Banyak orang berpikir
bahwa berdakwah itu keharusan ke orang lain, yang penting berdakwah. sehingga
orang berlomba untuk berdakwah dengan cara apapun termasuk dengan cara yang
keji untuk menuju ma'ruf padahal mencegah kemungkaran itu harus dengan hal yang
ma'ruf bukan dengan cara kemungkaran lagi. itu disebabkan kesalahan pemaknaan
dalam quu anfasakum wa ahlikum naaro dan watawaa shobil haq watawa
shoubisshobr. sehingga cara apapun dianggap halal. Rosulullah mencegah kemungkaran dimulai dari dirinya sendiri karena Muhammad bin
Abdullah sama dengan kita hanya beda karena beliau seorang utusan. sehingga
Allah nyatakan wamaa muhammad illa Rosuul. Muhammad itu gak ada yang ada adalah
Rosulullah. Karena Rosulullah juga memulai dari dirinya sendiri sebagai bentuk
kecintaannya kepada Allah. Rosulullah menyampaikan kepada kaum Quraisy risalah
Allah bukan risalahnya beliau. beliau merobah sistem manusia kepada sistem
Allah, dengan menjaga para kaum Quraisy sebagai tokoh-tokoh Quraisy dari api
neraka. Menjaga para ahli, baik itu orang berilmu, berpengaruh, orang yang
dipanuti, kerabat, sahabat, keluarga, masyarakat dari api neraka agar tidak
menjauh dan meninggalkan sistem dari Allah, hukum Allah, aturan Allah.
Rosulullah tidak merobah diri beliau sebagai ganti para tokoh Quraisy tapi
beliau merobah pola watak dan moralitas para kaum Quraisy, dengan cara yang
ma'ruf, dengan cara yang baik dan penuh hikmah. beliau tidak bercita-cita
menjadi pemimpin sebuah wilayah, beliau hanya merobah moralitas dan ideologi
manusia. Rosulullah tidak menghalalkan dengan cara kemungkaran untuk merobah
kemungkaran. Rosulullah menasehati dan memperingatkan kebaikkan dengan
kesabaran bukan menuhankan nafsu beliau agar orang cepat mengikuti beliau pada
saat itu juga karena beliau mengetahui bahwa beliau hanya seorang utusan.
Beliau menunjukkan diri beliau sebagai Muhammad adalah utusan sehingga para
kaum saat itu banyak yang masuk Islam karena akhlak beliau bukan karena sebuah
ucapan nasehat yang dipikirkan kebanyakkan orang dengan berdakwah dalam artian
sempit. Ketika beliau menjenguk orang ingkar pada Allah yang sedang sakit
beliau tidak berdakwah, hanya menyapa dengan akhlak, sedikitpun beliau tidak
memberikan nasehat atau berdakwah dalam artian sempit yaitu ceramah atau
mengungkapkan dalil atau menasehati melainkan hanya hubungan manusia ke
manusia. Karena dalil/bukti itu hanya perintah Awal sebagai penguat bagi yang
ingkar dan akan ingkar serta membantah. Kesalahan inilah yang menyebabkan umat
Islam saling serang satu dengan yang lainnya dengan tidak mengambil pelajaran
dari orang-orang terdahulu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar