنْهَا مُبْعَدُونَ ، لَا يَسْمَعُونَ حَسِيسَهَا وَهُمْ فِي مَا اشْتَهَتْ أَنْفُسُهُمْ خَالِدُونَ

( الأنبياء : 101-102 )

"Sesungguhnya orang-orang yang telah ada untuk mereka ketetapan yang baik dari Kami, mereka itu dijauhkan dari neraka, mereka tidak mendengar sedikit pun suara api neraka, dan mereka kekal dalam menikmati apa yang diingini oleh mereka". ( QS. Al Anbiyaa : 101-102 )

Mereka adalah orang-orang yang senantiasa meminta kepada Allah subhanahu wata’ala husnul khotimah, yaitu wafat dalam keadaan yang baik dan dalam ikatan kuat Laa ilaaha illallah Muhammadun(r) Rasulullah. Dimana mereka akan dijauhkan dari api neraka bahkan mereka tidak akan mendengar desis api neraka apalagi gemuruhnya, padahal gemuruh api neraka terdengar dari 100 tahun perjalanan, mereka adalah orang-orang yang mencintai Allah subhanahu wata’ala dan sayyidina Muhammad shollallahu ‘alaihi wasallam, beliau bersabda :

اَلْمَرْءُ مَعَ مَنْ أَحَبَّ يَوْمَ اْلقِيَامَةِ

"Seseorang bersama orang yang dicintainya di hari kiamat"

Maka seharusnyalah seorang muslim menjadikan idolanya adalah sayyidina Muhammad shollallahu ‘alaihi wasallam.
Bismillaahirrohmaanirrohiim
Al -Ba' atau huruf ba dalam bismillah mempunyai 3 makna yaitu makna Al- Half ( sumpah ) atau Ma'iyyah ( kebersamaan ), atau Ziyadah ( tambahan ).
Sumpah maka bahasa terjemahnya " Demi nama Allah Arrohmaan Arrohiim", tapi bisa juga bermaksud Ma'iyyah, bermakna " Dengan nama Allah Arrohmaan Arrohiim" , dan juga bisa bermakna Ziyadah, yang bermaksud tambahan saja yang maksudnya " nama Allah Arrohmaan Arrohiim". ( itu kalimat ba' nya ). Lalu kalimat Al- Ism berasal dari as- samu yaitu berasal dari kalimat tinggi yaitu nama, bismillah, kata yang ketiga adalah Allah yang perlu kita ketahui, kalimat Allah didalam tafsir Imam Ibn Abbas,

مَأْخُوْذَةٌ من الإله الذي يألهون و يتألهون إليه الناس

bahwa kalimat Allah berasal dari kalimat Al- Ilah lalu dipadukan menjadi Allah, yaitu

الذي يألهون و يتألهون إليه الناس

yaitu tempat orang mengadu dan meminta perlindungan dari kesulitan dan musibah, maka kalimat Allah merupakan gerbang penolong bagi seluruh hambaNya, jadi kalau kita ingin memaknai kalimat Allah maknanya apa, secara ringkas maknanya kalimat Allah maknanya Sang Maha Penolong dan Sang Maha memberikan bantuan yang sangat diharapkan saat kesulitan, ALLAH. Jika kita merenungkan kalimat ini saja,sudah sedemikian indahnya, ternyata kalimatMu itu wahai Allah adalah gerbang harapan bagi seluruh hambaNya, makna kalimat Allah itu adalah gerbang harapan,

الذي يألهون و يتألهون إليه الناس

Dzat yang orang berlindung padanya dan datang kepadaNya (dia) memberi pertolongan.

Wahai Gerbang harapan! yang dijelaskan oleh Syekh Abdul Qader Al-Jaelany, kalimat Allah adalah ismul a'zhom, karena kalimat ini berpadu seluruh kalimat Allah, dan dijelaskan didalam Shahih Muslim,

لَا تَقُوْمُ السَاعَةُ حَتَّى أَن لَا يُقَالَ عَلَى الْأرْضِ الله الله وَلَا تَقُوْمُ السَاعَةُ عَلَى رَجُلٍ يَقُولُ الله الله

" tidak akan datang hari kiamat selama dimuka bumi ada yang menyebutkan, memanggil nama Allah, hari kiamat tidak akan datang menimpa seseorang ia menyebut nama Allah."

karena Allah subhanahu wa ta'ala Sang Maha Pencipta, memberikan nama panggilan untuk DzatNYa adalah Gerbang Harapan, Ia berikan kepada hamba-hambaNya untuk memanggil DzatNya bukan dengan Sang Maha Raja, ya memang wahai Maha Raja ( al- Mulk ), tapi yang paling banyak adalah Allah, Gerbang Harapan. Gerbang Harapan berarti harapan terbesar layak bagi hambaNya kelak adalah Allah, yang Maha mengetahui apa yang diinginkan hambaNya dan apa yang akan menimpa hambaNya jika harapan itu diberikan, ada hamba yang jika diberikan harapannya maka akan terjadi musibah tanpa ia ketahui, ada hamba menginginkan sesuatu, seperti anak kecil, bocah, bayi, tidak tahu bara api itu panas, dilihat dia mau mempermainkannya mau menyentuhnya, tentunya dilarang tidak diberi bara apinya,dijauhkan darinya, kenapa? terbakar anak itu terkena bara api, atau kepada yang sedang luka,seperti jika anaknya yang masih bocah sedang luka liat bocah sedang berenang, mau ikutan berenang ditahan olehnya " kamu tidak boleh berenang, kamu luka, nanti infeksi luka kamu kena air". orang lain ikut main kok dia tidak? Nah, hal itu akan dijawab oleh Allah subhanahu wa ta'ala kelak, namun jangan dipersalahkan, " percuma dong saya berharap kepada Allah, Allah akan memberikan bagiku yang terbaik."

عَسَى أَنْ تَكْرَهُوْا شَيْأً وَهُوَ خَيرٌ لَكُمْ وَ عَسَى أَنْ تُحِبُّوْا شَيْأً وَهُوَ شَرٌّ لَكُمْ، وَاللهُ يَعْلَمُ وَ أَنْتُمْ لَا تَعْلَمُوْنَ

"Barangkali kalian tidak menyukai sesuatu, padahal itu baik bagi kalian, barangkali kalian menyukai sesuatu, akan tetapi hal itu buruk bagi kalian, Allah Maha Tahu kalian tidak mengetahuinya."

Allah Maha memilihkan yang terbaik, kita tidak tahu, makanan yang kita sukai barangkali beracun, kita lagi makan tiba - tiba tertendang oleh kaki kita meja tempat kita makan, tumpah " astaghfirullah ini makanan yang palng saya sukai, saya ingin makan, Allah Maha Tahu didalam makanan itu ada racun. banyak hal seperti ini terjadi, dan juga banyak hal yang tidak kita inginkan ternyata baik untuk kita, contohnya obat, kok kita bisa pasrah ya pada dokter tpi tidak pasrah sama Allah? sama dokter kita pasrah, mau disakiti, mau ditusuk dengan jarum, mau diisi obat yang kadarnya obat ini bawa efek samping ke tubuh yang lain, kok kita pasrah? mau dipasang oksigen, mau direbahkan, mau dirontgen, mau di ini mau di itu pasrah kita kepada dokter kenapa? percaya penuh, dia ahli. Bagaimana dengan ALLAH?? kalimat بِسْمِ اللهِ (bismillah) dengan nama Allah atau demi nama Allah, الرَحْمٰنِ الرَحِيْمِ (Arrohmaanirrohiim) ( secara ringkas ) , الرَحْمٰنِ (Arrohmaan) adalah Maha Pelimpah Rahmat dan kasih sayang kepada seluruh makhlukNya, seluruh makhluk, sedang الرَحِيْمِ (Arrohiim) kasih sayang Allah yang diberikan kepada orang yang beriman saja. الرَحْمٰنِ (Arrohmaan) untuk semua, yang tidak beriman, yang jahat, yang fajir, fasiq, semuanya dikasih kasih sayang Allah subhanahu wa ta'ala kehidupan dimuka bumi, diberikan Rahmah, الرَحِيْمِ (Arrohiim) kenikmatan dari Allah khusus untuk orang orang yang beriman, kebanyakan diterimanya di akherat, namun di bumi juga kebagian seperti khusyu', kenikmatan mustajab do'a, kenikmatan keringanan dari musibah, banyak kenikmatan Arrahim dari Arrahman, maka kalimat الرَحْمٰنِ الرَحِيْمِ (Arrohmaanirrohiim) memadukan seluruh kenikmatan Allah subhanahu wa ta'la yang pernah diberikan sejak alam semesta dicipta, hingga seluruh makhluk berakhir, hingga berlangsungnya kehidupan kekal dan abadi bagi hamba yang dikehendakiNya, semua tercakup dalam kalimat (Arrohmaanirrohiim) الرَحْمٰنِ الرَحِيْمِ

Ketika kita bicara بِسْمِ اللهِ الرَحْمٰنِ الرَحِيْمِ (Bismillaahirrohmaanirrohiim) dengan nama Allah yang Maha Pengasih (kepada seluruh makhluk) dan Maha Penyayang ( kepada mu'min ) sama saja kita menyebut seluruh kenikmatan anugerah Ilahi kepada para siddieqin, para auliya, para sholihin, para mu'minin, pada orang yang tidak baik, pada orang yang baik, pada orang ynag jahat, pada orang yang berbuat hina, pada orang yang berbuat mulia, semua itu terpadu dalam kalimat بِسْمِ اللهِ الرَحْمٰنِ الرَحِيْمِ (Bismillaahirrohmaanirrohiim) seluruh kejadian alam semesta.
Bismillaahirrohmaanirrohiim.
“Basmalah” mempunyai hukum, sebagaimana para ahli fiqh menyebutnya sebagai “Ahkaam Al Basmalah (Hukum-hukum Basmalah)”, yang mana terdapat 4 hukum dari pengucapan “Basmalah” yaitu wajib, sunnah, makruh, dan haram. Yang pertama hukumnya adalah wajib, sebagaimana dalam madzhab Syafi’i bahwa “Basmalah” adalah merupakan ayat dari surat Al Fatihah, sehingga wajib hukumnya dibaca dalam surat Al Fatihah ketika sholat, sedangkan terdapat madzhab lain yang berpendapat bahwa “Basmalah” bukanlah termasuk ayat dari surat Al Fatihah namun sebagai tambahan dari Rasulullah shollallahu ‘alaihi wasallam saja, akan tetapi hal ini dipertentangkan oleh para ulama’ madzhab Syafii, sebagaimana yang dijelaskan oleh Al Imam An Nawawi bahwa jika “Basmalah” itu bukanlah merupakan ayat dari Al Qur’an, mengapa Rasulullah shollallahu ‘alaihi wasallam menjadikan “Basmalah” diseluruh surat-surat dalam Al Qur’an kecuali dalam surat At Taubah?!, maka hal ini menunjukkan bahwa “Basmalah” merupakan awal dari semua ayat Al Qur’an, jika bukan merupakan awal dari semua surat Al Qur’an maka seharusnya surat At Taubah pun diawali dengan “Basmalah”. Sedangkan penetapan surat-surat dan ayat-ayat dalam Al Qur’an adalah atas perintah dari Rasulullah shollallahu ‘alaihi wasallam, lalu mengapa kita harus memotong kalimat “Basmalah” dari surat Al Fatihah. Dan sebagaimana bahwa surat Al fatihah juga disebut sebagai “Sab’u Al Matsaani” yaitu 7 ayat mulia yang diulang-ulang. Namun pendapat yang mengatakan bahwa “Basmalah” bukan merupakan ayat dari surat Al Fatihah yaitu dikarenakan ada beberapa riwayat shohih bahwa Rasulullah shollallahu ‘alaihi wasallam mengajarkan surat Al Fatihah tanpa “Basmalah”. Hukum kedua pengucapan “Basmalah” adalah sunnah yaitu diucapkan ketika mengerjakan hal-hal yang sunnah seperti berwudhu dan lainnya, begitu juga ketika ketika mengerjakan perbuatan-perbuatan mubah (bukan ibadah) namun diawali dengan mengucapkan “Basmalah” ,maka hal tersebut akan mendapatkan pahala ibadah, sebagaimana Rasulullah shollallahu ‘alaihi wasallam dalam setiap perbuatannya selalu diawali dengan ucapan “Basmalah”. Ketiga hukumnya makruh ketika mengucapkan “Basmalah” dalam melakukan perbuatan yang makruh. Keempat hukumnya haram ketika “Basmalah” diucapkan untuk melakukan perbuatan yang haram.

Cara membaca basmalah (Bismillahirrohmaanirrohiim) Basmalah tasydidnya diatas Lam, Ar-rohmaan tasyidnya diatas Ro’, Ar-rohiim tasydidnya diatas Ro’.
Bismillaahirrohmaanirrohiim.
“Basmalah”. Dijelaskan oleh Al Imam At Thobari bahwa Allah subhanahu wata’ala menjadikan Basmalah sebagai “Al Barokah wa al- aml”. Barakah maksudnya adalah melipatgandakan pahala dan kemuliaan lebih dari yang semestinya. Maka dengan mengucapkan “Basmalah”, terbukalah seluruh pintu-pintu kemuliaan yang pernah dibuka oleh Allah subhanahu wata’ala dan pintu-pintu yang belum terbuka oleh Allah subhanahu wata’ala untuk hamba tersebut, karena dengan kalimat “Bismillah” yaitu dengan nama Allah sungguh sesuatu itu bisa terjadi atau tidak bisa terjadi. Kalimat tersebut (Bismillah) terikat dengan kalimat “Kun Fayakun”, dan jika Allah subhanahu wata’ala tidak menciptakan “Ar Rohmaan dan Ar Rohiim” setelah kalimat itu (Bismillah) maka sungguh di alam semesta ini tidak akan ada satu pun yang bisa bermaksiat kepada Allah subhanahu wata’ala, akan tetapi kesemuanya akan tunduk dan sujud kepada Allah subhanahu wata’ala, namun setelah kalimat itu Allah subhanahu wata’ala melanjutkannya dengan kalimat “Ar Rohmaan dan Ar Rohiim” sebagai tanda bahwa Allah menguji manusia untuk menyembah-Nya atau tidak menyembah-Nya.

Basmalah sebagai Al-aml, Rosulullah shollallahu ‘alaihi wasallam bersabda :
كُلُّ أَمْرٍ ذِيْ بَالٍ لَا يُبْدَأُ فِيْهِ بِاسْمِ اللهِ فَهُوَ أَبْتَر
“ Segala sesuatu (perbuatan) baik yang tidak diawali dengan “ Basmalah”, maka (amal itu) terputus (tidak bernilai di sisi Allah)”
Dan dalam riwayat lain فَهُوَ أَقطع fahuwa aqtho’ (terpotong dari keberkahan) , dan dalam riwayat yang lainnya فَهُوَ أجذم fahuwa ajzm (terpotong tangannya ).

Di zaman sekarang jika bukan karena kasih sayang dan kelembutan Allah subhanahu wata’ala sungguh berapa banyak orang-orang yang akan terpotong karena terkena penyakit kusta, sebagaimana memulai banyak pekerjaan tanpa diawali dengan “Basmalah”, seperti ketika masuk rumah, keluar rumah, ketika akan tidur, bangun tidur, makan, minum dan lainnya. Lalu seseorang akan berkata, rumahku kemasukan syaitan, maka hal ini adalah hal yang biasa karena ketika akan masuk ke dalam rumah ia tidak mengucapkan “Basmalah”, dimana ketika seseorang masuk rumah tidak membaca “Basmalah” maka syaitan pun akan masuk bersamanya, Rasulullah shollallahu ‘alaihi wasallam bersabda : “Ketika kalian akan tidur, maka tutuplah pintu dan ucapkan Basmalah, sesungguhnya syaitan tidak dapat memasuki pintu yang terkunci”, karena pintu itu terkunci dengan “Bismillaahirrohmaanirrohiim”, sehingga syaitan tidak bisa masuk meskipun dengan cara menembus pintu yang terkunci itu.

Sehingga dalam Madzhab Syafi’I dalam masalah “Ahkaam Al Basmalah (Hukum-hukum Basmalah)” bahwa “Basmalah” adalah merupakan ayat dari surat Al Fatihah, sehingga wajib hukumnya dibaca dalam surat Al Fatihah ketika shalat, sedangkan terdapat madzhab lain yang berpendapat bahwa “Basmalah” bukanlah termasuk ayat dari surat Al Fatihah namun sebagai tambahan dari Rasulullah shollallahu ‘alaihi wasallam saja, akan tetapi hal ini dipertentangkan oleh para ulama’ madzhab Syafii, sebagaimana yang dijelaskan oleh Al Imam An Nawawi bahwa jika “Basmalah” itu bukanlah merupakan ayat dari Al qur’an, mengapa Rasulullah shollallahu ‘alaihi wasallam menjadikan “Basmalah” diseluruh surat-surat dalam Al Qur’an kecuali dalam surat At Taubah?!, maka hal ini menunjukkan bahwa “Basmalah” merupakan awal dari semua ayat Al Qur’an, jika bukan merupakan awal dari semua surat Al Qur’an maka seharusnya surat At Taubah pun diawali dengan “Basmalah”. Sedangkan penetapan surat-surat dan ayat-ayat dalam Al Qur’an adalah atas perintah dari Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam, lalu mengapa kita harus memotong kalimat “Basmalah” dari surat Al Fatihah. Dan sebagaimana bahwa surat Al fatihah juga disebut sebagai “Sab’u Al Matsaani” yaitu 7 ayat mulia yang diulang-ulang. Namun pendapat yang mengatakan bahwa “Basmalah” bukan merupakan ayat dari surat Al Fatihah yaitu dikarenakan ada beberapa riwayat shahih bahwa Rasulullah shollallahu ‘alaihi wasallam mengajarkan surat Al Fatihah tanpa “Basmalah”.

Lafadz Basmalah ini merupakan ruqiyah ruh bagi seorang muslim, baik dari seorang hamba kepada Allah maupun antara hamba dengan hamba Allah yang lainnya. Termasuk ruqiyah antara bangsa manusia kepada bangsa jin. Maka Rosulullah mengajarkan agar umatnya selalu berlindung dari setan dengan basmallah dan a’udzu. Dalam kitab sunan Tarmidzi dan dalam kitab beliau “Fadhoil Al-Quran” dijelaskan jika seorang muslim melihat bangsa jin maka Rosulullah mengajarkan untuk membaca “Bismillaahi Ajibi Rosulallah” lalu diteruskan dengan Ayat kursi. Lafadz basmalah juga sebagai ruqiyah penempel diri bagi seorang muslim terhadap gangguan bangsa jin (jin, setan, iblis). Sebagaimana dijelaskan dalam kitab “Al-Azhamah” karena lafadz “Allah” adalah penempel. Hal ini senada dengan tafsir At Thobary bahwa Allah memiliki atau milik Allah (Allah menguasai makhluk-Nya) karena bangsa jin adalah ciptaan-Nya. lafazh الله (Allah), yang terdiri dari huruf alif ( ا ) yang bermakna tunggal , lam ( ل ) yang berarti “Lillah” ( لِله ) yaitu milik Allah, kemudian tersisa huruf “lam dan ha’ ( ل، هـ ) yaitu ( لَهُ ) yang bermakna “milikNya, milik Allah, atau untuk Allah”.

Dalam shohih Bukhori Sabda Rasulullah SAW: “Jika diantara kalian bersetubuh dengan suami/istrinya, maka ucapkanlah: BISMILLAH, ALLAHUMMA JANNIBISSYAYTAN, WA JANNIISSYAYTHAAN MAA RAZAQTANA”. Maka jika ditentukan dalam persetubuhan itu keturunan, Syaitan tidak bisa menjebak anaknya/menggoda anaknya kelak”. Sehingga jika dari persetubuhan itu Allah subhanahu wata’ala menjadikan darinya keturunan, maka syaitan tidak akan bisa mengecohnya atau menyesatkannya selama-lamanya, hal ini menunjukkan bahwa Allah subhanahu wata’ala akan memberi penjagaan yang sempurna kepada keturunan itu hingga ia besar tidak akan dikecoh oleh syaitan di dalam hari-harinya di siang dan malamnya, sebagaimana yang banyak terjadi saat ini sebab jebakan syaitan seperti mereka yang terjebak dalam minum-minuman keras, perzinaan, perjudian, kerusakan aqidah dan lain sebagainya dari hal-hal munkar dan kemaksiatan. Kesemua ini disebabkan oleh godaan syaitan yang menghantam orang-orang yang melakukan perbuatan tersebut. Dan nabi Muhammad shollallahu ‘alaihi wasallam telah membentengi ummatnya dari hal-hal tersebut bahkan sebelum mereka lahir, yaitu dengan sunnah beliau shallallahu ‘alaihi wasallam, yang dengan mengamalkannya maka seseorang sebelum ia lahir bahkan ketika masih berupa sel-sel mani ia telah terjaga dari jebakan-jebakan tersebut dengan doa yang diajarkan oleh nabi Muhammad shollallahu ‘alaihi wasallam. Kemudian setelah bayi lahir, maka dikumandangkan adzan di telinganya, sehingga suara atau kalimat yang pertama kali didengar adalah kalimat “Allahu Akbar”, lalu bayi itu kembali ke pelukan ibunya dan disusui oleh ibunya, dan terlebih lagi jika sang ibu adalah seseorang yang sangat gemar membaca Al Qur’an, sehingga ketika menyusuinya ia sambil melantunkan ayat-ayat Al Quran, bukan seperti yang kebanyakan terjadi pada ibu-ibu zaman sekarang, dimana sambil menyusui bayinya ia sibukkan dengan ngerumpi dan membicarakan aib-aib orang lain, maka tidak selayaknyalah hal ini terjadi pada kita ummat sayyidina Muhammad shollallahu ‘alaihi wasallam. Maka hadits ini akan menjaga generasi yang akan datang, dan jika semua ummat Islam mengamalkannya, atau 10% saja dari kaum muslimin mengamalkannya maka 10% dari generasi ummat muslim tidak akan dapat digoda oleh syaitan, sungguh hal ini merupakan keberuntungan dan kemajuan besar bagi umat sayyidina Muhammad shollallahu ‘alaihi wasallam, semoga generasi-generasi seperti ini akan muncul, dan semoga sunnah ini kita semua mengamalkannya dan menjadi perintisnya, sehingga kelak ketika kita berjumpa dengan nabi kita Muhammad shollallahu ‘alaihi wasallam dan beliau shallallahu ‘alaihi wasallam gembira karena kita telah menyebarkan hadits ini kepada kalangan yang sudah menikah, agar mengamalkannya.

Tulisan Basmalah juga merupakan ruqiyah sebagaimana pernah dilakukan oleh sahabat Rosulullah saw yaitu Abu Dajanah yang mengadu pada Rosulullah bahwa ia diganggu oleh syaitan sehingga Rosulullah memerintahkan Ali bin Abi Tholib untuk menulis “Bismillaahirrohmaanirrohiim”, termaktub dalam Luqoth al-Marjan fi Ahkam al-Jan karya Imam suyuthi yang menukil dari hal ini dari kitab Dalail an Nubuwah Imam Baihaqi dan kitab Akam al Marjan fi Ahkam al-Jan imam Badruddin asy Syibli. Begitupun sebagai ruqiyah terhadap hewan dan marabahaya sebagaimana sedikit telah dijelaskan sebelumnya.

Bismillaahirrohmaanirrohiim.
Sebagaimana pada postingan sebelumnya telah dijelaskan bahwa lafadz basmalah adalah Al Barokah wal Aml. Basmalah sebagai Al-aml, Rosulullah shollallahu ‘alaihi wasallam bersabda :
كُلُّ أَمْرٍ ذِيْ بَالٍ لَا يُبْدَأُ فِيْهِ بِاسْمِ اللهِ فَهُوَ أَبْتَر
“ Segala sesuatu (perbuatan) baik yang tidak diawali dengan “ Basmalah”, maka (amal itu) terputus (tidak bernilai di sisi Allah)”
Dan dalam riwayat lain فَهُوَ أَقطع fahuwa aqtho’ (terpotong dari keberkahan) , dan dalam riwayat yang lainnya فَهُوَ أجذم fahuwa ajzm (terpotong tangannya ).

Al Imam Syafi'i merujuk pada para sahabat dengan dalil dalil yang tsigah bahwa(Bismillaahirrohmaanirrohiim) بِسْمِ اللهِ الرَحْمٰنِ الرَحِيْمِ bagian dari awal surat Alfatehah, demikian juga Imam Hambali, Ahmad bin Hanbal, namun Imam Malik berpendapat bahwa ia bukan bagian dari surat alfatehah, hanya awal dari setiap surat saja, terkecuali Attaubah, demikian riwayat yang kita ketahui.

Imam Asy-Syafi’i, Ishaq, Abu ‘Ubaid dan Imam Ahmad menyatakan bahwa Basmalah termasuk dalam surat al Fatehah dengan didasari Hadits Rosulullah dengan sanad Abu Huroiroh r.a “Jika kalian membaca: (الحمد لله) Al Hamdulillah (yaitu surat Al-Fatihah), maka bacalah: (بسم الله الرحمن الرحيم) Bismillaahirrohmaanirrohiim. Dia adalah ummul qur’an, ummul kitab dan sab’ul matsaniy. Sedangkan (بسم الله الرحمن الرحيم) Bismillaahirrohmaanirrohiim adalah salah satu ayatnya.”. Walaupun hadits ini sebagian menyatakan lemah namun dikuatkan oleh Imam Daruqutni dalam sunannya dan diriwayatkan oleh beliau. Selain itu didukung banyak hadits dan pendapat para sahabat dan para imam baik mufasirin, fuqoha, muhaditsin maupun sufi yang mendukung begitu pentingnya Basmalah ini sebagaimana telah kita sedikit sebutkan pada postingan yang lalu. Ummu Salamah juga menyatakan dalam riwayat lain bahwa “Dahulu Nabi -shollallohu ‘alaihi wa sallam- sholat di rumahnya dengan membaca: Bismillaahirrohmaanirrohiim (بسم الله الرحمن الرحيم) (sampai akhir surat).” Dan diriwayatkan oleh imam Ahmad, “Dahulu bacaan Nabi -shollallohu ‘alaihi wa sallam- adalah… dengan mensifatkan bahwa (بسم الله الرحمن الرحيم) Bismillaahirrohmaanirrohiim dibaca secara pelan-pelan tidak tergesa-gesa, huruf demi huruf.”

Imam Ahmad, pendapat Abu Hanifah, Imam Malik, Al-Auza’iy dan Ibnu Jarir Ath-Thobariy menyatakan bahwa Basmalah bukan termasuk bagian dari al fatihah karena melihat dari turunnya Basmalah telah dimulai pada zaman Nabi Sulaiman. Sebagaimana telah kita sebutkan pada postingan yang lalu. Pendapat bahwa basmalah bukan bagian dari al-Fatehah karena melihat dari pembagian surat al-Fatehah itu sendiri yang tidak memulai dengan basmalah sebagaimana didasari hadits Qudsi yang diriwayatkan Imam Muslim. “Alloh -ta’ala- berfirman: “Aku telah membagi sholat (yaitu surat Al-Fatihah, karena tidaklah sholat itu sah, kecuali dengan membacanya) menjadi dua bagian yang sama; setengah untuk diri-Ku, yang lainnya untuk hamba-Ku dan bagi hamba-Ku apa yang ia minta: Jika ia membaca: (الحمد لله رب العالمين) Alhamdulillaahirrobbil’aalamiin (“Segala puji hanya milik Alloh,”) Alloh -ta’ala- berkata: “Hamba-Ku telah memuji-Ku.” Jika ia membaca: (الرحمن الرحيم) Ar-Rohmaanirrohiim (“Maha pemberi rahmat lagi penyayang,”) Alloh -ta’ala- berkata: “Hamba-Ku telah menyanjung-Ku.” Jika ia membaca: (مالك يوم الدين) Maalikiyaumiddin (“Penguasa hari pembalasan,”) Alloh berkata: “Hamba-Ku telah mengagungkan-Ku.” Pada kali lain dengan mengatakan: “Hamba-Ku mempercayakan urusan kepada-Ku.” Jika ia membaca: (إياك نعبد وإياك نستعين) Iyyaakana’budu wa iyyaakanasta’iin (“Hanya kepada-Mu-lah kami menyembah dan hanya kepada-Mu-lah kami memohon pertolongan,”) Alloh berkata: “Ini adalah untuk-Ku dan untuk hamba-Ku. Bagi hamba-Ku apa yang ia minta.” Jika ia membaca: (اهدنا الصراط المستقيم) IHdinasshirootholmustaqiim (“Tunjukilah kami ke jalan yang lurus,”) (صراط الذين أنعمت عليهم) Shirootholladziina an’amta ‘alaihiim (“Yaitu jalan orang-orang yang telah Engkau berikan kenikmatan atas mereka,”) (غير المغضوب عليهم ولا الضالين) ghoiril maghduubi ‘alaihiim walaad dhoolliin (“Bukan jalan orang-orang yang Engkau murkai dan sesatkan,”) Alloh berkata: “Ini adalah untuk hamba-Ku dan baginyalah apa yang diminta.” Bagian pertama (tiga setengah ayat pertama) berisi hak-hak Allah yang wajib atas hamba-Nya berupa pujian, sanjungan, pengagungan dan peribadahan untuk Allah -subhanahu wa ta’ala- semata. Adapun bagian kedua -yaitu tiga setengah ayat terakhir (dimulai dari pertengahan ayat keempat sampai ketujuh akhir surat)-, berisi tentang apa yang diperoleh oleh seorang hamba berupa pertolongan Alloh dan hidayah-Nya kepada jalan yang lurus.

Semua pendapat itu ditengahi Ibnu Abbas r.a yang menyampaikan hadits Rosulullah yang diriwayatkan oleh Imam Abu Dawud, bahwa Dahulu Nabi -shollallohu ‘alaihi wa sallam- tidak mengetahui pembatas pada tiap-tiap surat hingga diturunkan kepada beliau: (بسم الله الرحمن الرحيم).” Maka dengan ini membenarkan semua pendapat para imam tersebut. Ini pun pendapat Imam Ahmad, yang sama menyatakan basmalah bagian dari al Fatehah.

Mazhab Hanafi (al hanafiyyah) menyatakan Basmalah dibaca secara pelan diawal surat al Fatihah setiap shalat fardlu, baik dalam shalat sirr (dengan suara kecil, yaitu zuhur dan ’ashar) atau shalat jahr (dengan suara keras, yaitu maghrib, isya’ dan subuh). Sebab basmalah tidak termasuk ayat dalam surat al Fatihah dan surat-surat lainnya dalam al Qur’an al Karim meskipun ia termasuk bagian dari ayat-ayat dalam al Qur’an. Mazhab Maliki (al malikiyyah) menyatakan Hukumnya makruh membaca basmalah diawal surat al Fatihah dalam shalat fardlu, baik shalat sirr atau shalat jahr. Sedangkan dalam shalat sunnah hukumnya boleh membaca basmalah diawal surat al Fatihah. Mazhab Syafi’i (asy syafi’iyyah) menyatakan Basmalah termasuk ayat dari surat al Fatihah. Maka hukumnya wajib membaca basmalah diawal surat al fatihah, sehingga wajib dibaca keras dalam shalat jahr dan dibaca pelan dalam shalat sirr. Dan Mazhab Hanbali (al hanabilah) menyatakan Hukumnya sunnah membaca basmalah diawal surat al fatihah secara pelan, baik dalam shalat sirr atau shalat jahr. Sebab basmalah tidak termasuk ayat dari surat al Fatihah.

Dalam kitab Subulussalam Imam Ash-Shan’ani menyatakan, Telah terjadi perdebatan panjang di kalangan ulama dalam masalah ini karena perbedaan madzhab. Namun yang lebih aqli ialah bahwa Nabi Muhammad saw kadang membacanya dengan suara keras dan kadang membacanya dengan suara pelan. Hal ini senada dengan Ummu Salamah. Dalam kitab Bidayatul Mujathid Ibnu rusydi menyatakan bahwa Bacaan basmalah sebelum membaca Al-Fatihah dan ayat al-Quran diperselisihkan para fuqaha. Imam Malik berpendapat bahwa bacaan basmalah dalam semua shalat fardu itu dilarang. Larangan itu termasuk pula ketika shalat jahr (suara bacaan keras) atau sirr (bacaan tidak diperdengarkan) untuk surat Al-Fatihah atau ayat-ayat Al-Quran. Namun bacaan basmalah diperkenankan untuk shalat sunat. Abu Hanifah, Tsauri, dan Ahmad bin Hambal berpendapat bahwa bacaan basmalah hanya dibaca sirr bersama Al-Fatihah untuk setiap rekaat. Sedang Syafi’i berpendirian bahwa bacaan basmalah itu harus dibaca ketika shalat jahr atau sirr. Larangan disini bukan berarti haram maka pada Madzhab Malikiyah pun memiliki dua pendapat, kalaulah larangan maka tidak membolehkan dalam sholat apapun.

Jadi kalau kita Syafi’iyah bermakmum dengan imam yang bermazhab selain Syafi’I tetap membolehkan basmalah namun dengan sirran, atau dipelankan, tapi kalau tidak membaca bismillah, langsung saja maka tidak sah sholat kita bermakmum padanya. Semua pendapat itu ditengahi oleh Ibnu Katsir yang menyatakan, ”Demikianlah dasar-dasar rujukan pendapat para imam mengenai masalah ini, dan tidak terjadi perbedaan pendapat, karena mereka telah sepakat bahwa sholat bagi orang yang men-jahr-kan atau yang men-sirr-kan basmalah adalah sah. Segala Puji bagi Allah”. Hal ini senada dengan makna basmalah itu sendiri dari semua pendapat para imam dan sahabat yang dipostingkan sebelumnya betapa pentingnya basmalah karena tidak ada larangan untuk dibacakan baik dalam sholat maupun diluar sholat melainkan dianjurkan karena (Al-Barokah wal Aml).
Bismillaahirrohmaanirrohiim.
Sayyidina Rosulullah Muhammad saw bersabda, Setiap kandungan dalam seluruh kitab-kitab Allah diturunkan, semuanya ada di dalam Al-Qur’an. Dan seluruh kandungan Al-Qur’an ada di datam Al-Fatihah. Dan semua yang ada dalam Al-Fatihah ada di dalam Bismillahirrohmaanirrohiim.” Dan dalam hadits lain, “setiap kandungan yang ada dalam Bismillahirrohmaanirrohiim ada di dalam huruf Baa’, dan setiap yang terkandung di dalam Baa’ ada di dalam titik yang berada dibawah Baa’”.
Huruf baa’ adalah merangkum pengetahuan tentang semua wujud semesta karena baa’ adalah Bahr Qudroh yaitu samudera kehendak. Semua yang ada dilangit dan di bumi, benda-benda dan makhluk-makhluk seperti kita ini wujud sejatinya adalah berada pada samudera ruang kosong (makhluk yang lemah, tidak ada daya upaya sedikitpun) yang berada dalam samudera kehendak yaitu berada dalam samudera kehendak-Nya (Bahr al Qudroh).

Sebagian Arifbillah menyatakan, “Dalam perspektif orang yang ma’rifat kepada Allah, Bismillaahirrohmaanirrohim itu kedudukannya sama dengan “kun” dari Allah”. Hakikat makna terdalam yang relevan dengan segala hal di sisi Allah swt, karena seluruh tujuannya adalah Ma’rifat (mengenal) kepada Allah swt.

Rosulullah Shollallahu’alaihi wasalam bersabda, “Barang siapa membaca satu huruf dari Kitabullah maka dia mendapat satu kebaikkan dan satu kebaikkan dilipatgandakan menjadi sepuluh kali lipat. Aku tidak mengatakan alif laam miim satu huruf akan tetapi alif satu huruf laam satu huruf dan miim satu huruf”.

Titik yang berada dibawah huruf Baa’ adalah awal mula setiap surat dan Kitab Allah Ta’ala. Sebab huruf itu sendiri tersusun dari titik, dan sudah semestinya setiap Surat ada huruf yang menjadi awalnya, sedangkan setiap huruf itu ada titik yang menjadi awalnya huruf. Karena itu menjadi keniscayaan bahwa titik itu sendiri adalah awal dan pada setiap surat dan Kitab Allah Ta’ala. Tidak terkecuali pada awal surat at-Taubah juga di awali huruf Baa’. Hubungan antara huruf Baa’ dengan Tititknya bahwa Baa’ dalam setiap surat itu sendiri sebagai keharusan adanya dalam Basmalah bagi setiap surat, bahkan di dalam surat Al-Baqarah, sebagaimana telah kita bahas bahwa basmalah sebagai pemisah setiap surat. Huruf Baa’itu sendiri mengawali ayat dalam surat tersebut. Karena itu dalam konteks inilah setiap surat dalam Al-Qur’an mesti diawali dengan Baa’ sebagaimana dalam hadits di atas, bahwa seluruh kandungan Al-Qur’an itu ada dalam surah Al-Fatihah, tersimpul lagi di dalam Basmalah, dan tersimpul lagi dalam Huruf Baa’, akhirnya pada titik.

Hal yang sama , Allah SWT dengan seluruh yang ada secara paripurna sama sekali tidak terbagi-bagi dan terpisah-pisah. Titik sendiri merupakan syarat-syarat dzat Allah Ta’ala yang tersembunyi dibalik khasanahnya ketika dalam penampakkan-Nya terhadap mahlukNya. subhannallah, titik itu tidak tampak dan tidak Layak lagi bagi kita untuk dibaca selamanya mengingat kediaman dan kesuciannya dari segala batasan, dari satu makhraj ke makhraj lainya. Sebab ia adalah jiwa dari seluruh huruf yang keluar dari seluruh tempat keluarnya huruf. Karena dengan adanya batin dari Ghaibnya sifat Ahadiyah.

Seperti kita membaca titik pada huruf Taa’ dengan dua tik, lalu kita menambah satu titik lagi menjadi huruf Tsaa’, maka yang kita baca tidak lain kecuali Titik itu sendiri. Sebab Taa’ bertitik dua, dan Tsaa’ bertitik tiga tidak terbaca,karena bentuknya satu, yang tidak terbaca kecuali titiknya belaka. Jika kita membaca di dalam diri titik itu niscaya bentuk masing-masing berbeda dengan lainnya. Karena itu dengan titik itulah masing-masing dibedakan, sehingga setiap huruf sebenarnya tidak terbaca kecuali titiknya saja. Hal yang sama dalam perspektif makhluk, bahwa makhluk itu tidak dikenal kecuali Allah.

Kita mengenal-Nya dari makhluk sesungguhnya kita mengenal-Nya dari Allah swt. Hanya saja Titik pada sebagian huruf lebih jelas satu sama lainnya, sehingga sebagian menambah yang lainnya untuk menyempurnakannya, seperti dalam huruf-huruf yang bertitik, kelengkapannya pada titik tersebut. Ada sebagian yang tampak pada kenyataannya seperti huruf Alif dan huruf-huruf tanpa Titik. Karena huruf tersebut juga tersusun dari titik-titik. Oleh sebab itulah, Alif lebih mulia dibanding Baa’,karena Titiknya justru menampakkan diri dalam wujudnya, sementara dalam Baa’ itu sendiri tidak tampak (Titik berdiri sendiri). Titik di dalam huruf Baa’ tidak akan tampak, kecuali dalam rangka kelengkapannya menurut perspektif penyatuan. Karena Titik suatu huruf Merupakan kesempurnaan huruf itu sendiri dan dengan sendirinya menyatu dengan huruf tersebut. Sementara penyatuan itu sendiri mengindikasikan adanya faktor lain, yaitu faktor yang memisahkan antara huruf dengan titiknya.

Huruf Alif itu sendiri posisinya menempati posisi tunggal dengan sendirinya dalam setiap huruf. Seperti kita bisa mengatakan bahwa Baa’ itu adalah Alif yang di datarkan Sedang Jiim, misalnya, adalah Alif dibengkokkan’ dua ujungnya. Daal adalah Alif yang ditekuk tengahnya. Sedangkan Alif dalam kedudukan titik, sebagai penyusun struktur setiap huruf ibarat Masing-masing huruf tersusun dari Titik. Sementara Titik bagi setiap huruf ibarat Neucleus (inti sel, pengatur, pengontrol dan menjaga serta pengendali) yang terhamparan. Huruf itu sendiri seperti tubuh yang terstruktur. Kedudukan Alif dengan kerangkanya seperti kedudukan Titik. Lalu huruf-huruf itu tersusun dari Alif sebagimana kita sebutkan, bahwa Baa’ adalah Alif yang terdatarkan.

Demikian pula Hakikat Muhammadiyyah merupakan inti dimana seluruh jagad raya ini diciptakan dari Hakikat Muhammadiyah itu. Sebagaimana hadits riwayat Jabir, yang intinya Allah swt. menciptakan Ruh Nabi saw dari Dzat-Nya, dan menciptakan seluruh alam dari Ruh Muhammad saw. Sedangkan Muhammad saw. adalah Sifat Dzahirnya Allah dalam makhluk melalui Nama-Nya dengan wahana penampakan Ilahiyah.

Kita masih ingat ketika Nabi saw. diisro’kan dengan jasadnya ke Arasy yang merupakan Singgasana Ar-Rohmaan. Sedangkan huruf Alif, —walaupun huruf-huruf lain yang tanpa titik sepadan dengannya, dan Alif merupakan manifestasi Titik yang tampak di dalamnya dengan substansinya — Alif memiliki nilai tambah dibanding yang lain. Sebab yang tertera setelah Titik tidak lain kecuali berada satu derajat. Karena dua Titik manakala disusun dua bentuk alif, maka Alif menjadi sesuatu yang memanjang. Karena dimensi itu terdiri dari tiga: Panjang, Lebar dan Kedalaman.

Sedangkan huruf-huruf lainnya menyatu di dalam Alif,seperti huruf Jiim. Pada kepala huruf Jiim ada yang memanjang, lalu pada pangkal juga memanjang, tengahnya juga memanjang. Pada huruf Kaaf misalnya, ujungnya memanjang, tengahnya juga memanjang namun pada pangkalnya yang pertama lebar. Masing-masing ada tiga dimensi. Setiap huruf selain Alif memiliki dua atau tiga jangkauan yang membentang. Sementara Alif sendiri lebih mendekati titik. Sedangkan titik , tidak punya bentangan. Hubungan Alif diantara huruf-huruf yang Tidak bertitik, ibarat hubungan antara Nabi Muhammad saw, dengan para Nabi dan para pewarisnya yang paripurna. Karenanya Alif mendahului semua huruf.
Diantara huruf-huruf itu ada yang punya Titik di atasnya, ada pula yang punya Titik dibawahnya,Yang pertama (titik di atas) menempati posisi “Aku tidak melihat sesuatu sebelumnya kecuali melihat Allah di sana”. Diantara huruf itu ada yang mempunyai Titik di tengah, seperti Titik putih dalam lobang Huruf Mim dan Wawu serta sejenisnya, maka posisinya pada tahap, ”Aku tidak melihat sesuatu kecuali Allah didalamnya.” Karenanya titik itu berlobang, sebab dalam lobang itu tampak sesuatu selain titik itu sendiri Lingkaran kepada kepala Miim menempati tahap, “Aku tidak melihat sesuatu” sementara Titik putih menemptai “Kecuali aku melihat Allah di dalamnya.”

Alif menempati posisi “Sesungguhnya orang-orang yang berbaiat kepadamu sesungguhnya mereka itu berbaiat kepada Allah.” Kalimat “sesungguhnya” menempati posisi arti “Tidak”, dengan uraian “Sesungguhnya orang-orang berbaiat” kepadamu tidaklah berbaiat kepadamu tidaklah berbaiat kepadamu, kecuali berbaiat kepada Allah.” Dimaklumi bahwa Nabi Muhammad saw. dibaiat, lalu dia bersyahadat kepada bersyahadat kepada Allah pada dirinya sendiri, sesungguhnya tidaklah dia itu berbaiat kecuali berbaiat kepada Allah. Artinya, kamu sebenarnya tidak berbaiat kepada Muhammad saw. tetapi hakikat-nya berbaiat kepada Allah swt. Itulah arti sebenarnya dari Khilafah tersebut.
Bismillaahirrohmaanirrohiim.
Melanjutkan postingan yang lalu. Basmalah menurut Ibnu Araby, menyatakan makna kalimat
باسم (Bismi), bahwa dengan (menyebut) Asma (Nama) Allah, berarti Asma-asma Allah Ta’ala digambarkan untuk menunjukkan keistimewaan-Nya, yang berada di atas Sifat-sifat dan Dzat Allah Ta’ala. Sedangkan wujud Asma itu sendiri menunjukkan arah-Nya, sementara kenyataan Asma itu menunjukkan Ketunggalan-Nya. Lafazh الله (Allah), yaitu Allah itu sendiri merupakan Nama bagi Dzat (Ismu Dzat) Ketuhanan. dari segi Kemutlakan Nama itu sendiri. Bukan dari konotasi atau pengertian penyifatan bagi Sifat-sifat-Nya, begitu pula bukan bagi pengertian “Tidak membuat penyifatan”. Makna ( الرحمن) Ar-Rohmaan adalah kedudukan yang melimpah terhadap wujud dan kedudukan sempurna secara menyeluruh (universal). menurut relevansi hikmah dan relevan dengan penerimaan di permulaan pertama. Makna kalimat ( الرحيم) Ar-Rohiim adalah yang melimpah bagi kesempurnaan maknawi yang ditentukan bagi manusia jika dilihat dari segi pangkal akhirnya. Karena itu sering. disebutkan, “Wahai Yang Muha Rahman bagi Dunia dan akhirat, dan Maha Rahim bagi akhirat”. Artinya Basmalah adalah pernyataan untuk mengetahui kemanusiaan yang sempuma, dan rahmat menyeluruh, baik secara umum maupun khusus, yang merupakan manifestasi (perwujudan bukti) dari Dzat Ilahi. Dalam hal inilah Nabi Muhammad saw. Bersabda, “Aku diberi anugerah globalitas Kalam, dan aku diutus untuk menyempurnakan akhlak (menuju) paripurna akhlak”. Karena kalimat-kalimat merupakan hakikat-hakikat wujud dan kenyataannya. Sebagaimana Isa as, disebut sebagai Kalimah dari Allah, sedangkan kesempurnaan akhlak adalah predikat dan keistimewaannya. Predikat itulah yang menjadi sumber perbuatan-perbuatan yang terkristal dalam jagad kemanusiaan. Memahaminya sangat halus. Di sanalah para Nabi - alaihimus salam - meletakkan huruf-huruf hijaiyah dengan menggunakan tirai struktur wujud. Kenyataan ini bisa djtemukan dalam periode! Isa as, periode Amirul Mukminin Sayyidina Ali Karromallahu Wajhah, dan sebagian masa sahabat, yang secara keseluruhan menunjukkan kenyataan tersebut. Maka kalimat Bismillaahirrohmaanirrohiim ( باسم الله الرحمن الرحيم ), maka kalimat ini menyimpan seluruh makna tuntunan Allah subhanahu wata’ala. Dalam kalimat tersebut tersimpan rahasia kenikmatan Allah subhanahu wata’ala, keagungan Allah subhanahu wata’ala, tuntunan Allah subhanahu wata’ala, perbuatan Allah kepada hamba-hamba yang baik atau hamba-hamba yang tidak baik, segala perintah dan larangan Allah subhanahu wata’ala dan lain sebagainya.

Wujud ini muncul dari huruf Baa’ dari Basmalah. Karena Baa’ tersebut mengiringi huruf Alif yang tersembunyi, yang sesungguhnya adalah Dzat Allah. Disini ada indikasi terhadap akal pertama, yang merupakan makhluk awal dari Ciptaan Allah, yang disebutkan melalui firman-Nya, “Aku tidak menciptakan makhluk yang lebih Kucintai dan lebih Kumuliakan ketimbang dirimu, dan denganmu Aku memberi. denganmu Aku mengambil, denganmu Aku memberi pahala dan denganmu Aku menyiksa”. (Al-hadits).
Huruf-huruf yang terdapat dalam Basmalah ada 18 huruf. Sedangkan yang tertera dalam tulisan berjumlah 19 huruf. Apabila kalimat-kalimat menjadi terpisah. maka jumlah huruf yang terpisah menjadi 22. Delapan belas huruf mengisyaratkan adanya alam-alam yang dikonotasikannya dengan jumlahnya. 18 ribu alam. Karena huruf Alif merupakan hitungan sempurna yang memuat seluruh struktur jumlah. Alif merupakan induk dari seluruh strata (tingkatan) yang tidak lagi ada hitungan setelah Alif. Karena itu dimengerti sebagai induk dari segala induk alam yang disebut sebagai Alam Jabarut, Alam Malakut, Arasy, Kursi, Tujuh Langit., dan empat anasir, serta tiga kelahiran yang masing masing terpisah dalam bagian-bagian tersendiri. Sedangkan makna sembilan belas, menunjukkan penyertaan Alam Kemanusiaan. Walau pun masuk kategori alam hewani, namun alam insani itu menurut konotasi kemuliaan dan universalitas (kesuluruhan)nya atas seluruh alam dalam bingkai wujud, karena ada alam lain yang memiliki ragam jenis yang prinsip. Ia mempunyai bukti seperti posisi Jibril diantara para Malaikat. Tiga Alif yang tersembunyi yang merupakan pelengkap terhadap dua puluh dua huruf ketika dipisah-pisah, merupakan petunjuk pada Alam Ilahi Yang Haq, menurut pengertian Dzat. Sifat dan Af ‘aal. Yaitu tiga Alam ketika dipisah-pisah, dan Satu Alam ketika dinilai dari hakikatnya. Sementara tiga huruf yang tertulis menunjukkan adanya manifestasi alam-alam tersebut pada tempat penampilannya yang bersifat agung dan manusiawi. Dan dalam rangka menutupi Alam Ilahi, ketika Rasulullah saw, ditanya soal Alif yang melekat pada Baa’, “dari mana hilangnya Alif itu?” Maka Rasulullah saw, menjawab, “Dicuri oleh Syetan”. Diharuskannya memanjangkan huruf Baa’nya Bismillah kalimat
باسم pada penulisan, sebagai ganti dari Alifnya, menunjukkan penyembunyian Ketuhanannya predikat Ketuhanan dalam gambaran Rahmat yang tersebar. Sedangkan penampakannya dalam potret manusia, tak akan bisa dikenal kecuali oleh ahlinya. Karenanya, dalam hadist disebutkan, “Manusia diciptakan menurut gambaran Nya”.

Dzat sendiri tersembunyikan oleh Sifat, dan Sifat tersembunyikan oleh Af’aal. Af’aal tersembunyikan oleh jagad-jagad dan makhluk. Oleh sebab itu, siapa pun yang meraih Tajallinya Af’aal Allah dengan sirnanya tirai jagad raya, maka ia akan tawakkal. Sedangkan siapa yang meraih Tajallinya Sifat dengan sirnanya tirai Af’aal, ia akan Ridho dan Pasrah. Dan siapa yang meraih Tajallinya Dzat dengan terbukanya tirai Sifat, ia akan fana dalam kesatuan. Maka ia pun akan meraih Penyatuan Mutlak. Ia berbuat, tapi tidak berbuat. Ia membaca tapi tidak membaca “Bismillahirrahmaanirrahiim”. Tauhidnya af’aal mendahului tauhidnya Sifat, dan ia berada di atas Tauhidnya Dzat. Nabi saw, bermunajat dalam sujudnya, “Tuhan, Aku berlindung dengan ampunanmu dari siksaMu, Aku berlindung dengan RidhaMu dari amarah dendamMu, Aku berlindung denganMu dari diriMu”. Begitupun yang dilakukan oleh Ali bin Abi Tholib dalam tingkatan kesabarannya dalam sujudnya kepada Allah swt.
Bismillahirrohmaanirrohiim.
Melanjutkan kembali. Bismillahirrohmaanirrohiim adalah Risalah wahyu pertama yang diterima Nabi Muhammad saw dari Allah melalui Jibril as adalah
اقْرَأْ بِاسْمِ رَبِّكَ الَّذِي خَلَقَ"
Bacalah dengan nama Tuhan/Robb mu (QS. Al Alaq 96: 1). yaitu Bismillahirrohmaanirrohiim. Baca apa? Baca Bismi Robbik. Ayat ini juga menunjuk huruf Ba. Yaitu : Ba (
ب ), Siin (س ), Miim (م), باسم (Bismi). Ba adalah Bahr Qudro (samudera kehendak/kekuatan), Siin adalah YaSiin, Miim adalah Muhammad = melalui Sayyidina Muhammad saw masuk kepada Jantung (Qolbu) Nya yang bernama Ya-Siin untuk masuk kembali ke Bahr Qudro. Singkatnya apa yg diberikan pertama kali ke qolbu Al Musthofa Muhammad SAW adalah Nama NYA, Laa ilaha illallaah, Allah...Bismi Robbik...oleh Ruhul Amin (Malaikat Jibril as) ke Ruhul Quddus. Dari Rosulullah SAW kepada para sahabat, dimana Rosulullah SAW sebagai Ruh Quddus (ruh suci yang disucikan Allah), dan dari para sahabat kepada para ulama, hingga kepada kita sekarang ini. Hal ini senada dengan ungkapan Imam Tobary dan Imam Qurthubi, Ibnu Abbas, dan syekh Abdul Qodir jailani qs. dll.

Titik dibawah Ba juga mewakili putaran Utusan sebelum kedatangan Sayyidina Muhammad saw, dan Rosulullah Muhammad menjadi penutup para Nabi diwakili diakhir ayat Bismillah dengan huruf Miim, Ayat Bismillah diberikan kepada setiap Rosul Allah dari nabi Adam as, hingga ke nabi Isa as. Sebagaimana sedikit telah kita bahas pada sebelumnya ceritanya. Namun, Bismillah ditarik dari ummat lainnya ketika Rosul Allah (mereka) meninggalkan mereka (wafat). Akhirnya Bismillah diberikan kepada Sayyidina Muhammad dan ummatnya. Kaum Muslim adalah satu satunya ummat yang masih mempertahankan ayat ini. Mengapa? Alasannya di belakang ini adalah bahwa Miim diperlukan di akhir ayat ini untuk menyempurnakannya. Setelah Nabi Muhammad pintu Utusan Allah telah tertutup. Nabi Muhammad sebagai penutup dari lingkaran Utusan Allah. Maka Nabi Muhammad dan ummatnya, yaitu kaum Muslim, adalah penjaga dan pemilik sah dari ayat (Bismillahirrohmaanirrohiim) ini.

Surat Yasin adalah jantung al-Quran. Surat Yasin sebagaimana dalam HR. Ahmad dari Maqil bin Yasir r.a dinyatakan oleh Rosulullah bahwa Yasiin adalah jantung al-Quran (Qolbul al-Quran). Yasiin dinyatakan oleh Ibnu Abbas r.a, ikrimah, Muqotil, Adl Dhohak, Al Hasan, dan Sufyan bin Uyainah adalah yaa insan (wahai manusia), menurut Muhammad bin Hanifiyah adalah Yaa Muhammad. Menurut Ma’mar dari Qotadah adalah nama dari nama Al-Quran, menurut Malik dari Zaid bin aslam adalah nama dari asma Allah, menurut Said bin Jubair adalah Salah satu nama dari Nabi Muhammad saw, menurut Buya Hamka adalah Yaa insan itu tidak lain yaitu Rosulullah Muhammad saw. (insyaallah kita bahas nanti mengenai yasiin).

Huruf Ba adalah huruf pertama dalam ayat Bismillah, yang ditunjukkan pada bagian atas. Bismillah adalah ayat pertama dalam al Quran. Selain sebagai pembatas setiap surat sebagaimana pernah kita jelaskan pada sebelumnya. Semua Surat dalam al Quran memulai dengan ayat Bismillah kecuali Surat 9 Taubah atau surat al Baro’ah. Yang jumlah suratnya : 114 surat 27 ada 2 (Bismillahirrohmaanirrohiim)
بِسْمِ اللهِ الرَّحْمنِ الرَّحِيمِ dan surah 9 (At Taubah) tanpa Bismillahirrohmaanirrohiim بِسْمِ اللهِ الرَّحْمنِ الرَّحِيمِ Hilangnya Bismillahirrohmaanirrohiim dari surat al-Baro’ah dalam riwayat Ibnu Abi Syaibah dan Ibnu Mardawaih dari Ibnu Abbas ra. bahwa ia pernah bertanya kepada Ali bin Abi Thalib tentang sebab basmalah tidak ditulis di permulaan surat Baro’ah. Ali bin Abi Thalib ra. menjawab, "Basmalah adalah aman (mengandung rasa aman) sedangkan Baro’ah turun dengan pedang (berkaitan dengan peperangan)." Surat Attaubah; 130 ayat, 2467 kalimat, 10.887 huruf. Pendapat yg shohih juga menurut Imam al-Qusyairi dalam tafsirnya Maroh Labid juz 1, bahwa tidak diawali dengan basmalah karena malaikat Jibril as tidak menyertakannya ketika menurunkan suroh ini. Ada juga ulama yang berpendapat bahwa surat attaubah sebenarnya masih sambungan dari suroh sebelumnya yaitu al-Anfal.

Kalau kita melihat pada awal surat Attaubah dimulai juga dengan huruf Baa karena sebab "bii kaana maa kaana wa yakuunu maa yakuunu" Baa juga menandakan fana’. Mengapa itu dihilangkan di awal Surat 9 (At Taubah) karena Tingkat ke sembilan adalah untuk kembali kepada Gua mu, sebagaimana Allah sebutkan dalam Surat al-Kahfi ayat 16, "Ketika kamu berpaling dari mereka dan benda yang mereka sembah selain Allah, masukkan dirimu kedalam Gua: Robb mu akan melimpahkan Rahmat Nya kepada mu. "Gua itu adalah Hadhirat Ilahi. Disini diserukan doa mulia Nabi : 'Ya Allah, Engkaulah tujuan ku dan Kesenangan Mu adalah yang aku cari.' Jantung, ketika dia berputar antara akhir dan awal pemompaannya, keberadaannya pada level Sejatinya Hadhirat Ilahi. Karena Dzat Ilahi itu adalah sumber semua makhluq ciptaan, jantung itu akan menjadi satu dengan setiap ciptaan yang terkecil pundi alam semesta ini. Qolbu yang telah memahami rahasia titik sembilan akan dapat melihat segala sesuatu, mendengar segala sesuatu, mengetahui segala sesuatu, merasa segala sesuatu, memindai segala sesuatu, 'Sampai Dia akan menjadi telinga yang dengannya dia mendengar, mata yang dengannya dia melihat, lidah yang dengannya dia berbicara, tangan yang dengannya dia menggenggam, dan kaki yang dengannya dia berjalan. Dia akan berbusana Ilahiyah, dia hanya perlu mengatakan kepada sesuatu Jadilah (kun)! Senada dengan dinyatakan dalam Tafsir Ibnu Aroby, jalalain dan itu akan terjadi.

Bismillahirrohmaanirrohiim.
Mencari Bismillah, Mengapa mencari Bismillah? Jika Bismillah tidak hilang dari salah satu Surat, tak seorangpun akan mengkaji bersungguh sungguh pada ayat Bismillah. Itu akan terlewatkan oleh setiap pembaca al Quran. Pada awal Surat 9 (rahasia Pintu kepada Haqqiqat 9) pembaca al-Quran diberi tahu oleh Allah, Lihatlah!, ayat pembuka Bismillah hilang. Pergilah dan carilah ayat Bismillah. Pembaca begitu terbiasa membaca setiap Surat dalam al Quran dimulai dengan Bismillah. Kita ketahui bersama bahwa dalam semua surat sebelumnya 1 sampai 8 huruf pertama adalah Alif atau Ya sebagai berikut: Surat 1 : Al Fatihah: Al Hamdu Lillahi Rabbil Alamiin, Surat 2: Al Baqoroh: Alif Laam Miim. Surat 3: Al Imron: Alif Laam Miim. Surat 4: An Nisaa: Ya Ayyuhan Naas Sut Taquu Robbakum. Surat 5: Al Maida: Ya Ayyuhal Laziina Amanu. Surat 6: Al An’aam: Al Hamdu Lillahil Lazii. Surah 7: Al ‘Aarof: Alif Laam Miim Sood. Surat 8: Al Anfal: Yas Aluu Naka Aanil Anfaal. Surat 9: At Taubah: Baroo atum Minallahi wa Rosuulihi.

Sebagai gantinya mendapati huruf Baa’ pada Surat 9 (At-Taubah) tidak dimulai dengan ayat Bismillah. Itu tidak dimulai dengan huruf Alif juga itu tidak dimulai dengan huruf Ya tetapi Surat 9 dimulai dengan huruf Baa’. Yang mana pembaca Al-Quran diberitahukan Bismillah hilang (dari Surat 9 ini) dan ayat pertama Surat ini dimulai dengan huruf Ba. Jika itu tidak berarti apapun, maka perhatikan nama-nama dari 9 surat pertama. Hanya terdapat dua surat dalam sembilan surat pertama dengan huruf Baa’ di dalam namanya yaitu surah 2 dan 9. Surat 9 adalah surat kedua yang memiliki huruf Ba dalam namanya. Kata kedua dapat diterjemahkan sebagai angka 2 yang adalah nilai huruf Ba. Mengapa Surat 9? Mengapa bukan Surat 2 yang disebut Baqoroh, yang satu satunya surat dari 9 surat pertama yang namanya diawali dengan huruf Ba?,Mengapa bukan surat 90 yang disebut Al Balad? (menunjukkan keteraturan isi al-Quran dari satu tahaf ke tahaf yang lain).

Jika kita memperhatikan sistem angka kita, angka-angka itu adalah 0, 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8 dan 9. Maka kita perlu mengulang angka angka itu lagi untuk menjadi 10 (puluhan), 100 (ratusan), 1000 (ribuan). Misalnya, untuk membuat angka 10, kita memerlukan untuk memilih 1 dan 0 dari deretan digit tunggal. Maka, angka 9 adalah angka digit tunggal terakhir. Sistem per-angka-an normal adalah tak terbatas. Kita mendengar orang berbicara tentang ratusan, ribuan, jutaan, milyaran, dan seterusnya. Tidak terdapat "satu angka besar " yang dapat disebut sebagai angka terakhir yang setelah itu tidak ada lagi angka lain. Dari sinilah angka 9 digunakan sebagai digit terakhir, tanpa ulangan, menjadi masuk akal. Surat At-Taubah dapat saja ditaruh di posisi manapun dari satu sampai delapan di dalam al Quran selain pada posisi ke sembilan. Namun itu tidak demikian. Itu ditaruh di posisi ke sembilan. Mengapa? Karena Surat pertama adalah sebuah doa untuk mohon petunjuk dari Allah. Surat kedua dan ketiga adalah petunjuk dari Allah. Mereka berdua diawali dengan Alif Laam Miim .Alif adalah Percaya akan Allah, Laam adalah katakan La ilaha ill Allah dan Miim adalah Muhammadur Rasul Allah (penerjemahan Ali bin Abi Tholib).

Surat 4 sampai 8 adalah petunjuk lanjutan dan nutrisi jiwa. Kemudian surat 9 adalah sebuah peringatan yaitu Pemilik Safa’at Muhammad Rasulullah ,Ciptaan yang dimuliakan Malik Hayat Malik Dunya. Itu seperti penciptaan seorang manusia. Diperlukan sembilan bulan untuk pembentukan. Setelah sembilan bulan sang jabang bayi harus meninggalkan kenyamanan rahim ibunya dan menghadapi dunia. Bayi itu mulai belajar dari saat itu seterusnya. Setelah bersaksi mengucapkan Kalimat tanpa sedikitpun keraguan, Allah kemudian memberi isyarat sang pencari untuk memperhatikan huruf Ba. Karena itu hilang dan sebuah isyarat telah diberikan, maka kini carilah itu. Ketika kamu mendapatkannya perhatikanlah. Setelah kita memahami huruf Ba maka kamu memiliki kunci ke surga. Maka makna baa karena tidak ada angka setelah 9, itu adalah tahap terakhir. Di dalam setiap kompetisi, atau olah raga, orang umumnya menghormati mereka yang datang terlebih dahulu, kedua atau ketiga. Tak seorangpun yang peduli kepada mereka yang datang ke empat sampai terakhir. Kecuali Allah, Dia memandangi abdi Nya lagi dan lagi, dengan Ar-Rohmaan dan Ar-Rohiim, Perhatian dan Ampunan. Dia memperlihatkan kepada kita, pada tahap terakhir (yaitu 9 atau surat 9) lihatlah Ba. Dia telah menciptakan segala sesuatu dari sebuah nuktoh atau tetes/titik. Yaitu Stuktur Atom dari semua ciptaan hanyalah titik yang berputar. Titik ciptaan itu dinyatakan atau disimbolkan di bawah huruf Ba. Dia menciptakan kita dari sebuah nuktoh (tetes) yang tidak suci (murni). Sembilan dalam numerologi Abjad mewakili huruf Toin. Toin mewakili kesucian, dari sinilah kata Arab Tayyab - yang dieja dalam Arab Toin, Ya dan Ba. Huruf Arabic Ya mewakili ilmu. Allah telah mengajari kita bagaimana mensucikan diri kita sendiri. Allah mengajari Adam (setiap manusia) segala nama, yang adalah yang dimaksud dengan Hadits, Setiap Utusan Allah mengatakan, "Setiap anak yang dilahirkan dia dilahirkan dengan sebuah iman yang benar (seorang Muslim) namun orang tuanyalah yang mengubahnya menjadi Yahudi atau Nasrani (Shohih Bukhori). Allah telah mengirimkan al Quran dan Utusan Nya sebagai pemberi peringatan untuk memperlihatkan abdi Nya bagaimana untuk mensucikan diri mereka sendiri. Secara fisik kita tidak pernah dapat menjadi suci betapapun kita membasuh dan menggosok diri kita sendiri. Tetapi kita harus mencoba mensucikan diri kita sendiri sebaik baiknya yang dapat kita lakukan. Akan tetapi halangan terbesar dalam mensucikan diri kita terletak pada tetes terakhir air seni kita. Kita harus membersihkan diri kita sendiri (dengan petunjuk Allah) bebas dari tetes terakhir itu, atau apapun yang kita ingin menyebutnya. Ini disebutkan di dalam al Quran dalam surat Al-Muddassir ayat 4 “Dan jagalah pakaian mu bersih dari noda”.

Alif mempunyai makna 1, Ba mempunyai makna 2, Jiim mempunyai makna 3, Dal mempunyai makna 4, Ha (bulat) mempunyai 5, Wawu mempunyai makna 6, Zai mempunyai makna 7, Ha (kecil) mempunyai makna 8, Tho mempunyai makna 9, Yaa mempunyai makna 10, Kaf mempunyai makna 20, Laam mempunyai makna 30, Miim mempunyai makna 40, Nun mempunyai makna 50, Siin mempunyai makna 60, A’in mempunyai makna 70, Faa mempunyai makna 80, Shood mempunyai makna 90, Qoof mempunyai makna 100, Roo mempunyai makna 200, Syiin mempunyai makna 300, Taa mempunyai makna 400, Tsaa mempunyai makna 500, Khoo mempunyai makna 600, Dzai mempunyai makna 700, Dhood mempunyai makna 800, Shood mempunyai makna 900, Ghoin mempunyai makna 1000. (penjabaran makna dari makna menurut Ali bin Tholib K.W dan sahabat Rosulullah lainnya).
Top of Form

Bismillahirrohmaanirrohiim.
Melanjutkan kembali. Bismillahirrohmaanirrohiim adalah Risalah wahyu pertama yang diterima Nabi Muhammad saw dari Allah melalui Jibril as adalah
اقْرَأْ بِاسْمِ رَبِّكَ الَّذِي خَلَقَ"
Bacalah dengan nama Tuhan/Robb mu (QS. Al Alaq 96: 1). yaitu Bismillahirrohmaanirrohiim. Baca apa? Baca Bismi Robbik. Ayat ini juga menunjuk huruf Ba. Yaitu : Ba (
ب ), Siin (س ), Miim (م), باسم (Bismi). Ba adalah Bahr Qudro (samudera kehendak/kekuatan), Siin adalah YaSiin, Miim adalah Muhammad = melalui Sayyidina Muhammad saw masuk kepada Jantung (Qolbu) Nya yang bernama Ya-Siin untuk masuk kembali ke Bahr Qudro. Singkatnya apa yg diberikan pertama kali ke qolbu Al Musthofa Muhammad SAW adalah Nama NYA, Laa ilaha illallaah, Allah...Bismi Robbik...oleh Ruhul Amin (Malaikat Jibril as) ke Ruhul Quddus. Dari Rosulullah SAW kepada para sahabat, dimana Rosulullah SAW sebagai Ruh Quddus (ruh suci yang disucikan Allah), dan dari para sahabat kepada para ulama, hingga kepada kita sekarang ini. Hal ini senada dengan ungkapan Imam Tobary dan Imam Qurthubi, Ibnu Abbas, dan syekh Abdul Qodir jailani qs. dll.

Titik dibawah Ba juga mewakili putaran Utusan sebelum kedatangan Sayyidina Muhammad saw, dan Rosulullah Muhammad menjadi penutup para Nabi diwakili diakhir ayat Bismillah dengan huruf Miim, Ayat Bismillah diberikan kepada setiap Rosul Allah dari nabi Adam as, hingga ke nabi Isa as. Sebagaimana sedikit telah kita bahas pada sebelumnya ceritanya. Namun, Bismillah ditarik dari ummat lainnya ketika Rosul Allah (mereka) meninggalkan mereka (wafat). Akhirnya Bismillah diberikan kepada Sayyidina Muhammad dan ummatnya. Kaum Muslim adalah satu satunya ummat yang masih mempertahankan ayat ini. Mengapa? Alasannya di belakang ini adalah bahwa Miim diperlukan di akhir ayat ini untuk menyempurnakannya. Setelah Nabi Muhammad pintu Utusan Allah telah tertutup. Nabi Muhammad sebagai penutup dari lingkaran Utusan Allah. Maka Nabi Muhammad dan ummatnya, yaitu kaum Muslim, adalah penjaga dan pemilik sah dari ayat (Bismillahirrohmaanirrohiim) ini.

Surat Yasin adalah jantung al-Quran. Surat Yasin sebagaimana dalam HR. Ahmad dari Maqil bin Yasir r.a dinyatakan oleh Rosulullah bahwa Yasiin adalah jantung al-Quran (Qolbul al-Quran). Yasiin dinyatakan oleh Ibnu Abbas r.a, ikrimah, Muqotil, Adl Dhohak, Al Hasan, dan Sufyan bin Uyainah adalah yaa insan (wahai manusia), menurut Muhammad bin Hanifiyah adalah Yaa Muhammad. Menurut Ma’mar dari Qotadah adalah nama dari nama Al-Quran, menurut Malik dari Zaid bin aslam adalah nama dari asma Allah, menurut Said bin Jubair adalah Salah satu nama dari Nabi Muhammad saw, menurut Buya Hamka adalah Yaa insan itu tidak lain yaitu Rosulullah Muhammad saw. (insyaallah kita bahas nanti mengenai yasiin).

Huruf Ba adalah huruf pertama dalam ayat Bismillah, yang ditunjukkan pada bagian atas. Bismillah adalah ayat pertama dalam al Quran. Selain sebagai pembatas setiap surat sebagaimana pernah kita jelaskan pada sebelumnya. Semua Surat dalam al Quran memulai dengan ayat Bismillah kecuali Surat 9 Taubah atau surat al Baro’ah. Yang jumlah suratnya : 114 surat 27 ada 2 (Bismillahirrohmaanirrohiim)
بِسْمِ اللهِ الرَّحْمنِ الرَّحِيمِ dan surah 9 (At Taubah) tanpa Bismillahirrohmaanirrohiim بِسْمِ اللهِ الرَّحْمنِ الرَّحِيمِ Hilangnya Bismillahirrohmaanirrohiim dari surat al-Baro’ah dalam riwayat Ibnu Abi Syaibah dan Ibnu Mardawaih dari Ibnu Abbas ra. bahwa ia pernah bertanya kepada Ali bin Abi Thalib tentang sebab basmalah tidak ditulis di permulaan surat Baro’ah. Ali bin Abi Thalib ra. menjawab, "Basmalah adalah aman (mengandung rasa aman) sedangkan Baro’ah turun dengan pedang (berkaitan dengan peperangan)." Surat Attaubah; 130 ayat, 2467 kalimat, 10.887 huruf. Pendapat yg shohih juga menurut Imam al-Qusyairi dalam tafsirnya Maroh Labid juz 1, bahwa tidak diawali dengan basmalah karena malaikat Jibril as tidak menyertakannya ketika menurunkan suroh ini. Ada juga ulama yang berpendapat bahwa surat attaubah sebenarnya masih sambungan dari suroh sebelumnya yaitu al-Anfal.

Kalau kita melihat pada awal surat Attaubah dimulai juga dengan huruf Baa karena sebab "bii kaana maa kaana wa yakuunu maa yakuunu" Baa juga menandakan fana’. Mengapa itu dihilangkan di awal Surat 9 (At Taubah) karena Tingkat ke sembilan adalah untuk kembali kepada Gua mu, sebagaimana Allah sebutkan dalam Surat al-Kahfi ayat 16, "Ketika kamu berpaling dari mereka dan benda yang mereka sembah selain Allah, masukkan dirimu kedalam Gua: Robb mu akan melimpahkan Rahmat Nya kepada mu. "Gua itu adalah Hadhirat Ilahi. Disini diserukan doa mulia Nabi : 'Ya Allah, Engkaulah tujuan ku dan Kesenangan Mu adalah yang aku cari.' Jantung, ketika dia berputar antara akhir dan awal pemompaannya, keberadaannya pada level Sejatinya Hadhirat Ilahi. Karena Dzat Ilahi itu adalah sumber semua makhluq ciptaan, jantung itu akan menjadi satu dengan setiap ciptaan yang terkecil pundi alam semesta ini. Qolbu yang telah memahami rahasia titik sembilan akan dapat melihat segala sesuatu, mendengar segala sesuatu, mengetahui segala sesuatu, merasa segala sesuatu, memindai segala sesuatu, 'Sampai Dia akan menjadi telinga yang dengannya dia mendengar, mata yang dengannya dia melihat, lidah yang dengannya dia berbicara, tangan yang dengannya dia menggenggam, dan kaki yang dengannya dia berjalan. Dia akan berbusana Ilahiyah, dia hanya perlu mengatakan kepada sesuatu Jadilah (kun)! Senada dengan dinyatakan dalam Tafsir Ibnu Aroby, jalalain dan itu akan terjadi.
Top of Form
Suka ·  · Bagikan · Ikuti Kiriman · 1 Oktobe
Bottom of Form
 Bismillahirrohmaanirrohiim.
Maka mendapatkan Bismillah yang hilang itu dengan kembali kepada ayat Bismillah. Itu adalah ayat pertama dalam al Quran ketika kita membuka al Quran pada halaman pertama. Itu ditempatkan pada awal setiap Surat di dalam al Quran kecuali untuk Surat 9 (At-Taubah). Bismillah yang hilang itu didapatkan dalam Surat 27 yang disebut Al Naml dalam ayat 30 (Lam=30 mewakili Mulk atau Kerajaan). Bila kita mempertambahkan angka Surat itu 2+7 = 9. Jadi, itu disengaja dibuang dari Surat 9. Kini soalnya adalah, Mengapa ayat 30 yang dalam bentuk angka tunggal adalah 3 (=3 +0) dan bukan ayat 20 yang akan menunjuk kembali ke Ba atau 2? (30 Allah memperlihatkan Raja Ciptaan yaitu Yang dikaruniai Kekuasaan adalah Pemilik Bismillah, Nabi Sulaiman menggunakan kekuasaan / kekuatan dari Bismillah ini untuk kerajaannya) sebagaimana telah kita ceritakan sebelumya. Jadi, Al Naml ditempatkan sebagai 9 ke tiga , (9, 18, 27) atau 9 x 3 = 27. Bahkan jika kita mengalikan nomer Surat dengan nomer ayat kita mendapat 27 x 30 = 810 = 8 + 1 + 0 = 9. Lagi lagi kita diberi tahu bahwa ini adalah tahap terakhir. Kita mencari Bismillah, carilah lagi, namun ingatlah selalu nomor / angka 3. Tiga adalah angka nilai huruf Arabic Jiim. Jiim tidak terdapat dalam ayat ini. Jadi menunjuk kepada apakah angka 3 ini? Terdapat hanya dua huruf yang terjadi 3 kali dalam Bismillah. Mereka itu adalah Alif dan Miim. Huruf pertama dalam Nama Allah adalah Alif. Huruf pertama dalam nama Nabi Muhammad adalah Miim. Nilai angka Alif adalah 1 dan nilai angka Miim adalah 40. Jika kita mengalikan nilai angka Alif dan Miim dengan angka dari kejadian (munculnya) mereka berturut dalam ayat Bismillah kita mendapatkan berikut ini: Untuk Alif 1 x 3 = 3. Untuk Miim 40 x 3 = 120 = (1 + 2 + 0) = 3.

Perhatikan ini!!
Alif mempunyai makna 1, Ba mempunyai makna 2, Jiim mempunyai makna 3, Dal mempunyai makna 4, Ha (bulat) mempunyai 5, Wawu mempunyai makna 6, Zai mempunyai makna 7, Ha (kecil) mempunyai makna 8, Tho mempunyai makna 9, Yaa mempunyai makna 10, Kaf mempunyai makna 20, Laam mempunyai makna 30, Miim mempunyai makna 40, Nun mempunyai makna 50, Siin mempunyai makna 60, A’in mempunyai makna 70, Faa mempunyai makna 80, Shood mempunyai makna 90, Qoof mempunyai makna 100, Roo mempunyai makna 200, Syiin mempunyai makna 300, Taa mempunyai makna 400, Tsaa mempunyai makna 500, Khoo mempunyai makna 600, Dzai mempunyai makna 700, Dhood mempunyai makna 800, Shood mempunyai makna 900, Ghoin mempunyai makna 1000. (Penjabaran makna dari makna menurut Ali bin Tholib K.W dan sahabat Rosulullah lainnya).

Maka dengan ini kita mengetahui rahasia pertama bisamillah. Maka perkiraan pertama untuk mencari 3 kejadian/kemunculan adalah benar. Perhitungan di atas membenarkan hal itu. Itu tidaklah cukup bagi Allah untuk memberi kita Kalimat Pertama La ilaha illallah Muhammadur Rosulallah. Dia memberi isyarat lagi disini, itu adalah ketika seseorang membaca ayat Bismillah, La ilaha illallah Muhammadur Rosulallah secara otomatis disebutkan oleh yang membacanya tanpa diketahui olehnya. Kalimat pertama ini juga dikenal sebagai Kalima Tayyab (Kesucian). Adalah pembacaan Kalimah Tayyab inilah yang mensucikan spiritualitas sang Muslim. Semua Utusan Allah tahu bahwa Nabi Muhammad akan dikirim oleh Allah sebagai Penutup semua Rosul. Ini adalah alasan lainnya mengapa ayat Bismillah diberikan kepada semua Rosul Allah dan ummatnya sejak Adam as sampai Isa as. Para Rosul Allah mengetahui rahasia tersembunyi dalam Bismillah. Ketika para Utusan ummat terdahulu meninggalkan mereka, Bismillah diambil kembali dari mereka. Ummat Muslim masih mempertahankan ayat ini karena mereka telah menerima bentuk dzohir (nampak) dari Kalimat pertama. Para Ummat lainnya itu tidak menerima Kalimat pertama dalam bentuk nampak/ dzohirnya. Di dalam Kalimat, kata kata adalah terungkap, sangat jelas, tak pelak lagi. Disini kata kata itu tersembunyi atau Batin. Ketika kita membaca Bismillah dengan keimanan penuh, Allah memberi kita karunia pertama karena telah membaca Bismillah, plus hadiah karena mengatakan Kalimat (Syahadat) Pertama tiga kali ditambahkan kepada karunia tadi. Allah sangat murah hati kepada ciptaan-Nya. Nabi Muhammad meninggalkan kepada kita sebuah kunci. Jika kita memperhatikan huruf yang membentuk tulisan Rosul Allah kepada kepala negara di sekitarnya agar mereka memeluk Islam, tulisan itu dimulai dengan Bismillahirrohmanirrohiim Muhammadur Rosuulallah. Itu adalah kunci bahwa Kalimat (syahadat) pertama tersembunyi di dalam ayat Bismillah. Bagian pertama dari Kalimat adalah tersembunyi, karena Allah tidak dapat terlihat di dunia ini. Bagian kedua nampak karena itu adalah fakta sejarah bahwa Nabi Muhammad Utusan Allah datang ke dunia ini dan meninggalkan bagi kita kaum Muslim Keajaiban al Quran. Hadits berikut ini juga menegaskan bahwa Muslim dianugerahi lebih dari sekali meskipun kebanyakan dari kita tidak mengetahui mengapa.Utusan Allah mengatakan, "Umurmu (keberadaanmu) dibanding dengan ummat sebelumnya, adalah seperti jangka waktu antara sholat Asar dan Maghrib. Ummat (kitab) Taurat dikaruniai Taurat dan mereka melaksanakan (isi) kitab itu sampai tengah hari dan mereka tidak dapat melanjutkannya. Dan mereka dikaruniai (hadiah sama dengan) satu Qirat masing masing. Kemudian ummat Injil dikaruniai Injil dan mereka melaksanakannya sampai sholat Asar dan mereka tidak dapat melanjutkannya, maka mereka dianugerahi (hadiah sama dengan ) satu Qirat masing masing. Kemudian kita dikaruniai al Quran dan kita melaksanakannya sampai maghrib (matahari terbenam), maka kita masing masing mendapatkan (sebuah hadiah) yang sama dengan dua Qirat. Atas hal itu, para ahli Kitab mengatakan, 'Para Muslim ini melakukan kerja lebih sedikit dibanding kami, tapi mereka mendapat hadiah lebih besar.' Allah berfirman (kepada mereka) : ‘Apakah Aku menganiaya kalian dalam hal hak hak kalian?' Mereka menjawab, "Tidak." Kemudian Allah berfirman, “Itu adalah barokah Ku yang Aku karuniakan kepada siapapun yang Aku kehendaki” (Shohih Bukhari). Tak seorangpun memandang kepada hal yang jelas, bila mencari kunci (atas sebuah rahasia).

Rahasia kedua Bismillah. Dengan berakhirnya dan selesainya pengiriman para Utusan, Nabi Muhammad dan ummatnya telah dianugerahi dengan (boleh) menyimpan ayat ini sampai dengan Hari Akhir. Mengapa? Karena Bismillah adalah Kunci Ke Surga. Apakah Nabi Muhammad telah menemui semua Utusan Allah terdahulu di Langit ketika Malam Mi’rooj (Naik Ke Langit)? beliau melakukan itu. Mereka semua memiliki Kunci ke Surga. Mereka semua memiliki ayat Bismillah. Disebutkan dalam sebuah Hadits Utusan Allah mengatakan beliau telah melihat empat sungai di surga dan sumber dari tiga sungai adalah tiga Miim dalam Bismillah, dan sumber satu sungai (lainnya) adalah huruf Ha dalam nama AllaH. Nama Nabi Muhammad memiliki dua Miim yang nampak. Miim pertama adalah tunggal. Miim kedua disebutkan dua kali, pertama sebagai huruf tanpa huruf hidup (vowel atau aksen) dan kemudian dengan huruf hidup yang dikaitkan dengan huruf itu. Ini diisyaratkan oleh Shaddah (w) di atas Miim kedua dalam nama nabi Muhammad. Dalam penulisan dan penghitungan hanya dua Miim yang nampak atau dihitung. Miim ketiga atau yang tersembunyi hanya terasa dalam pengucapan. Dari sini lah penekanan pada Zikir (atau penyebutan Nama Allah atau mengirimkan sholawat bagi Nabi Muhammad lagi dan sekali lagi) di dalam al Quran. Dengan Zikir, Allah membangunkan potensi tersembunyi dari abdi-Nya itu. Tiga Miim ini dalam nama Nabi Muhammad saw, darinya dua nampak dan ketiga tersembunyi, adalah cermin dari tiga Miim dalam Bismillah. Allah menyuruh kita dalam al Quran untuk mencari tanda tanda HIKMAH AL QURAN : Kami menurunkan itu sebagai al Quran berbahasa Arab agar supaya kamu dapat mempelajari hikmah.” (QS. Yusuf 12: 2). Perhatikan ayat tadi al Quran Arab agar supaya kamu belajar hikmah. “Sesungguhnya di dalam Yusuf dan saudara saudaranya terdapat tanda tanda bagi para Pencari (Kebenaran)”. (QS. Yusuf 12: 7). Perhatikan nama Surat, Yusuf. Apa yang pertama muncul dalam pikiran ketika nama Yusuf yaitu Rosul Allah disebutkan. Wajahnya yang tampan yang Allah karuniakan kepadanya. Kemejanya yang warna warni. Dilemparkan ke dasar sumur dan dijual sebagai budak. Menjaga dirinya tetap suci dari rayuan. Terpenjara untuk waktu tertentu dan Dibebaskan (dari penjara) dan dikukuhkan (diangkat) sebagai pejabat dihadapan penguasa. Bakatnya untuk mentamsilkan arti mimpi. Apakah hikmah yang disebutkan dalam ayat 2, dan bagaimana kita menghubungkannya dengan tanda tanda yang disebutkan dalam ayat 7? Nabi Yusuf as tampan untuk dipandang. Begitu juga al Qurani bahasa Arab adalah sebuah Pesan yang nampak (visual) jika kita siap untuk mencari Pesan Pesan. Kemejanya berwarna warni, dan itu digunakan untuk menyembuhkan kebutaan ayahnya Nabi Yaqub as. Kita orang Muslim memandang dengan mata buta kepada Pesan nampak (visual) dan spiritual al Quran dan hanya mengambil Pesan tersurat saja. Namun al Quran adalah sebuah Penyembuh dan Rahmat untuk mereka yang beriman. Nabi Yusuf as dilemparkan ke dalam dasar sumur dan dijual sebagai budak belian. Kita terkubur di dalam raga kita dan kita menjadi budak dari ide kita yang kaku (yang kita definisikan sendiri). Kita tidak memandang al Quran dengan pikiran terbuka. Nabi Yusuf as menjaga dirinya tetap murni dari bujukan/rayuan, kita kalah oleh rayuan dan bujukan, baik secara fisik atau spiritual dan menjadi tidak lagi suci. Kita tidak dapat menjaga jantung (kalbu) kita tetap bersih. Nabi Yusuf as terpenjara untuk waktu tertentu dan kemudian dibebaskan dan ditetapkan / diangkat sebagai pejabat mulia dihadapan penguasa. Kita menjadi tawanan diri kasar (Nafs) kita dan setan, yang darinya kita harus membebaskan diri kita sendiri, (agar) dan mendapatkan tempat terhormat yang menjadi hak kita di hadapan / hadhirat Allah. Allah sangat pengampun. Nabi Yusuf as memiliki anugerah dari Allah mentafsir mimpi. Kita semua memiliki sebuah kualitas khusus yang dianugerahkan Allah bagi kita. Kita harus mencari tahu apa bakat kita yang tertinggi potensinya dan menggunakan itu untuk kebaikan sesama makhluq.

Rahasia Bismillah sebagai kunci ke surga. Kunci ke surga ditempatkan di ayat pertama sekali dalam al Quran dan kita tetap saja luput perhatian terhadapnya dari waktu ke waktu. Beberapa pembaca akan mengatakan bahwa nuktoh dan aksen bukanlah bagian dari bahasa Arab (al Qur’an) aslinya. Itu memang benar. Nuktoh dan aksen (dialek) diperkenalkan oleh Khalifah Usman Ghani (ra). Dia adalah salah satu sahabat Nabi Muhammad saw. Para Sahabat Allah secara spiritual tercerahkan oleh kedekatan mereka kepada Nabi s.a.w. Usman Ghani (ra) tahu betul apa yang dia kerjakan. Dengan menambahkan nuktoh/titik dan aksen, dia memperlihatkan beberapa rahasia bagi mereka yang memiliki pandangan (mata). Hanya mereka itulah yang akan melihat Pesan tersembunyi yang dibimbing Allah. Alasan jelas untuk menambahkan aksen dan nuktoh adalah sedemikian hingga setiap orang, di manapun berada di dunia ini dapat mengenali huruf dan membaca al Quran sebagaimana dia harusnya dibaca dengan ucapan yang benar. Ini adalah tekanan utama dalam masa kini. Bagaimana menyebutkan kata Arab secara benar, belum lagi tentang pemahaman tentang makna spiritual dari apa yang kita baca. Huruf yang membentuk kata-kata adalah indikasi yang nampak dari sebuah pesan. Akhirnya ketika membaca al Quran, huruf yang tersembunyi akan menjadi muncul. Setelah mengenali Alif maka Allah adalah Sang Pencipta kita melalui tanda tanda dari makhluq-Nya. Kemudian mengenali Miim maka Nabi Muhammad adalah Rosul Allah. Tahap terakhir adalah untuk mengenali Ba yang adalah diri kita sendiri. Semua ini hadir di dalam ayat Bismillah. Kita perlu mengenali diri kita sendiri. Itu bukan karena Allah memerlukan sholat kita. Itu bukan karena Nabi Muhammad akan mendapatkan keuntungan dari doa (sholawat) kita . Bahkan sebaliknya, kita memerlukan safa’at Nabi Muhammad pada Hari Pengadilan. Kita harus mengenali diri kita sendiri karena kita berhutang itu kepada diri kita sendiri dan bukan untuk siapapun lainnya. Kita telah dikirim oleh Allah sebagai Kholifah (wakil) Nya. Kita harus mencoba keras untuk mendapatkan posisi itu dihadapan Sang Maha Pengatur (Robb) kita.

Asma Allah yang diawali dengan huruf Baa’ Bismillahirrohmaanirrohiim yaitu Baais yaitu Maha Menghidupkan Kembali (The Resurrector). Al Baaqii yaitu Maha Lestari (The Everlasting). Al Barrii yaitu Maha Perubah (The Evolver). Al Baasit yaitu Maha Pengembang (The Expander). Al Baatin yaitu Maha Tersembunyi (The Hidden). Al Badii yaitu Maha Penemu (The Originator). Al Barr yaitu Maha Sumber Kebaikan (The Source of Goodness). Al Basiir yaitu Maha Melihat (The Seeing). Al Burhaan yaitu Maha Bukti (The Evident).
Bismillahirrohmaanirrohiim.
Melanjutkan kembali.
Alif mempunyai makna 1, Ba mempunyai makna 2, Jiim mempunyai makna 3, Dal mempunyai makna 4, Ha (bulat) mempunyai 5, Wawu mempunyai makna 6, Zai mempunyai makna 7, Ha (kecil) mempunyai makna 8, Tho mempunyai makna 9, Yaa mempunyai makna 10, Kaf mempunyai makna 20, Laam mempunyai makna 30, Miim mempunyai makna 40, Nun mempunyai makna 50, Siin mempunyai makna 60, A’in mempunyai makna 70, Faa mempunyai makna 80, Shood mempunyai makna 90, Qoof mempunyai makna 100, Roo mempunyai makna 200, Syiin mempunyai makna 300, Taa mempunyai makna 400, Tsaa mempunyai makna 500, Khoo mempunyai makna 600, Dzai mempunyai makna 700, Dhood mempunyai makna 800, Shood mempunyai makna 900, Ghoin mempunyai makna 1000. (penjabaran makna dari makna menurut Ali bin Tholib K.W dan sahabat Rosulullah lainnya).

Nilai Numerik huruf Baa’segala sesuatu dalam Islam memiliki makna lahir biasa dan sebuah makna-dalam (spiritual). Kedua makna itu berlaku, namun kebanyakan Muslim hanya menyadari makna lahirnya saja. Makna spiritual ayat 4 Surat 74 (Al Muddassir) “Dan jagalah pakaian mu bersih dari noda”. Adalah ayat 11 surat al-Anfal “Ingatlah Dia menyelimuti kalian dengan semacam rasa kantuk dari Diri Nya agar kalian merasa tenang dan Dia membuat hujan turun kepada kalian dari langit (surga/janah) untuk dengannya membersihkan dirimu untuk membuang darimu noda Setan untuk memperkuat qalbumu dan untuk menanamkan kakimu kuat kuat dengan itu” dan ayat 14 Al-Muthoffifiin (83) “ Sesungguhnya! namun di qolbu mereka terdapat noda dari (keburukan) yang mereka perbuat!”. Ketika kita mencoba membuang tetes terakhir air seni secara lahirnya, di dalam (batin) kita membuang noda Setan dari qolbu kita. (Apabila kamu memperhatikan tentang apa yang orang tidak tahu atau lihat, maka kamu mencapai bagus bagusnya spiritual Ihklas) Pensucian lahir dan pensucian batin harus terjadi bersamaan. Ketika seorang membasuh tangannya, dia harus membasuh qolbunya bersih dari keduniaan. Ketika dia memasukkan air ke dalam mulutnya, dia harus mensucikan mulutnya dari menyebut selain Allah. Ketika dia membasuh mukanya, dia harus berbalik dari semua hal yang keseharian dan menghadap kepada Allah. Ketika dia mengusap kepalanya, dia harus menyerahkan urusannya kepada Allah. Ketika membasuh kakinya, dia tidak boleh membentuk niat untuk berpihak kepada apapun kecuali sesuai dengan Perintah Allah. Maka dia akan disucikan dua kali.Perhatikan kita sedang membicarakan tentang Ba atau 2, atau lahiriah dan batiniah, Kesucian lahiriah tidak berguna tanpa kesucian batiniah. Mereka berdua harus disatukan untuk mencapai kesucian sejati. Ini dicapai bila qalbu dan pikiran tersucikan dari semua pikiran dan keinginan buruk (sataniah) dengan menjaga agar Allah selalu dalam pikiran. Ketahuilah bahwa Allah melihat setiap tindakan kita, dan Allah mendengar setiap kata kata kita dan Allah mengetahui setiap pikiran kita. Jika kita dapat mempertahankan tahap itu, selalu sadar akan Hadhirat Allah, kita akan tersingkir dari dosa. Setelah mensucikan baju lahir dan batin kita, barulah kita bisa mendekati Allah. Dia kemudian menaikkan kita di atas para malaikat dan membuat mereka bersujud kepada Adam. Maka Tayyab adalah (Sayyidina TaHa al-Tohir) Toin untuk pensucian, Ya untuk dengan pengetahuan kita selalu dalam Hadhirat Allah, Ba untuk nuktoh atau tetes atau qolbu. “Untuk Allah kepemilikan semua yang berada di langit dan di bumi. Apakah kamu memperlihatkan apa yang ada dalam pikiran kamu atau menyembunyikannya Allah minta kamu mempertanggung jawabkannya. Dia mengampunkan siapapun yang Dia kehendaki dan menghukum siapapun yang Dia kehendaki. Allah memiliki kuasa atas segala sesuatu”. (QS. Al Baqoroh 2 : 284).

Nilai Numerik Tersembunyi Baa’. Memandang kepada huruf Ba dengan cara lain. Jika kita menulis huruf itu sebagaimana kita membacanya, itu tertulis. Ba, Alif dan Hamza. Maka nilai numeriknya menjadi ( Ba = 2, Alif = 1, Hamza = 1) 1+1+2 = 4. Memandang kepada ayat Bismillah, terdapat 3 Miim dari BisM Allah Ar RohMaan Ar RahiiM. Allah merubah nuktoh/titik pada Ba atau tetes menjadi sebuah makhluq dengan 3 elemen, Bumi, Api dan Air. Setelah kelahiran bayi yang baru lahir jika ditetapkan untuk hidup diberi Napas Allah yang diwakili oleh huruf Ha dari nama AllaH dalam ayat Bismillah. Itu menambahkan elemen ke empat Udara. Dengan elemen terakhir itu Allah menyelesaikan penciptaan. Jika bayi yang baru lahir itu tidak ditetapkan (ditakdirkan) untuk hidup, maka elemen ke empat itu ditahan. Begitu juga pada saat kematian, Allah membuang elemen ke empat dari seorang makhluk melalui malaikat Izroiil. “Yang mengatakan ketika dilanda musibah: "Kami milik Allah dan kepada Nya kami kembali." ( QS. Al-Baqoroh 2: 156).

Bismillah terdiri atas 19 huruf (Al Quran berisi 114 (= 6x19) Surat, kedalam dengan 30 Juz kedalam 7 ayat Fatihah kedalam 19 huruf Bismillah kedalam BA) 1-9 semua ciptaan dalam 1 sampai dengan 9 Allah menunjukkan Kode Bi-Nair pertama. Yang mewakili 1 Pencipta yang menciptakan seorang manusia dalam 9 bulan dan suara pertama yang harusnya diterima bayi yang baru lahir itu adalah Adzan. Ini memberi keterangan pendatang baru itu:Allahu Akbar, Allahu Akbar, (Allah Maha Besar, Allah Maha Besar) Allahu Akbar, Allahu Akbar, Saya bersaksi tiada sesembahan kecuali Allah, Saya bersaksi tiada sesembahan kecuali Allah, Saya bersaksi Muhammad adalah Utusan Allah, Saya bersaksi Muhammad adalah Utusan Allah, Datanglah kepada shalat, Datanglah kepada shalat, Datanglah kepada kebaikan (kemenangan), Datanglah kepada kebaikan (kemenangan), Allahu Akbar, Allahu Akbar, Laa ilaha illallah (Tiada sesembahan kecuali Allah). Memperhatikan Adzan, Allahu Akbar disebutkan sebanyak empat kali awalnya. Ini adalah untuk memberi tahu bayi yang baru dilahirkan bahwa dia telah diciptakan Allah dari empat elemen. Ini sama dengan nilai numerik tersembunyi dari Ba. Setelah itu setiap kalimat diulang dua kali yang adalah nilai normal Ba. Pada akhirnya Laa ilaha ill Allah disebutkan hanya sekali. Ini untuk menekankan bahwa meskipun kamu, bayi yang baru lahir, diciptakan dari Ba, Pencipta kamu adalah Allah yang SATU. Adzan itu diserukan ke telinga kanan. Setelah menyelesaikan Adzan di telinga kanan, itu diucapkan lagi pada telinga kiri (qomat). Maka Adzan itu disuarakan dua kali seluruhnya. Ini seimbang dengan ciptaan baru itu dari nuktoh Ba dan nilai numeriknya. Nuktoh dibawah Ba juga mewakili putaran Utusan sebelum kedatangan Muhammad . dan Muhammad menjadi penutup para Nabi diwakili diakhir ayat Bismillah dengan huruf Miim, Ayat Bismillah diberikan kepada setiap Rosul Allah dari Adam as ke Isa as. Namun, Bismillah ditarik dari ummat lainnya ketika Rosul Allah mereka meninggalkan mereka (wafat). Akhirnya Bismillah diberikan kepada Sayyidina Muhammad dan ummatnya. Para Muslim adalah satu satunya ummat yang masih mempertahankan ayat ini. Mengapa? Karena alasan di belakang ini adalah bahwa Miim diperlukan di akhir ayat ini untuk menyempurnakannya. Setelah Nabi Muhammad pintu Utusan Allah telah tertutup. Nabi Muhammad sebagai penutup dari lingkaran Utusan Allah. Maka Nabi Muhammad dan ummatnya, yaitu para Muslim, adalah penjaga dan pemilik sah dari ayat (Bismillahirrohmaanirrohiim) ini.

Penggunaan yang disengaja dari huruf Baa’ di dalam Al-Quran. Marilah kita perhatikan contoh lain dari huruf Ba dari al Quran ayat 96, Bayt (Rumah) pertama ditetapkan untuk manusia adalah bahwa Bi (dalam) Bakka penuh MuBaroka (berkah) dan petunjuk untuk semua jenis ciptaan, ayat 97 Di dalam nya terdapat tanda tanda jelas; maqom Ibrahiim; barang siapa yang memasukinya mereka mendapatkan keselamatan; (dalam) pergi hajji terdapat sebuah kewajiban manusia terhadap Allah (bagi) mereka yang mampu melakukannya; namun bila siapapun mengingkari iman, Allah teguh kokoh tidak memerlukan yang manapun di antara ciptaan Nya.(QS. Al Imron 3: 96-97). Mengambil contoh Haji, perjalanan ke Makkah (Mecca), jika ditinjau dari kontex ini mewakili sebuah lingkaran atau nuktoh. Ka’aba (Sang Kubus) adalah pusatnya, dan manusia membuat Thowwaf, atau berputar mengitari Ka’aba itu. Perhatikan bahwa nama Ka’aba memiliki huruf Ba menjelang akhir. Namun nama Ka’aba tidak digunakan di dalam ayat tersebut di atas. Karena huruf Ba adalah menjelang akhir dari kata / nama Ka’aba, untuk memperlihatkan huruf Ba Bayt (rumah) pertama digunakan untuk menunjuk kepada Ka’aba. Bila itu belum menunjukkan secara jelas maka selanjutnya ditekankan oleh kata pertama sesudah (yang menjelaskan) Bayt. Pertama, Ba pertama! Kata Bayt membawa huruf Ba mengawali kata Bayt atau di tempat pertama. Bahkan jika kunci ini juga terlewat, terdapat petunjuk ketiga. Makkah dituliskan sebagai Bakkah. Huruf Ba muncul empat kali dalam ayat 96 di atas. Sebagaimana disebutkan sebelumnya, terdapat empat elemen, Bumi, Api, Air dan Udara digunakan dalam penciptaan. Jika kita menempatkan sebuah 0 atau nuktoh setelah (angka) 4 kita mendapatkan 40 yang adalah nilai numerik dari Miim. Jika huruf Ba dalam Bakkah digantikan dengan Ma atau Miim, nama kota itu menjadi Makkah. Allah tidak menggunakan kata Ka’aba namun kata Bayt sebagai gantinya. Allah tidak menggunakan kata Makkah namun kata Bakkah sebagai gantinya diawali oleh Bi. Kemudian kata MuBaroka digunakan untuk petunjuk lagi, Lihatlah! Miim (Galb Muhammadia) telah digantikan oleh Ba. Lihatlah! Miim dan Ba diperlihatkan bersama di sini. Miim sebetulnya bisa digunakan, tetapi itu tidak demikian. Maka, Lihatlah pada Ba!. Lihatlah lagi pada huruf Bad an belajarlah. Surah 3 ayat 96 berakhir dengan petunjuk untuk semua jenis ciptaan dan ayat berikutnya, ayat 97 diawali dengan di dalam nya terdapat tanda tanda yang jelas, artinya nampak, bukti, jelas, terang, tak pelak lagi. Apa tanda yang jelas, nampak, bukti, jelas, terang, tak pelak lagi? Allah memperlihatkan kepada kita pembentukan sebuah Atom sebelum ilmuwan fisika nuklear muncul di panggung (dunia). Definisi dari sebuah atom. Sebuah atom terdiri atas partikel (zaroh) terkecil yang tak dapat dipecah lagi. Sebagian besar itu terdiri atas ruang kosong. Pada pusat ruang ini terdapat inti yang sangat kecil yang disebut nucleus. Massa itu terkonsentrasi di dalam nucleus itu. Satellite yang disebut elektron berkeliling dalam orbit di sekitar nucleus itu.• Para hajji mengitari Ka’aba adalah sebuah pencitraan visual dari sebuah atom dalam skala besar. Ka’aba itu adalah nucleus nya dan manusia yang mengelilinginya adalah elektron nya. Ahli nuklir Kristen mungkin menyatakan telah menemukan atom ini. Kenyataannya Allah telah memberi tahu kita untuk memperhatikan huruf Ba 1400 tahun yang lalu. Sayangnya tak seorang sarjana Muslim pun hadir pada titik penemuan atom itu untuk membuktikan apa yang al Quran ungkapkan adalah Kebenaran. Kita Muslim selalu mengandalkan pada para Non-Muslims untuk membuktikan Kalimat Allah adalah Kebenaran. Saya tahu ayat 96 mengatakan petunjuk bagi semua ciptaan, namun akan lebih melegakan jika para Muslim menemukan beberapa tanda tanda Allah dalam hari hari dan masa ini. Tidaklah cukup baik untuk hidup dalam kejayaan masa lalu. Kata operasional nya adalah (masa) lalu. Kebanyakan dari para Muslim saat kini mengekor di belakang dalam penemuan bidang ilmu dan teknologi. Bahkan sebagian Muslim memandang ilmu dan teknologi sebagai musuh Islam. Kelompok terakhir ini sama sekali tersesat. Seseorang harus mencari perlindungan Allah dari mereka yang tersesat ini, karena semua ilmu berasal dari Allah apakah itu spiritual atau sains. Kedua duanya ilmu spiritual dan sains bekerja bersama sama. Sebagai contoh teknologi diturunkan dari huruf Baa’, mari kita perhatikan kemajuan ilmu pengetahuan dan lihatlah bagaimana itu terkait dengan huruf Ba. Hampir setiap orang di masa dan zaman sekarang ini telah melihat dan bahkan juga menggunakan sebuah komputer. Meskipun para penemu komputer itu tidak menyadari hal ini namun mereka mendasarkan komputer itu pada huruf Ba yang adalah angka dua. Komputer itu hanya mengenal dua situasi, sambung atau putus, yang mewakili 1 atau 0 yang disebut sistem/format Binair. (Al Quran dalam Bismillah = 19 kode Binair untuk ciptaan). Perhatikan terdapat dua kondisi yang adalah nilai numerik Ba atau sebagaimana para ilmuwan suka menyebutnya sebagai BI (dua). Nilai 0 itu mewakili nuktoh (titik). Jika pemakai komputer itu mungkin memasukkan angka dengan sistem sepuluh /desimal, komputer itu tidak dapat menggunakan (masukan) mereka itu. Perangkat lunak itu harus mengubah angka desimal ke dalam format binair sebelum perangkat keras itu dapat membuat perhitungan apapun. Setelah menghitung jawaban binair (Utusan Dhzohir Allah Yang Menghubungkan Sang Pencipta dengan Ciptaan Nya, Tawassul) dari perangkat keras harus dirubah kembali ke dalam sebuah angka desimal oleh perangkat lunak itu untuk memberi makna bagi pengguna komputer itu. Kemudian kita mencermati al Quran lagi, dan kita diberi tahu oleh Allah dalam surat Yasiin ayat 36-37 “Maha Suci Allah Yang menciptakan berpasangan semua yang diproduksi / dikeluarkan bumi dan juga sebagaimana di antara jenis mereka sendiri dan berbagai hal yang mereka tidak memiliki ilmu. Dan sebuah tanda untuk mereka adalah Malam: Kami menariknya dari Siang dan lihatlah mereka terbenam dalam kegelapan”. Begitupun pada ayat 1-3 surat Al-Lail (92) “Demi Malam ketika dia menyembunyikan, Demi Siang ketika dia muncul dalam kegemilangan, Demi penciptaan lelaki dan perempuan. (92 cerminnya adalah 29 Ilmu ghaib, nama ke 9+2=11 Rosul adalah YaSeen (Muhammad) yaitu (ayat) 36 Rahasia Ya Seen adalah Decoder antara Ciptaan dengan Sang Pencipta) ALLAH SANG ASAL USUL (ORIGINATOR). Kita diberi tahu tentang dua keadaan malam dan siang, yang dapat disamakan dengan 1 dan 0 atau 0 dan 1 tergantung kepada pilihan kita. Kata ciptaan digunakan dalam kedua Surah 36 dan 92, untuk menekankan, 2 keadaan itu. Analogi lain dari dua adalah, satu keadaan adalah keadaan tak tercipta dan keadaan lainnya adalah keadaan tercipta. Asma Allah Sang Pencipta dalam kedua kasus adalah al Kholiq. Dalam keadaan tak tercipta, benda itu adalah dalam bentuk ingatan, atau visi (bayangan). Kemudian dalam keadaan tercipta benda itu mengambil bentuk fisik dan tampak di dalam dunia. Namun ciptaan sesungguhnya adalah dalam bentuk Ba. (Sebagaimana Dia memberi Rahim Perempuan kekuatan Penciptaan Sang Raja (al Malik) harusnya mengawasi). Allah tidaklah menciptakan secara fisik (dengan tangan). Dia tidak memerlukan itu: “Badeeu (Sang Asal Usul) langit dan bumi! Apabila Dia menetapkan sebuah hal, Dia mengatakan: Jadilah (kun)! Dan jadilah itu (QS. Al-Baqoroh 2 :117).

Namun demikian ada cara lain untuk melihat hal itu. Bismillah, memulai dengan huruf Ba. Huruf ini mewakili ciptaan. Allah menciptakan segala sesuatu dari sebuh nuktoh. Manusia, hewan, tumbuhan, mereka semua diciptakan dari nuktoh atau biji. Bahkan biji itu sendiri diciptakan dari nuktoh yang kita sebut atom. Apabila kita terapkan hal ini kepada gas, mineral dan cahaya, itu tetap berlaku. Bahkan atom jika dipecah pecah lebih lanjut menjadi electron, proton, neutron dan photon mereka semua bergerak berputar mengitari nucleus, memberi effek (kesan) sebuah nuktoh. Jika kita mengarahkan pandangan kepada matahari, bulan, bumi dan semua planet lainnya, bahkan mereka ini seperti nuktoh. Bahkan lintas putaran (orbit) planet adalah lingkaran, mewakili sebuah nuktoh. Jadi apapun yang kita lihat dapat diartikan sebagai sebuah bentuk, raga atau bentuk, atau itu dapat dilihat sebagai sekumpulan nuktoh atau atom yang saling melekatkan diri untuk menghasilkan sebuah pola. Mereka semua memiliki satu hal yang sama. Semua ini, hewan, tanaman, mineral, sesungguhnya seluruh alam semesta (cosmos) diciptakan oleh Satu Wujud adalah Sang Pencipta, Yang tidak diciptakan. Apakah nuktoh itu bergerak searah jarum jam atau berlawanan arah jarum jam? Analogi lain dari Tawaf (hajji mengelilingi Kabbah) adalah bahwa Bumi berputar pada sumbunya dari timur ke barat karena matahari terbit di timur dan tenggelam di barat. Gerakan ini adalah berlawanan dengan arah jarum jam. Begitu juga dengan Tawwaf, mengambil Kaaba sebagai sumbunya. Haji mengelilingi Kaaba berlawanan dengan arah jarum jam. Bumi itu sendiri mengelilingi matahari dalam lintasannya dalam arah berlawanan arah dengan jarum jam. Terdapat kesempatan lima pupuh-lima puluh, itu adalah betul. Sama saja, terdapat kesempatan lima puluh – lima puluh, itu adalah salah. Karena petunjuk itu dari Allah, Tawwaf itu berharmoni sempurna dengan ciptaan Allah : malam dan siang. Tawwaf itu berharmoni sempurna dengan ciptaan Allah : musim (yang diakibatkan letak) matahari. Kini, jika kita memandang jam dan arloji, gerakan mereka adalah searah jarum jam, yaitu dari kiri ke kanan seperti halnya menulis bahasa Inggris contohnya. Jika sekiranya penemu jam adalah seorang Muslim mungkin kita hari ini akan memiliki jam dengan gerakan dari kanan ke kiri. Yang adalah berlawanan arah jarum jam dengan angka yang juga meningkat dengan arah berlawanan jarum jam. Maka arah berlawanan jarum jam akan menjadi sesuai arah jarum jam. Maka para penemu jam (yang kita kenal) hari ini dulunya secara di bawah sadar mencoba untuk menguasai waktu dengan merancang jam yang berlawanan dengan perputaran bumi dan orbitnya. Semua ini adalah agar supaya menghindari pertemuan mereka dengan Sang Pencipta mereka. Mereka mengabaikan dua hal. Satu, waktu tidak menunggu manusia. Dua, bahkan bila waktu bergerak mundur, mereka akan tetap bertemu dengan Sang Pencipta mereka. Karena Dia hadir pada saat awal, Dia hadir pada saat kini. Dan Dia akan hadir selalu. Sayyidina Muhammad saw bersabda: "Allah hadir dan tiada sesuatupun selain Dia". Dan Ali bin Tholib (ra) menjawab: "Dan Allah adalah kini seperti halnya Dia sebelum ini". Yang artinya 'Saat ini adalah sama dengan saat yang itu juga. Kini setelah kita melihat Tawwaf dalam makrokosmos. Mari kita melihatnya dalam mikrokosmos, Setiap atom dari sebuahbentuk, apakah itu manusia, tetanaman, batu dan bahkan benda yang paling keras pun seperti diamond (berlian) dan tungsten sedang melakukan Tawwaf berkesinambungan, siang dan malam, malam dan siang. Mereka semua memiliki zaroh (nuktoh) yang berputar pada sumbunya. Penemuan atom adalah kemajuan ilmu pengetahuan dalam masa kita ini.

Bismillahirrohmanirrohiim.
Menurut Rasyad Kholifah dalam tafsir beliau al-Amanah bahwa Bismillahirrohmaanirrohiim adalah 19 huruf, beliau melanjutkan dengan menyatakan bahwa jumlah bilangan kata-kata Basmalah yang terdapat dalam al-Quran tersebut walaupun berbeda-beda namun keseluruhannya habis terbagi oleh angka 19. Yang mana hal ini terjadi perbedaan pendapat dalam mengenai Hisab al Jummal. Beliau membagi perinciannya kedalam
1. Ism dalam al-Quran sebanyak 19 kali
2. Allah sebanyak 2. 698 kali yang merupakan perkalian 142x19
3. Ar-Rohmaan sebanyak 57 kali = 3 x 19
4. Ar-Rohiim sebanyak 114 = 6 x 19
Untuk lengkapnya dapat membaca kitab tafsir beliau dan didukung juga dengan Prof. Elnaby dalam Kecepatan cahaya dan keajaiban al-Quran.

Saudaraku sebenarnya sangat banyak rahasia dibalik Basmalah ini dari para ulama kita baik ulama salaf (terdahulu) maupun ulama kholaf (masa kini), sebagaimana telah kita sebutkan sedikit rahasianya baik dari segi syari’at maupun hakikat dari para ulama syari’at maupun sufi. Selain telah saya sampaikan, kita bisa mengkaji kitab-kitab lainnya yang tidak kalah lebih penting dan luas khazanahnya agar dapat menambah keyakinan kita terhadap Allah swt. Kita rujuk, kitab Bayan I’jaz al Quran al khottabi, Illmu Munasabat al-Quran, Mafatih al-Ghoib Fakhruddin ar-Rozi, Tafsir Abu Ishak asy Syatibi, Nazhm ad- Duror fi Tanasub al Ayat was Suwar Ibrohim bin Umar al Biqo’I, Al Mu’allim bil Burhan fi Tartib Suwar al-Quran Abu Ja’far Ahmad bin Ibrohim bin Zubair, Al-Burhan Imam Badruddin Muhammad bin Abdullah az-Zarkasyi, Asror Tartib al-Quran Imam Jalaluddin Asy Sayuthi, Al-Itqon Asy Sayuthi, Nazhm ad Duror Abu Fadhl Muhammad bin Muhammad al Masydaly al Maghriby, Tafsir Muhammad Abduh dan Rasyid Ridho, an-Naba’ al ‘azhim dan al Madkhol ila al Quran al Karim Abdullah Darraz, dan karya-karya seperti Mahmud syaltut, Sayyid Quthub, Syekh Muhammad al Madany, Muhammad Hijazi, Ahmad Badawi, Syekh Muhammad Ali as Shobuni, Muhammad Sayyid Thanthowi, Mutawalli asy-sya’rowi, Al-lusi dll. Semua ulama tafsir baik ia bercorak kajian bahasa, baik mu’tadzilah atau Ahlussunnah wal jama’ah. Tapi menurut saya karya Ibrohim bin Umar al Biqo’I lebih mempunyai keserasian dan hampir sama dengan ungkapan karya Imam Suyuthi yang sangat menarik. Dan diluar dari itu ada ulama besar Syi’ah yang menurut saya dalam pengungkapan Bismillah sangat menarik berbeda dengan ulama lain yaitu Sayyid Muhammad Husain at-Thobathba’I dengan karyanya Al-Mizan.

Saya tutup, dengan cerita lagi mengenai “Bismillahirrohmaanirrohiim” yaitu cerita Uwais al Qorni r.a yaitu seorang wali Allah yang sangat besar mahabbahnya kepada Sayyidina Muhammad saw namun tidak pernah bertemu dengan Rosulullah saw walaupun sezaman dengan beliau karena ketika beliau ingin bertemu Rosulullah, Rosulullah sedang berperang, sehingga beliau pulang kembali ke Yaman karena sangat cinta dan patuh merawat Ibunya yang sedang sakit. Saking cintanya beliau ke Rosulullah, saat mendengar Rosulullah terperosok dalam perperangan yang mengakibatkan gigi Rosulullah lepas maka Uwais al-Qorni r.a pun memukuli gigi beliau dengan batu hingga lepas. Beliau juga yang dikatakan oleh Rosulullah saw orang yang tidak dikenal dibumi namun terkenal di langit. Dan suatu hari ketika beliau dalam perjalanan beliau menghadapi goncangan hebat ditengah laut, lalu beliau keluar dari kapal tersebut dengan Bismillahirrohmaanirrohiim dan dengan Bismillahirrohmaanirrohiim juga menyelamatkan orang lain yang ada dikapal tersebut yang meminta bantuan beliau, dengan Bismillahirrohmaanirrohiim juga beliau mengembalikan kapal yang telah tenggelam dan harta benda didalam kapal yang telah tenggelam kembali timbul seperti semula.

Begitupun cerita Syekh Abdul Qodir Jailani qs. Dalam beberapa kitab al Manaqib dari para murid-murid beliau, ketika syekh sedang mengajarkan muridnya di madrasah beliau, ada burung yang selalu berisik dan suara itu sangat mengganggu pengajian beliau, lalu beliau memerintahkan angin untuk mematahkan kepalanya dan memisahkan kepala dengan tubuhnya. Setelah angin melakukan itu maka syekh turun dari kursinya dan mengusap burung tersebut sambil mengucapkan Bismillahirrohmaanirrohiim maka burung itu terbang kembali dan itu disaksikan banyak oleh murid beliau.

Demikian, insyaallah semua postingan dicopykan kembali digroup PIC agar dapat selalu kita baca kembali. Dan semoga ada dari kita semua yang menambahkannya dari manapun sumbernya akan menambah khazanah keilmuan kita. Semoga bermanfaat buat kita semua dan marilah kita memulai segala perbuatan kita dengan Bismillahirrohmaanirrohiim agar kehidupan dan perbuatan kita diridhoi oleh Allah Subhanahu wata’ala. Wallahua’lam bisshowab.

1 komentar: